Harga BBM Non-Subsidi Turun, Bukti Pelaku Usaha Punya Otoritas Menetapkan Harga
Masyarakat diharapkan lebih memahami bahwa sewaktu-waktu penyesuaian harga juga bisa kembali terjadi.
Masyarakat diharapkan lebih memahami bahwa sewaktu-waktu penyesuaian harga juga bisa kembali terjadi.
Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menilai respons PT Pertamina Patra Niaga (PPN) menurunkan harga BBM non-subsidi berdasarkan pergerakan harga minyak mentah di pasar dunia, merupakan kebijakan yang tepat.
Hal tersebut menunjukkan bahwa proses penetapan harga BBM non-subsidi pada dasarnya berada di tangan pelaku usaha.
Keputusan Pertamina menurunkan harga BBM non-subsidi tersebut menjadi edukasi positif bagi masyarakat bahwa pelaku usaha memang memiliki otoritas terhadap penetapan harga BBM.
"Ini juga positif untuk pembelajaran masyarakat atau edukasi bahwa ketika ada ruang menurunkan (harga BBM), perusahaan dengan cepat menurunkan," katanya.
Masyarakat diharapkan lebih memahami bahwa sewaktu-waktu penyesuaian harga juga bisa kembali terjadi, tergantung pada kondisi harga minyak dunia yang menjadi bahan baku utama untuk memproduksi BBM.
"Tetapi, harus disadari juga konflik Timteng, ini berpotensi mengerek harga ke level lebih tinggi, tentu nanti ke depan ada potensi penyesuaian."
merdeka.com
"Harga minyak non-subsidi Pertamina sudah sewajarnya turun," ujar dia.
mereka.com
Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
Untuk seluruh produk jenis gasoline (bensin) mengalami penyesuaian turun harga, sejak dilakukan penyesuaian harga terakhir pada 1 Oktober 2023.
Untuk Pertamax (RON 92) turun menjadi Rp13.400 per liter, dari sebelumnya Rp14.000. Pertamax Green 95 (RON 95) turun menjadi Rp15.000 per liter, dari sebelumnya Rp16.000 per liter.
Sedangkan, Pertamax Turbo (RON 98), turun menjadi Rp15.500 per liter dari sebelumnya Rp16.600.
Untuk produk jenis gasoil (diesel) yakni Dexlite (CN 51), disesuaikan menjadi Rp16.950 per liter dari sebelumnya Rp17.200. Pertamina Dex (CN 53) turun menjadi Rp17.750 per liter dari sebelumnya Rp17.900.
Harga baru ini berlaku untuk propinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.
Pertamina melakukan penyesuaian harga mengikuti tren harga minyak dunia dan harga rata-rata publikasi minyak.
"Harga BBM non-subsidi Pertamina mempertimbangkan berbagai aspek diantaranya minyak mentah, publikasi MOPS dan kurs, agar Pertamina tetap dapat menjamin penyediaan dan penyaluran BBM hingga ke seluruh pelosok Tanah Air," ujar Irto.
Harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak berubah.
Baca SelengkapnyaBeberapa BBM non subsidi yang mengalami kenaikan antara lain, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.
Baca SelengkapnyaBBM yang dijual di SPBU mulai dari Pertamina, Shell, BP AKR hingga Vivo turut mengalami penurunan harga.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak dunia diperkirakan bakal semakin berdampak terhadap harga BBM Non Subsidi yang tidak mendapat sokongan anggaran dari APBN.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPer 1 September 2023 semua BBM non subsidi mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaDengan adanya BBM Satu Harga ini masyarakat tidak lagi kesulitan mendapatkan BBM.
Baca SelengkapnyaTerkait kenaikan harga BBM non subsidi, Adjie sebagai konsumen mengaku memahami, apalagi memang sesuai regulasi dan sudah berlangsung lama.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga BBM non subsidi hanya akan dirasakan oleh masyarakat kaya.
Baca Selengkapnya