Bocoran-bocoran Dokumen Rahasia Negara yang Menggemparkan Dunia Internasional
Sejumlah bocoran dokumen rahasia yang menghebohkan dunia.
Sejumlah bocoran dokumen rahasia yang menghebohkan dunia.
China merilis sebuah film dokumenter langka untuk pertama kalinya yang menampilkan beberapa serangan mematikan yang dilakukan kelompok separatis Gerakan Islamis Turkistan Timur (ETIM), di tengah meningkatnya kecaman internasional atas penahanan dan penindasan Muslim Uighur dan etnis minoritas lainnya.
Dalam peringatan hari Hak Asasi Manusia (HAM) sedunia 2019, Amerika Serikat (AS) menyinggung pelanggaran HAM di berbagai negara, salah satunya penindasan masyarakat Muslim Xinjiang oleh pemerintah China.
Pejabat China mengklaim warga etnis Uighur dan etnis minoritas Muslim lainnya yang mengikuti pelatihan di pusat pelatihan kejuruan di Xinjiang telah 'lulus' dan hidup bahagia. Namun berdasarkan pengakuan sejumlah mantan tahanan, pusat pelatihan itu adalah penjara dimana para tahanan mendapat penyiksaan.
Pemerintah China diduga mengumpulkan DNA untuk memetakan wajah Muslim Uighur.
Seorang gadis remaja asal Amerika Serikat (AS), Feroza Aziz (17) membuat video tutorial make up melalui aplikasi TikTok. Video itu tak hanya berisi panduan berdandan, tapi juga mengecam penindasan China terhadap Muslim Uighur.
Negara-negara Islam anggota OKI dikritik karena bungkam terhadap penindasan China terhadap masyarakat Muslim Uighur.
Bocoran dokumen yang dinamakan "China Cables" mengungkapkan keterlibatan Partai Komunis China dalam penahanan kelompok Muslim di kamp-kamp di Xinjiang.
Muslim Uighur mendapat penyiksaan selama dalam tahanan di kamp pendidikan ulang China. Seperti inilah penyiksaan yang mereka alami
Kontributor Haaretz di Swedia, David Stavrou menceritakan pertemuannya dengan Sauytbay dan dikisahkan dalam artikel panjang yang diterbitkan situs Haaretz berjudul "Jutaan Orang Ditahan di Penjara China. Saya Berusaha Kabur. Ini Kisah Apa yang Sebenarnya Terjadi di Dalam Sana."
Aktivis Uighur mengungkapkan telah mendokumentasikan hampir 500 kamp dan penjara yang dikelola China untuk memenjarakan kelompok etnis, menuding China menahan lebih dari 1 juta orang.
Kelompok hak asasi manusia (HAM) meminta pemerintah China membebaskan sejumlah anak Uighur dari sekolah asrama Xinjiang. Mereka menilai, penempatan anak-anak di sekolah tersebut dilakukan secara sewenang-wenang.
Pemerintah China mengklaim telah membebaskan 90 persen tahanan muslim Uighur dari kamp di Xinjiang yang disebut sebagai tempat pendidikan (pelatihan) ulang. Dalam klaimnya, pemerintah China juga menyebut warga yang telah dibebaskan kini telah mendapatkan pekerjaan.
Sejak kerusuhan di Xinjiang pada 2009, China menambah personel polisi di wilayah tersebut dan mendirikan apa yang disebutnya "fasilitas pendidikan kejuruan" untuk orang Uighur dan sekelompok etnis minoritas lain, seperti Kazakh dan Kirgiz.
Turki mengecam kamp "pendidikan ulang" Beijing yang kontroversial di wilayah barat Xinjiang, China, dan menyebutnya sangat memalukan bagi kemanusiaan. Dalam pernyataan yang lebih keras, juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Hami Aksoy mengatakan ratusan ribu tahanan menjadi sasaran "penyiksaan dan pencucian otak p
Pemerintah China mengundang belasan Duta Besar (Dubes) berbagai negara termasuk Dubes Indonesia untuk China mengunjungi Provinsi Xinjiang, yang dikenal sebagai wilayah yang ditinggali etnis muslim Uighur. Kehidupan muslim Uighur belakangan kembali menjadi sorotan atas dugaan adanya pelanggaran HAM oleh pemerintah setem
Koran berbahasa Inggris terbesar di China, Global Times, Sabtu lalu melaporkan, setelah mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari delapan organisasi Islam, pemerintah menyatakan sepakat untuk menjadikan Islam sejalan dengan sosialisme dan menerapkan praktik-praktik keagamaan Islam yang sesuai karakter orang China.
China akan menyambut para pejabat PBB yang hendak melawat ke Provinsi Xinjiang, jika mereka mengikuti prosedur yang tepat. Ini terjadi di tengah kekhawatiran global atas tuduhan pelanggaran berat hak asasi manusia terhadap etnis minoritas Uighur (yang mayoritas muslim) di sana.