5 Alasan Anak Putuskan Menjauh dari Orang Tua, Jangan Salahkan Mereka
Hubungan orang tua dan anak dapat menjadi renggang dan menjauh karena beberapa alasan.
Ikatan antara orang tua dan anak mulai terbentuk sejak kelahiran si buah hati. Bagi banyak orang tua, kehadiran anak merupakan sumber kebahagiaan yang menyempurnakan keluarga mereka. Pada masa kanak-kanak, anak biasanya cenderung patuh terhadap perintah orang tua dan mengikuti ajaran mereka, baik dalam hal pengetahuan maupun emosi.
Dalam banyak aspek, orang tua memiliki wewenang untuk membuat keputusan penting. Namun, ketika anak memasuki fase remaja dan dewasa, mereka mulai belajar untuk mengejar impian dan membuat keputusan secara mandiri. Dukungan orang tua di tahap ini sangatlah krusial. Sayangnya, sering kali orang tua menentang keinginan anak dan memaksa mereka untuk mengikuti kehendak orang tua.
-
Kenapa anak merasa kecewa dengan orang tua? Terlalu rusak untuk disatukan, terlalu hancur untuk diperbaiki.
-
Bagaimana kedekatan orang tua dan anak mempengaruhi anak? Kelekatan yang baik antara orang tua dan anak akan memberikan banyak manfaat bagi perkembangan anak, baik secara fisik, kognitif, sosial, maupun emosional. Kelekatan pada anak akan memberikan rasa aman dan nyaman saat mereka beraktivitas.
-
Kenapa anak menolak keinginan orang tua? Saat anak menentang orang tua atau menolak keinginan mereka, sebenarnya mereka sedang memprotes kurangnya kontrol dan kebebasan yang mereka alami.
-
Kenapa Bunga Zainal menjauh dari anak-anak? Bunga sempat menjauh dari anak-anak karena takut kehilangan kendali emosi dan marah kepada mereka. Namun, justru anak-anak yang menenangkannya.
-
Apa kata-kata anak yang disia-siakan orang tua? 'Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau untuk siapa ia jatuh.'
-
Kenapa anak ke-6 butuh perhatian? Anak keenam mungkin memiliki kecenderungan untuk mencari validasi dari luar, termasuk dari pasangan mereka. Ini bisa menyebabkan mereka terlalu bergantung pada pasangan untuk rasa percaya diri dan pengakuan, yang bisa menimbulkan ketidakseimbangan dalam hubungan.
Sikap semacam ini dapat membuat anak merasa tertekan dan kehilangan kebebasan, yang pada akhirnya mendorong mereka untuk menjaga jarak dari orang tua. Oleh karena itu, penting untuk memahami beberapa alasan mengapa anak memilih untuk menjaga jarak dengan orang tua, seperti yang dilansir dari *Mom Junction*, Jumat (27/9).
1. Membandingkan dan Menganggap Salah Satunya Spesial
Bagi sebagian orang tua, memiliki lebih dari satu anak adalah sesuatu yang patut disyukuri. Mereka berusaha untuk memberikan kasih sayang dan perhatian yang seimbang antara setiap anak, sehingga semua anak merasa dicintai secara merata oleh kedua orang tua.
Namun, dalam praktiknya, sering kali terjadi ketidakseimbangan perhatian yang dapat mempengaruhi hubungan antar saudara. Mungkin Anda sebagai orang tua tidak menyadari, tetapi perilaku semacam itu dapat membuat anak yang lain merasa sensitif. Bahkan, jika Anda secara sadar atau tidak membandingkan satu anak dengan yang lainnya, hal ini dapat membuat anak Anda merasa diabaikan. Situasi ini mendorong anak untuk menciptakan jarak yang semakin besar seiring mereka tumbuh dewasa.
Tindakan yang Mengakibatkan Anak Merasa Benci ke Orang Tua
Saat anak melakukan kesalahan, reaksi yang ditunjukkan oleh orang tua sangat memengaruhi perkembangan emosional dan hubungan mereka di masa depan. Beberapa orang tua memilih untuk menahan kemarahan dan berusaha memahami keadaan, serta menyelesaikan masalah dengan cara yang konstruktif. Pendekatan ini tidak hanya membantu anak untuk belajar dari kesalahan, tetapi juga memperkuat hubungan antara orang tua dan anak.
Di sisi lain, ada orang tua yang langsung memarahi atau menghukum anak ketika mereka berbuat salah. Meskipun niatnya mungkin baik, sikap ini dapat memberikan dampak negatif. Anak yang sering menerima hukuman atau dimarahi mungkin akan mengingat pengalaman tersebut dengan rasa sakit dan kebencian, yang dapat memengaruhi pandangan mereka terhadap orang tua saat mereka dewasa. Selain itu, pendekatan ini dapat membuat anak merasa takut, tidak hanya terhadap hukuman, tetapi juga terhadap orang tua mereka sendiri.
Rekomendasi yang Tidak Diinginkan
Sebagai orang tua, merupakan tanggung jawab untuk membimbing anak agar melakukan hal-hal yang positif dan mengikuti jalur yang benar. Orang tua tentu menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Namun, penting untuk menetapkan batasan yang jelas baik bagi anak maupun orang tua. Misalnya, jika seorang anak bercita-cita untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri, tetapi Anda sebagai orang tua lebih memilih agar ia tetap di daerah tempat tinggal dan melanjutkan studi di sana. Keputusan ini diambil agar Anda tidak terpisah dari anak dalam waktu yang lama. Meskipun bagi Anda itu adalah langkah yang baik, bagi anak, hal ini bisa menjadi sangat menyedihkan karena mereka harus mengorbankan impian mereka. Ketika anak tidak diberikan kebebasan untuk membuat pilihan, mereka mungkin merasa kecewa dan menjauh dari Anda.
Menyampingkan Batasan
Setiap orang memiliki batasan dalam hidup yang sering kali ingin dilindungi dari perhatian orang lain. Batasan ini sangat krusial, terutama dalam hubungan antara orang tua dan anak. Ketika anak mulai memasuki fase dewasa, mereka berusaha untuk menentukan jalur hidupnya sendiri, termasuk dalam aspek keuangan dan pengelolaan tabungan. Namun, seringkali orang tua melanggar batasan tersebut dengan meminta akses ke tabungan anak atau bahkan meminta untuk melihat jumlah uang yang mereka miliki. Tindakan ini dapat membuat anak merasa kehilangan privasi. Ketika anak merasa bahwa keputusan keuangan mereka tidak dihargai, hal ini dapat menimbulkan ketegangan dan mengurangi kepercayaan dalam hubungan.
Terlibat dalam Urusan Rumah Tangga Anak
Saat anak Anda memilih untuk membangun kehidupan berkeluarga dengan pasangannya, ini merupakan saat yang dipenuhi dengan kebahagiaan sekaligus kesedihan bagi orang tua. Perpisahan ini menunjukkan bahwa anak Anda siap untuk memulai fase baru dalam kehidupannya. Namun, sering kali orang tua merasa kesulitan untuk melepaskan dan berusaha mendorong anak agar tetap tinggal di rumah. Upaya ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi anak dan pasangannya. Ketika orang tua melanggar batas dengan berusaha mengontrol kehidupan anak, hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang mendalam. Pasangan anak Anda mungkin merasa tidak memiliki kebebasan untuk membangun hubungan yang sehat, yang pada akhirnya membuat anak Anda merasa tertekan dan berusaha menjauh dari orang tua.