Cara Mengenali Makanan Berpengawet dan Fakta Yang Perlu Diketahui
Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi setiap hari. Namun, dengan perkembangan zaman dan teknologi, makanan juga mengalami berbagai proses pengolahan untuk menjaga kesegaran dan daya tahan.
Salah satu metode yang umum digunakan adalah pengawetan. Pengawet adalah zat yang ditambahkan pada makanan untuk mencegah atau memperlama proses makanan menjadi basi atau busuk.
Penggunaan pengawet ini telah ada sejak zaman dahulu dengan berbagai metode seperti pengeringan, pengasinan, dan fermentasi.
Meskipun ada pandangan negatif terhadap makanan berpengawet, sebenarnya tidak semua makanan dengan pengawet berbahaya. Artikel ini akan membahas cara mengenali makanan berpengawet dan fakta yang perlu diketahui terkait hal ini.
Pengawet makanan telah mengalami perkembangan pesat, terutama dalam hal jenis dan fungsi zat kimia yang digunakan. Beberapa jenis pengawet yang umum digunakan meliputi:
1. Sulphite (Sulfur Dioxide): Digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan sering ditemukan dalam produk wine, buah kering, dan produk kentang.
2. Sorbic Acid dan Sorbat Lainnya: Sering digunakan dalam pengawetan keju, wine, dan buah kering.
berita untuk kamu.
3. Nitrit dan Nitrat: Digunakan dalam produk daging olahan untuk mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya. Contohnya adalah sosis, bacon, ham, dan keju.
4. Benzoic Acid dan Benzoat: Berfungsi sebagai antibakteri dan antijamur dalam produk makanan seperti acar sayuran, selai, dan manisan buah.
5. Natamycin: Sering digunakan pada produk sosis dan keju.
Tidak semua makanan yang mengandung pengawet itu berbahaya. Penggunaan bahan pengawet dalam makanan telah diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan dosis yang aman.
Meskipun demikian, mengonsumsi makanan berpengawet secara terus-menerus tidak memberikan dampak positif bagi kesehatan.
Pengawetan makanan memiliki sejarah panjang, mulai dari metode alami seperti pengeringan dan pengasapan hingga pengawetan dengan bantuan zat kimia.
Di masa kini, pengawetan alami masih digunakan dalam skala kecil atau industri rumahan, sementara industri besar menggunakan zat kimia yang diizinkan oleh BPOM.
Bahan pengawet yang diizinkan seperti asam benzoat dan asam sorbat memiliki peran penting dalam menjaga kesegaran makanan.
Penggunaan makanan berpengawet, baik alami maupun buatan, memungkinkan makanan tetap tahan lama dan bisa dikonsumsi dalam jangka waktu yang lebih panjang. Namun, konsumsi berlebihan makanan berpengawet dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan bahkan diare.
Bahan pengawet seperti formalin, yang dapat ditemukan dalam beberapa jenis makanan, memiliki potensi karsinogenik jika dikonsumsi dalam jangka panjang.
Bahkan bahan pengawet alami seperti garam juga dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi.
Proses pengawetan makanan melibatkan evaluasi risiko oleh berbagai lembaga seperti Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) yang menilai risiko bahan pengawet yang beredar di pasaran.
Pemerintah mengizinkan penggunaan bahan pengawet tertentu berdasarkan hasil penilaian ini, dengan memperhatikan Acceptable Daily Intake (ADI) atau jumlah pengawet yang dapat dikonsumsi setiap hari secara aman.
Banyak negara menggunakan standar Codex Alimentarius Commission (CAC) untuk menetapkan batas penggunaan bahan pengawet yang aman.
Produsen diwajibkan mencantumkan bahan pengawet pada label produk makanan, sehingga konsumen dapat dengan mudah mengetahui apa yang terkandung dalam produk yang mereka beli.
Frozen food atau makanan beku tidak selalu mengandung bahan pengawet tambahan. Proses pembekuan makanan pada dasarnya sudah merupakan bentuk pengawetan alami tanpa bahan kimia.
Meskipun nutrisi makanan bisa mengalami sedikit perubahan selama pembekuan, proses ini tetap lebih alami dibandingkan dengan pengawetan panas.
Makanan berpengawet tidak selalu berbahaya jika dikonsumsi dengan bijak. Pengawetan makanan memiliki peran penting dalam mempertahankan kesegaran dan keamanan makanan, terutama dalam situasi sulit seperti pandemi atau bencana alam.
Namun, penting bagi kita sebagai konsumen untuk tetap selektif dalam memilih makanan berpengawet dan membatasi konsumsi bahan pengawet yang berisiko. Kombinasi antara makanan sehat, gaya hidup aktif, dan istirahat yang cukup tetap menjadi kunci utama bagi kesehatan yang optimal.
- Titah Mranani
Sejumlah makanan ternyata bisa berdampak buruk pada kesehatan otak sehingga perlu dibatasi konsumsinya.
Baca SelengkapnyaMakanan yang kita konsumsi memiliki dampak signifikan pada fungsi dan keseimbangan usus, organ yang memiliki peran penting dalam proses pencernaan.
Baca SelengkapnyaAda beragam resep makanan yang baik dikonsumsi bagi kesehatan tubuh.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Deretan makanan ini bikin kentut jadi bau. Apa saja makanan yang dimaksud?
Baca SelengkapnyaMadu dikenal akan khasiat dan manfaatnya untuk kesehatan. Namun selain itu madu ternyata juga bisa menjadi sebuah olahan makanan yang lezat.
Baca SelengkapnyaHindari makanan-makanan yang bisa merusak otak, untuk mendukung kesehatan otak dan menjaga kecerdasan makan makanan yang sehat.
Baca SelengkapnyaResep makanan untuk penderita darah tinggi yang enak dan sehat cukup mudah dibuat.
Baca SelengkapnyaKesehatan dan kelembapan kulit Anda bergantung pada jenis makanan apa yang Anda konsumsi.
Baca SelengkapnyaSejumlah makanan bisa efektif dan sehat untuk menambah berat badan janin.
Baca Selengkapnya