Merdeka.com - Jembatan Kali Kuto di ruas tol Trans Jawa yang menghubungkan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Batang terputus. Waskita Karya sebagai penanggungjawab konstruksi jembatan mengatakan diduga ada getaran dari crane yang mengakibatkan kabel penggantung terpelintir kemudian putus.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberikan klarifikasi terkait kabar ambrolnya Jembatan Kali Kuto. Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto, menjelaskan insiden tersebut terjadi dalam proses pemasangan sistem permanen di jembatan tersebut.

"Jembatan Kali Kuto itu kan kemarin untuk menunjang jalur Lebaran, kan dioperasikan dengan temporary. Jadi digantung-gantung dengan sistem yang sementara. Ini kan sudah selesai kita akan pasang sistem permanennya," ungkapnya ketika dihubungi Merdeka.com, Jakarta, Sabtu (14/7).

Menurut dia dalam proses pemasangan sistem permanen tersebut, ada girder yang terjatuh. Hal ini disebabkan lemahnya sistem yang digunakan untuk mengangkat girder.

"Waktu mau kerjakan yang permanen ada dua girder yang lepas jadi jembatan. Secara keseluruhan tidak runtuh, jadi ada komponen yang lepas," jelasnya.

"Dulu buat bantu jalur Lebaran. Sekarang satu per satu komponen dirangkai ke sistem permanen. Kalau (mau pasang sistem) permanen, dulu yang temporary dilepas. Tapi harus dipegang kan. Nah sistem pemegangnya ini yang lemah," imbuhnya.

Dia menjelaskan langkah yang diambil saat ini adalah mengangkat kembali girder yang terjatuh untuk diperiksa kelaikannya. Berdasarkan informasi yang didapat dari lapangan, tidak ada korban dalam insiden ini.

"Diangkat lagi dikaitkan ke sistem yang permanen. Lagi diambil dicek kalau tidak ada yang rusak dikaitkan ke sistem yang permanen," kata dia.

Arie juga mengatakan pihaknya menargetkan jika pemasangan sistem permanen ini berjalan lancar, maka jembatan Kali Kuto ditargetkan dapat beroperasi antara September atau Oktober tahun ini.