Akar Mirip Manusia seperti di Film Harry Potter Ternyata Benar-benar Ada
Walaupun fenomena ini hanya muncul dalam karya fiksi, tanaman yang mirip dengan mandrake memang ada di dunia nyata.
Mandrake adalah jenis tanaman yang muncul dalam film warabala terkenal Harry Potter. Dalam film tersebut, tanaman ini digambarkan memiliki akar yang berbentuk manusia dan dapat menangis serta berteriak saat dicabut dari tanah.
Meskipun hal tersebut hanya ada dalam dunia fiksi, tanaman yang mirip dengan mandrake sebenarnya ada di dunia nyata, meski tanpa kemampuan menangis atau berteriak.
-
Dari mana asal bunga Darth Vader? Tanaman yang dicap sebagai bunga terburuk ini berasal dari Meksiko dan Guatemala.
-
Mengapa pohon zombie punya akar di daun mati? Keberhasilan pohon ini hidup kembali dalam kondisi lingkungan yang kurang mendukung tersebut membuka pemahaman baru tentang daya adaptasi dan kelangsungan hidup organisme di lingkungan yang ekstrem.
-
Bagaimana tanaman putri malu bergerak? Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/layu dengan sendirinya saat disentuh.
-
Apa yang unik dari pohon ini? Pohon prasejarah ini mengingatkan pada beberapa pohon pakis, tumbuhan berbiji, dan tumbuhan berbunga, tetapi pembeda utamanya terletak pada jumlah daun yang jauh lebih banyak dan susunan pertumbuhan yang unik.
-
Dimana pohon pepaya dianggap sebagai sarang makhluk gaib? Umumnya, mitos tentang pohon pepaya sebagai sarang makhluk gaib berasal dari cerita-cerita turun-temurun yang masih diyakini oleh masyarakat, terutama di daerah perdesaan.
-
Apa keunikan Pohon 'Berjalan'? Pohon ini terlihat seperti makhluk Ent dari 'The Lord of the Rings'.
Menurut informasi dari laman Britannica yang dirilis pada Rabu (13/11), mandrake di dunia nyata termasuk dalam keluarga Solanaceae dengan genus Mandragora, dan berasal dari daerah Mediterania serta Himalaya.
Mandrake dikenal karena akar yang tebal dan bercabang, serta bentuknya yang unik, sering kali menyerupai sosok manusia. Karakteristik ini telah menarik perhatian banyak orang sepanjang sejarah.
Tanaman mandrake memiliki akar tunggang yang panjang dan tebal, yang sering kali bercabang, sehingga tampak seperti tubuh manusia dengan bonggol-bonggol menyerupai anggota tubuh. Selain itu, tanaman ini juga memiliki batang pendek dan daun berbentuk bulat telur yang tumbuh dalam kelompok di dekat permukaan tanah.
Bunga dari tanaman mandrake memiliki mahkota berbentuk lonceng dengan lima kelopak, yang warnanya bervariasi dari ungu hingga kuning-hijau. Buah dari tanaman ini berwarna oranye, namun perlu diingat bahwa semua bagian tanaman mandrake sangat beracun.
Tanaman ini mengandung alkaloid tropane, yang dapat menyebabkan keracunan serius jika tidak ditangani dengan hati-hati. Salah satu spesies mandrake yang paling terkenal adalah Mandragora officinarum.
Tanaman ini telah lama dikenal sebagai sumber racun yang berbahaya. Racun yang terdapat pada akarnya dapat menyebabkan efek halusinogen, sehingga di masa lalu sering disalahgunakan sebagai narkotika atau afrodisiak.
Meskipun demikian, dalam pengobatan tradisional, Mandrake juga memiliki sejumlah manfaat medis. Menurut informasi yang dikutip dari laman US Forest Service pada Selasa (12/11), beberapa budaya percaya bahwa tanaman ini dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit atau meredakan rasa sakit.
Namun, penggunaan Mandrake harus dilakukan dengan sangat hati-hati, karena dosis yang tidak tepat dapat berakibat fatal. Di masa lalu, tanaman ini sering dimanfaatkan dalam ramuan obat, tetapi saat ini lebih banyak dibudidayakan untuk tujuan pengolahan obat herbal dengan pengawasan yang ketat.
Selain dikenal sebagai tanaman beracun, Mandrake juga memiliki peran penting dalam berbagai kepercayaan magis dan folklor. Dalam tradisi Eropa, terutama pada zaman medieval, Mandrake diyakini memiliki kekuatan magis yang kuat.
Akar tanaman ini dipercaya dapat digunakan untuk melindungi diri dari roh jahat atau untuk tujuan penyembuhan. Meskipun hal tersebut merupakan bagian dari mitos, cerita-cerita ini semakin memperkuat kesan magis yang melekat pada tanaman ini. Dalam praktiknya, pencabutan tanaman ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati, dan beberapa orang yang pernah mencobanya di masa lalu melaporkan mengalami pusing atau bahkan efek samping yang berbahaya.