Diserang Militer Yaman, Jet Tempur F-18 AS Seharga Rp 960 Miliar Jatuh ke Laut Merah
Sebuah jet tempur F/A-18E Super Hornet jatuh ke Laut Merah setelah manuver tajam USS Harry S. Truman untuk menghindari serangan Houthi.

Pada tanggal 28 April 2025, sebuah insiden dramatis terjadi ketika jet tempur F/A-18E Super Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat jatuh ke Laut Merah. Kejadian ini berlangsung saat pesawat tersebut sedang ditarik menuju hanggar di kapal induk USS Harry S. Truman. Manuver tajam yang dilakukan oleh USS Harry S. Truman untuk menghindari serangan dari kelompok Houthi di Yaman menyebabkan hilangnya kendali atas pesawat tersebut.
Menurut laporan awal, akibat manuver tersebut, pesawat dan traktor penariknya jatuh ke laut. Meskipun insiden ini menimbulkan kekhawatiran, semua personel di pesawat tersebut berhasil diselamatkan, dengan satu pelaut mengalami luka ringan. Angkatan Laut AS segera memulai penyelidikan untuk menentukan penyebab pasti dari kecelakaan yang merugikan ini.
Nilai dari jet tempur F/A-18E Super Hornet diperkirakan lebih dari US$60 juta atau sekitar Rp 1 triliun. Insiden ini terjadi di tengah pengerahan Grup Serangan Kapal Induk Truman di Timur Tengah, di mana kapal induk tersebut telah beroperasi selama beberapa bulan dan terlibat dalam serangan terhadap kelompok Houthi. Sumber dari Angkatan Laut AS menyatakan, "Kami berkomitmen untuk menyelidiki insiden ini secara menyeluruh dan memastikan keselamatan seluruh personel kami."
Detail Insiden dan Dampaknya

Insiden jatuhnya jet tempur ini merupakan bagian dari rangkaian ketegangan yang terjadi di kawasan Timur Tengah, terutama terkait dengan konflik di Yaman. USS Harry S. Truman telah terlibat dalam operasi militer yang menargetkan kelompok Houthi, yang dikenal dengan serangan-serangan berani mereka. Kelompok Houthi sendiri mengklaim telah meluncurkan serangan drone dan rudal ke arah USS Harry S. Truman, yang menambah kompleksitas situasi di lapangan.
Dalam beberapa bulan terakhir, kapal induk ini telah beroperasi di dekat perairan Yaman, berupaya untuk mendukung sekutu-sekutu di kawasan tersebut. Insiden ini bukanlah yang pertama bagi USS Harry S. Truman; pada bulan Februari 2025, kapal ini juga mengalami tabrakan dengan kapal dagang di dekat Mesir. Hal ini menunjukkan bahwa operasi di kawasan tersebut tidak hanya berisiko dari ancaman musuh, tetapi juga dari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keselamatan armada.
Langkah Selanjutnya dan Penyelidikan
Angkatan Laut AS kini tengah melakukan penyelidikan untuk menentukan penyebab pasti dari jatuhnya jet tempur ini. Proses penyelidikan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai insiden tersebut dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan. Dalam sebuah pernyataan resmi, pihak Angkatan Laut menyampaikan, "Kami akan bekerja sama dengan semua pihak terkait untuk menginvestigasi insiden ini secara mendalam."
Selain itu, peristiwa ini juga menyoroti pentingnya keselamatan dalam operasi militer, terutama di kawasan yang penuh dengan ketegangan. Pelajaran yang didapat dari insiden ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan prosedur keselamatan dan pelatihan bagi personel Angkatan Laut AS.
Dengan nilai pesawat yang sangat tinggi dan risiko yang terlibat, setiap insiden semacam ini menjadi perhatian serius bagi Angkatan Laut. Upaya untuk memperkuat sistem pertahanan dan meningkatkan kemampuan manuver di tengah ancaman menjadi prioritas dalam operasi-operasi mendatang.