Gubernur Sumsel Salahkan Warga yang Tewas Diterkam Harimau
"Karena tempat itu memang tempat habitatnya harimau, tak sejengkal tanah pun harimau keluar dari habitatnya," ujarnya.
"Karena tempat itu memang tempat habitatnya harimau, tak sejengkal tanah pun harimau keluar dari habitatnya," ujarnya.
Setelah diketahui penyebabnya, penyelidikan diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) karena di luar ranah pidana. Sementara potongan-potongan tubuh korban, termasuk yang baru ditemukan hari ini, kembali dimakamkan di satu lobang.
Kapolsek Mulak Ulu Lahat AKP Kasmini Dardah mengungkapkan, autopsi dilakukan di sekitar makam korban di Desa Pagar Bulan, Kecamatan Mulak Ulu, Lahat, Sumsel, Senin (23/12). Petugas membongkar makam korban setelah dimakamkan kemarin sore.
Jasad korban tak lagi utuh dan sudah terpotong-potong serta terpisah di tempat berbeda, beberapa organ hilang.
Kasat Reskrim Polres Pagaralam, Iptu Acep Yuli Sahara, mengungkapkan aksi pelaku berdampak luas, utamanya keresahan masyarakat. Kabar itu membuat petani setempat tak dapat beraktivitas seperti biasa sehingga perekonomian menjadi lumpuh.
Jejak palsu tersebut dapat diketahui dari bentuk dan banyaknya yang ditemukan di lokasi, serta jumlah jari. Pembuat jejak palsu belum berhasil mengelabui petugas.
Menurutnya, salah satu obyek wisata yang menjadi tujuan wisatawan adalah Gunung Dempo. Hanya saja, pendakian saat ini ditutup demi keselamatan pengunjung sendiri.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Seksi Konservasi Wilayah (BKSDA-SKW) II Lahat, Sumatera Selatan menyebut sumber makanan semakin menipis mengakibatkan harimau keluar teritorinya hingga mendekati permukiman warga.
Tim BBKSDA, Yayasan TNTN, Rimba Langit Foundation, Babinkamtibmas dan Tim Mitigasi Konflik Satwa Desa Karya Indah bersama sama melakukan sosialisasi dan koordinasi di wilayah tersebut. Mereka juga melakukan pemasangan poster dan papan informasi. "Poster itu berisi tips menghindari satwa Harimau," tutur Dian.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menyebut salah satu penyebab keluarnya harimau Sumatera dari habitatnya karena mangsanya sudah habis diburu manusia. Akibatnya, raja hutan itu memangsa apapun yang ditemuinya, termasuk manusia.
Menurut Edo, harimau sumatera ini berjenis kelamin betina juga. Diperkirakan korban tersangka ini masih muda melihat dari ukuran kulit yang disita petugas.
"Ukurannya diperkirakan sama dengan jejak Harimau Sumatra di Desa Karya Indah," kata dia.
Induk satwa dengan nama latin Panthera tigris sumatera dikuliti. Petugas melakukan operasi peredaran tumbuhan dan satwa liar dilindungi tersebut berdasarkan informasi dari masyarakat tentang dugaan perburuan satwa dilindungi.
Masifnya ekspansi pertambangan dan perkebunan dinilai menjadi penyebab utama Harimau Sumatera keluar dari habitatnya. Alhasil, raja hutan itu terlibat konflik langsung dengan manusia. Bahkan menyebabkan jatuhnya korban jiwa.
Dalam waktu dekat, pihaknya bekerjasama sama dengan BKSDA dan NGO untuk memetakan jalur jelajah harimau. Dengan demikian agar dipetakan daerah rawan yang perlu diwaspadai.
BBKSDA Sumut memasang kamera trap di perkebunan karet di Dusun Sipitcur menyusul temuan bangkai lembu yang diduga dimangsa harimau di kawasan itu baru-baru ini. Perangkap juga dipasang di sana untuk menangkap satwa dilindungi itu.
Serangan harimau Sumatera kembali terjadi di wilayah Gunung Dempo Pagaralam, Sumatera Selatan. Seorang petani bernama Yanto (39) tewas diterkam satwa dilindungi itu dan hanya menyisakan kaki dan tulang-tulang.
Warga Desa Karya Indah, Kabupaten Tambang, digegerkan dengan jejak tapak kaki harimau pada 2 Desember 2019. Beberapa jejak harimau terlihat di jalan tanah yang bekas turun hujan.