Mengenal Tradisi Ujungan di Lebak, Warga "Saling Pukul" untuk Perkuat Persaudaraan
Walau saling pukul pakai rotan, namun warga di sini tidak saling dendam
Walau saling pukul pakai rotan, namun warga di sini tidak saling dendam
Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan. Tradisi ini dilakukan dengan cara saling pukul satu sama lain menggunakan sebilah batang rotan.
Menariknya, tidak ada perselisihan setelah tradisi itu dilakukan. Yang ada hanya senda gurau dan tawa ceria dari warga untuk memperkuat persaudaraan.
Menurut tokoh setempat, tradisi ini sudah dilakukan turun temurun, sebagai salah satu budaya warisan leluhur. Berikut selengkapnya
Mengutip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Senin (13/11), Tradisi Ujungan berangkat dari kata ujung (mengarah ke ujung rotan yang tipis untuk memukul).
Biasanya warga memulainya dengan perwakilan yang merasa berani untuk dipukul. Kemudian, mereka yang hadir akan satu per satu memukul, sampai serempak.
Mereka mengarahkan batang rotan ukuran kurang lebing 60 Cm ke seluruh tubuh pria yang merasa berani itu.
Agar Tradisi Ujungan semakin meriah, ditabuhlah alat musik tradisional Sunda berupa kendang, dokdok, terompet sampai gamelan.
Irama musik yang dimainkan bernada rancak, namun tetap harmonis dengan tempo yang cepat. Ini akan samakin membuat pelaksanaannya.
“Dulunya para kasepuhan (orang tua) karena di sini tidak ada tv dan lain-lain, jadi melakukan ujungan sebagai pembuktian kekuatan dalam menjalani kehidupan,” kata salah satu tokoh warga Cibadak, Dul Mukri.
Tak boleh gunakan sembaran rotan untuk mengikuti Tradisi Ujungan. Rotan yang dipakai harus yang berjenis kesur.
Rotan ini memiliki karakter elastis, dan lebih ringan, dibandingkan jenis rotan lannya seperti sampan, pelah dan bubuay.
Tradisi ini juga hanya diikuti oleh kalangan laki-laki saja, dengan kaum perempuan yang biasanya memberi semangat dan dukungan.
Sebelum dimulai, beberapa deret warga akan berbaris memanjang. Mereka juga sudah siap dengan memegang rotan ujungan.
Tak berapa lama, komando untuk aba-aba dibunyikan melalui tembakan senapan ke udara. Seketika warga menabuh alat musik.
Esensi utama dalam Tradisi Ujungan adalah bagaimana seorang yang mempraktikkannya bisa menahan rasa sabar.
Jika yang dipukul mudah tersinggung dan terjadi hal yang tak diinginkan.
Sebenarnya Tradisi Ujungan meruapakan bagian dari ritual pertanian bernama Seren Taun.
Tradisi ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan atas limpahan pertanian yang dianugerahi Tuhan.
Seren taun akan dilakukan dengan membawa padi hasil panen yang diikat dipikulan bambu untuk simpan di lumbung pangan milik warga (leuit). Sampai saat ini Tradisi Ujungan masih rutin
Panitia menyiapkan 9 ton nasi, 14 ekor kerbau, dan 80 ekor kambing untuk tradisi Buka Luwur.
Baca SelengkapnyaTarian adu kekuatan dan ketangkasan kaum laki-laki dengan menggunakan senjata berupa rotan sebagai alat pukul dan tameng yang terbuat dari kulit sapi.
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar sebagai bentuk doa agar terhindar dari bencana dan selalu diberi hasil alam melimpah.
Baca SelengkapnyaTradisi warga Karundang Tengah, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten ini terbilang unik.
Baca SelengkapnyaWarga secara kompak menggotong rumah ke kampung tetangga untuk mengingat kejamnya tentara Jepang di masa penjajahan
Baca SelengkapnyaMasyarakat Sunda di Jawa Barat masih melestarikan kegiatan melepas burung merpati sebagai satu rangkaian pernikahan yang sakral.
Baca SelengkapnyaTradisi ini bertujuan agar sang anak dan keluarganya terhindar dari kesialan
Baca SelengkapnyaKemunculan dongkrek awalnya sebagai upaya menolak bala atas pagebluk atau wabah penyakit.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sebagai bentuk keresahan atas keresahan alam yang merajarela
Baca Selengkapnya