Jakarta dan Bekasi Jadi Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Indonesia
Tujuan survei ini untuk menghitung harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga.
bps
Tujuan survei ini untuk menghitung harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga.
Jakarta dan Bekasi Jadi Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2022.
Tujuan dari hasil SBH yaitu untuk menghitung harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga.
- Beras dan Rokok Jadi Komoditas Pengeluaran Terbesar Warga Jakarta
- Biaya Hidup di Jakarta Rp14,8 Juta per Bulan dan UMR Hanya Rp5 Juta, Bagaimana Cara Bertahan?
- Jakarta Jadi Kota dengan Biaya Hidup Termahal di Indonesia, Begini Cara Atur Keuangan dengan Gaji UMR
- Harga Rumah di Jakarta 19 Kali Lipat Pendapatan Tahunan
- Demi Datang Open House Jokowi di Istana, Pria Asal Bandung Naik Motor Berangkat Dini Hari
- Blak-blakan Juru Parkir Mini Market soal Setoran dan Campur Tangan Pemilik Tanah
Dalam survei SBH yang dilakukan BPS, terdapat lima kota di Indonesia dengan biaya hidup bulanan paling mahal.
Berikut daftarnya:
1. DKI Jakarta
DKI Jakarta menempati daftar urutan pertama kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia dengan nilai konsumsi (NK) Rp14,8 juta per bulan. Adapun upah minimum regional atau UMR Jakarta 2024 hanya sebesar Rp 5.067.381.
2. Bekasi
Bekasi menempati peringkat kedua kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia. BPS mencatat, biaya hidup di kota ini mencapai Rp14,3 juta per bulan.
3. Surabaya
Di peringkat tiga, ditempati oleh Surabaya dengan biaya hidup mencapai Rp 13,3 juta per bulan. Surabaya sendiri dikenal sebagai kota pusat bisnis dan perdagangan di Jawa Timur.
4. Depok
Di posisi keempat terdapat Depok dengan nilai konsumsi mencapai Rp12,3 juta per bulan.
Adapun, Upah Minimum Kota (UMK) Depok 2024 diterapkan sebesar Rp 4.878.612.
5. Makasar
Selanjutnya, Makassar menduduki peringkat kelima sebagai kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia mencapai Rp11,5 juta per bulan.
Adapun penopang utama perekonomian Makassar antara lain, sektor bisnis, perdagangan, hotel dan restoran serta properti.
