Tren #KaburAjaDulu Ramai, Ini Ternyata Gak Enaknya Hidup di Luar Negeri Menurut Gitasav
Tren 'Kabur Aja Dulu' mencerminkan frustrasi anak muda Indonesia terhadap kondisi sosial dan ekonomi.

Tren viral di media sosial Indonesia dengan tagar #KaburAjaDulu menunjukkan keinginan besar di kalangan kaum muda untuk meninggalkan tanah air. Fenomena ini muncul sebagai respons terhadap berbagai tantangan yang mereka hadapi, seperti kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak dan biaya pendidikan yang kian melambung.
Dalam konteks ini, banyak anak muda merasa frustrasi dan tertekan dengan situasi yang ada, sehingga mereka beranggapan bahwa mencari peluang di luar negeri adalah solusi yang lebih baik. Menurut Gitasav, seorang influencer yang sering membahas isu-isu sosial, meskipun hidup di luar negeri terlihat menarik, ada sejumlah tantangan yang juga perlu diperhatikan.
Dalam postingan story Instagramnya di akun @gitasav, ia menjelaskan bahwa tidak semua hal di luar negeri seindah yang dibayangkan. Banyak anak muda yang terjebak dalam realitas baru yang tidak selalu lebih baik dibandingkan dengan apa yang mereka tinggalkan.
Berbagai faktor yang mendorong tren ini antara lain adalah rendahnya upah yang diterima oleh pekerja muda, tingginya biaya pendidikan, dan ketimpangan sosial yang kian mencolok. Semua ini menciptakan rasa ketidakpuasan yang mendalam di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda.
Kesulitan Mendapatkan Pekerjaan yang Layak
Salah satu masalah utama yang dihadapi anak muda di Indonesia adalah kesulitan dalam menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi mereka. Banyak lulusan perguruan tinggi yang terpaksa menerima pekerjaan di bawah standar, dengan gaji yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hal ini membuat mereka merasa terjebak dan tidak memiliki masa depan yang cerah di tanah air. Wanita bernama lengkap Gita Savitri Devi ini menekankan bahwa meskipun mencari pekerjaan di luar negeri mungkin terlihat menjanjikan, prosesnya tidak semudah yang dibayangkan.
“Banyak yang berpikir bahwa dengan pergi ke luar negeri, mereka akan langsung mendapatkan pekerjaan dengan gaji tinggi. Namun, kenyataannya, mereka harus bersaing dengan banyak orang dan terkadang harus menghadapi kenyataan pahit,” ujarnya.

Tingginya Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan di Indonesia terus meningkat, dan hal ini menjadi beban berat bagi banyak keluarga. Banyak anak muda yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, namun terhambat oleh biaya yang tidak terjangkau. Ini menciptakan kesenjangan dalam akses pendidikan yang berkualitas, dan membuat mereka merasa bahwa masa depan mereka terancam.
Menurut Gitasav, meskipun pendidikan di luar negeri menawarkan banyak kesempatan, biaya yang harus dikeluarkan juga tidak sedikit. “Banyak yang berpikir bahwa dengan belajar di luar negeri, mereka akan mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Namun, mereka harus siap dengan biaya yang sangat tinggi dan persaingan yang ketat,” tambahnya.
Kebijakan Pemerintah yang Tidak Pro Rakyat
Salah satu faktor yang menyebabkan munculnya tren #KaburAjaDulu adalah adanya kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada rakyat. Pemotongan anggaran di berbagai sektor, termasuk pendidikan dan infrastruktur, membuat banyak orang merasa diabaikan. Kebijakan-kebijakan ini sering kali tidak mencerminkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat, terutama generasi muda.
Gitasav menyatakan bahwa pemerintah perlu mendengarkan suara anak muda dan menciptakan kebijakan yang lebih proaktif. “Jika pemerintah tidak segera memperbaiki kondisi ini, maka akan semakin banyak anak muda yang merasa perlu untuk pergi,” ujarnya.

Ketimpangan Sosial yang Meningkat
Ketimpangan sosial yang semakin meningkat juga menjadi salah satu penyebab munculnya tren ini. Banyak anak muda merasa bahwa kesempatan untuk maju semakin terbatas, terutama bagi mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi yang kurang beruntung. Rasa ketidakadilan ini membuat mereka mencari jalan keluar dengan berharap menemukan kehidupan yang lebih baik di negara lain.
Namun, Gitasav mengingatkan bahwa hidup di luar negeri juga tidak lepas dari tantangan. “Banyak yang mengira hidup di luar negeri pasti lebih baik, tetapi kenyataannya, mereka juga harus menghadapi masalah seperti diskriminasi, biaya hidup yang tinggi, dan kesulitan beradaptasi dengan budaya baru,” jelasnya.
Tren #KaburAjaDulu mencerminkan harapan dan frustrasi anak muda Indonesia yang ingin mencari peluang lebih baik di luar negeri. Namun, mereka juga perlu menyadari bahwa hidup di luar negeri memiliki tantangan tersendiri yang tidak boleh diabaikan. Pemerintah diharapkan dapat memperhatikan akar permasalahan ini dan menciptakan kondisi yang lebih baik agar anak muda tidak merasa perlu untuk 'kabur'.