Merdeka.com - PT Bank Danamon Tbk membukukan laba bersih setelah pajak sebesar Rp 3 triliun pada periode 9 bulan pertama di 2017 atau tumbuh sebesar 21 persen dari periode yang sama di 2016, yakni Rp 2,5 triliun.

"Tentunya pertumbuhan laba ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income) pengelolaan biaya operasional yang baik, dan biaya kredit yang lebih rendah," ungkap Chief Financial Officer dan Direktur Danamon, Vera Eve Lim di Bank Danamon, Jakarta Pusat, Senin (30/10).

Lebih jauh, Vera mengatakan saat ini Danamon membukukan pertumbuhan kredit untuk segmentasi usaha kecil dan menengah (UKM) sebesar 10 persen atau sebesar Rp 27,5 triliun. Dia pun mengatakan Rasio Kredit Bermasalah (groos non performing Loan) Danamon tercatat pada 3,3 persen, masih berada di bawah batas yang ditentukan regulator yaitu 5 persen.

Rasio Biaya Kredit (cost of credit ratio) 2,6 persen atau membaik 90 bps dibandingkan tahun sebelumnya. "Total kredit bermasalah (NPL) turun 6 persen menjadi Rp 3,9 triliun," jelasnya.

Dengan rasio kredit terhadap total pendanaan atau Loan to funding ratio (LFR) ada di 93,8 persen, likuiditas terkelola dengan baik. Pada saat yang sama giro dan tabungan (CASA) naik 5 persen manjadi 47,8 triliun. Sedangkan, ratio CASA tumbuh menjadi 47,5 persen dari 43,9 persen pada setahun sebelumnya.

"CAR Danamon menjadi yang salah satu yang terbaik di antara bank-bank di kelompoknya. CAR konsolidasian ada di posisi 22,3 persen, sementara CAR bank only ada pada 23,8 persen," tegasnya.