Operator Seluler Was-Was Pemerintah Kasih Karpet Merah Satelit Starlink Elon Musk
Operator seluler khawatir jika tidak ada ketidakadilan dalam berbisnis saat satelit Starlink Elon Musk masuk Indonesia.
Operator seluler khawatir jika tidak ada ketidakadilan dalam berbisnis saat satelit Starlink Elon Musk masuk Indonesia.
Setelah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta satelit Starlink Elon Musk bantu akses internet di puskesmas di wilayah 3T, belum lama ini pula Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Elon Musk tertarik membangun jaringan internet murah di Timur Indonesia lewat Starlink.
"Saya sampaikan bahwa manfaat yang ditimbulkan jika Starlink beroperasi di Indonesia amat besar, misalnya; infrastruktur kesehatan seperti akses internet di puskesmas daerah terpencil bisa membantu tenaga kesehatan melaporkan data-data faskes secara real time. Untuk itu, saya mengundang Elon agar bisa datang ke Indonesia dan dia menyanggupinya," ungkap Luhut dalam akun Instagramnya pada 14 Agustus lalu.
Hal itu disampaikan oleh Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini dalam suatu kesempatan.
Dian Siswarini, Presiden Direktur XL Axiata.
Maka itu, Dian meminta agar pemerintah hadir dan sesegera mungkin merumuskan regulasi yang menghadirkan level playing field sama dengan operator seluler. Dengan cara itu, industri telekomunikasi dapat tetap berkelanjutan dan bersaing secara adil.
Perlu diketahui, saat ini Starlink sudah bekerja sama dengan Telkom Grup melalui Telkomsat. Pada Juni 2022, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memberikan Hak Labuh Satelit Starlink kepada Telkomsat.
Hak labuh satelit Starlink tersebut merupakan lisensi bagi Telkomsat untuk memberikan layanan pada jaringan perantara yang menghubungkan infrastruktur backbone telekomunikasi milik TelkomGroup dengan tower Base Transceiver Station/ tower WiFi/ perangkat distribusi akses melalui fiber optik.
Pada sisi lain, Kominfo melalui BAKTI telah meluncurkan satelit Internet, SATRIA-1.
Satelit SATRIA-1 ini diluncurkan pada Juni lalu dan saat ini masih dalam perjalanan menuju orbit 146 derajat Bujur Timur.
Diprediksikan awal 2024 bisa digunakan. Satelit ini juga difungsikan sebagai pembuka akses internet untuk layanan publik.
Jangan kemudian justru meminta akses internet ke Elon Musk.
Direktur ICT Institute, Heru Sutadi kepada Merdeka.com.
Pemerintah harus bersikap adil jika Starlink benar-benar masuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaOperator seluler berlomba-lomba melakukan kerja sama dengan penyedia satelit orbit rendah, termasuk Indosat Ooredoo Hutchison.
Baca SelengkapnyaIni insentif yang diterima operator seluler yang mau bangun jaringan 5G.
Baca SelengkapnyaAda hal lain nampaknya dari rayuan pemerintah ke Elon Musk untuk hadirkan satelit Starlink.
Baca SelengkapnyaPemerintah terlalu memberatkan keuangan perusahaan telekomunikasi dengan biaya penggunaan frekuensi yang semakin naik.
Baca SelengkapnyaPihak Elon Musk telah bertemu dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika membahas perizinannya.
Baca SelengkapnyaPerlu diingat, ternyata mendaftar atau registrasi IMEI itu bisa melalui 3 cara yaitu lewat Bea dan Cukai, operator seluler dan Kemenperin.
Baca SelengkapnyaRespons baik dari pemerintah ditanggapi positif industri telekomunikasi. Tapi, mereka ingin keringanan lainnya.
Baca SelengkapnyaAda misi tertentu Elon Musk meluncurkan puluhan ribu satelit Starlink.
Baca Selengkapnya