Kelompok HAM Serukan Pembebasan Anak-anak Uighur di Xinjiang
Merdeka.com - Kelompok hak asasi manusia (HAM) meminta pemerintah China membebaskan sejumlah anak Uighur dari sekolah asrama Xinjiang. Mereka menilai, penempatan anak-anak di sekolah tersebut dilakukan secara sewenang-wenang.
Beijing menyebut asrama di Xinjiang sebagai wadah "kesejahteraan anak". Menurut pemerintah, sekolah asrama itu merupakan pusat pendidikan dan pelatihan yang disediakan pemerintah bagi anak-anak Uighur. Namun, berbagai pihak berspekulasi bahwa tempat itu tidak lebih dari sebuah kamp konsentrasi.
"Pemerintah China telah menampung anak-anak dalam jumlah besar," jelas Human Rights Watch (HRW), kelompok aktivis HAM yang berbasis di New York, Amerika Serikat.
Menurut HRW, anak-anak Uighur dibawa ke "lembaga kesejahteraan" tanpa persetujuan orangtua mereka. Pasalnya, sebagian besar orangtua mereka telah ditahan atau diasingkan oleh pemerintah.
Dilansir dari laman TIME, sekitar satu juta orang Uighur telah ditahan di kamp pelatihan Xinjiang. HRW mengatakan jumlah tahanan di penjara setempat juga bertambah, meski tidak diketahui pasti jumlahnya.
Direktur Kelompok HAM China Sophie Richardson mengatakan, pemisahan paksa anak-anak Uighur oleh pemerintah China menjadi bagian dari penindasan di Xinjiang.
"Anak-anak harus segera dikembalikan ke kerabatnya di China atau diizinkan untuk bergabung dengan orangtua mereka," imbuh Sophie.
Berdasarkan pemantauan HRW, pemerintah China tidak mencantumkan perizinan orangtua dalam prosedur menampung anak-anak di kamp pelatihan Xinjiang. Dikatakan pula bahwa pendidikan yang diajarkan di kamp tersebut seolah tidak mengindahkan budaya asli masyarakat Uighur.
Anak-anak Uighur yang berada di kamp penampungan itu diajarkan bahasa mandarin, dan bukan bahasa daerah mereka. Adapula propaganda yang diajarkan melalui lagu dan tarian.
Mayoritas penduduk Uighur menganut agama Islam. Namun, disejumlah foto yang ditunjukkan media lokal, tidak terlihat pelajar putri dalam kamp pelatihan Xinjiang yang mengenakan hijab.
Perlakuan Beijing terhadap masyarakat minoritas itu telah mendapat banyak kritikan. Pada Juli lalu, Sekretaris Negara AS Mike Pompeo menyebutkan perlakuan China terhadap Uighur sebagai noda abad ini.
Reporter Magang: Anindya Wahyu Paramita
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ringkus Sindikat Narkoba Fredy Pratama, Polisi Usut Kaitan dengan Murtala Ilyas
Ada empat tersangka ditangkap di Jawa Tengah yang membawa barang bukti 51 kilogram sabu dengan modus kamuflase menjadi teh China.
Baca SelengkapnyaChina Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaKomnas HAM Kecam Pembunuhan Danramil Aradide di Paniai Papua Tengah
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menilai situasi konflik dan kekerasan di Papua semakin mencederai HAM.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
14 Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua di AS Terancam Dipulangkan, Orang Tua Lapor Komnas HAM
Baca SelengkapnyaVideo Pengakuan Ibu dan Anak Asal Israel yang Pernah Ditawan di Gaza, Ungkap Hamas Perlakukan Perempuan Seperti Ratu
Ibu dan anak ini ditahan selama lima pekan di sebuah apartemen di Gaza.
Baca SelengkapnyaIndia Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca SelengkapnyaNahas, 3 Emak-Emak di Garut Tertabrak saat Menyeberang Sepulang Pengajian
Tiga orang emak-emak di Garut Jawa Barat tertabrak mobil saat menyeberang usai menghadiri kegiatan pengajian
Baca SelengkapnyaHamas dan Jihad Islam Tolak Usulan Mesir Soal Gaza Demi Imbalan Gencatan Senjata Permanen
Hamas dan Jihad Islam Tolak Usulan Mesir Soal Gaza Demi Imbalan Gencatan Senjata Permanen
Baca SelengkapnyaAS Akhirnya Akui Hamas Tak Bisa Dihancurkan, Ini Alasannya
AS Akhirnya Akui Hamas Tak Bisa Dihancurkan, Ini Alasannya
Baca Selengkapnya