Bos OJK beberkan tips agar perbankan kuat di tengah guncangan kondisi global
Merdeka.com - The Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat kembali menaikkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin menjadi 1,75 persen hingga 2 persen. Selain menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, The Fed juga menyatakan akan menaikkan empat kali suku bunga acuan untuk merangsang ekonomi.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, pihaknya terus mendorong industri perbankan Indonesia untuk mempersiapkan diri guna menghadapi kondisi perekonomian global yang dinamis.
"Artinya kita harus lebih efisien bahwa suatu saat itu akan lebih dinamis. Kita harus prepare baik perbankan maupun non perbankan. Dengan efisiensi otomatis cost lebih sedikit sehingga ruang untuk tidak mem-pass through kepada nasabah itu lebih besar. Kenaikan suku bunga yang ada tidak harus di-pass through kepada nasabah 100 persen. Selama kita bisa jaga operasi kita lebih efisien," ungkapnya ketika ditemui, di kediamannya, Jakarta, Jumat (15/6).
"Kami harap bukan hanya perbankan yang efisien dan gunakan teknologi. Industri lain juga. Kalau lebih efisien kita bisa saving untuk cost dan lebih kompetitif. Kalau kita banyak likuiditas, otomatis akan ada banyak ruang untuk tidak menaikkan suku bunga. Toh kalau pun harus naikkan suku bunga terukur," tambahnya.
Dia pun menjelaskan kenaikan suku bunga yang dilakukan The Fed, tidak berarti Industri perbankan langsung menaikkan suku bunga kredit. Sebab repricing suku bunga kredit perbankan mesti dilakukan dengan perhitungan yang matang.
"Itu tidak instan. Repricing kredit itu kan ada waktunya sehingga semua industri punya waktu menyiapkan diri supaya dampaknya bisa smooth. Otomatis ada term of condition-nya. Kalau harus di-reprice. Tidak mesti kalau Amerika naik sekian basis poin kita naikkan sekian basis poin. Tidak mesti begitu," jelas Wimboh.
Selain Industri perbankan, pasar modal diharapkan dapat tumbuh lebih baik lagi. Wimboh mengatakan pihaknya akan terus berupaya agar pasar modal Indonesia menjadi lebih tahan terhadap guncangan apalagi yang bersifat eksternal.
"Pasar modal kita harapkan bisa lebih likuid, emiten makin banyak, instrumen akan kita perbanyak. Ini akan membuat instrumen bervariasi. Kalau pasar likuid, instrumen banyak, enggak terlalu sensitif terhadap guncangan. Di samping itu pasar hedging yang selalu kita tingkatkan. Kemarin hegding Rupiah valas sudah kita hilangkan marginnya 10 persen sehingga memberi room yang leluasa. Terus kita upayakan," ujarnya.
Ketika ditanya apakah kenaikan suku bunga acuan The Fed bakal mengharuskan Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga, Wimboh enggan berkomentar banyak. "Itu terserah Bank Indonesia, saya rasa Bank Indonesia punya perhitungan yang cermat berapa dan kapan harus menaikkan suku bunga," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK Pede Kredit Perbankan Tumbuh 11 Persen di 2024
Optimistis tersebut juga ditopang dengan dukungan dari sisi permodalan bank yang kuat.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan DPK Perbankan Melambat per November 2023, OJK Ungkap Penyebabnya
Di sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaOJK Buka-bukaan Soal Ancaman yang Pengaruhi Kinerja Sektor Keuangan 2024
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Soroti Kredit Bank Masih Rendah ke UMKM, Baru Capai 19 Persen
Padahal, lanjut Jokowi, dukungan kredit perbankan amat diperlukan pelaku UMKM dalam menjalankan maupun mengembangkan skala bisnisnya.
Baca SelengkapnyaOJK Perintahkan Perbankan Blokir 4.000 Rekening Terkait Judi Online
Apabila ditemukan adanya pergerakan yang tidak wajar ataupun mencurigakan, maka bank wajib melaporkan ke PPATK.
Baca SelengkapnyaBukti Tak Ada Lapangan Kerja di Indonesia: Pengusaha Kecil-kecilan Menjamur, dari 100 Rumah Saja Ada 25 Warung
Bank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca Selengkapnya72 Persen Penggunaan Pinjaman Online Dimanfaatkan untuk Peningkatan Kualitas Hidup
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan mencapai angka peningkatan indeks literasi keuangan yaitu 65 persen dan inklusi keuangan 93 persen pada 2027.
Baca SelengkapnyaJokowi Bersyukur Pemilu Berjalan Lancar di saat Geopolitik Global Kurang Kondusif
Dia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca Selengkapnya