Realisasi Program PEN untuk Koperasi dan UMKM Capai Rp 87,083 Triliun
Pemerintah mengalokasikan dana untuk pelaksanaan program PEN untuk KUMKM sebesar Rp 123,46 triliun untuk tahun 2020.
INABUYER Elektronik Vehicle (EV) Expo 2023 digelar 3 hari pada 28 hingga 30 November 2023.
Baca SelengkapnyaMenteri Teten mengatakan, model bisnis agregasi turut menumbuhkan ekspor di sektor kriya.
Baca SelengkapnyaKemenKopUKM bersama-sama dengan Dekranas dan OASE menggelar program bertajuk Panggung Cerita Nusantara.
Baca SelengkapnyaD-8mencakup delapan negara berkembang yang memiliki mayoritas penduduk beragama Islam yang berkeinginan mempererat kerja sama dalam pembangunan.
Baca SelengkapnyaIN2THENEXT tidak hanya bertujuan sebagai hiburan, melainkan juga menjadi wadah branding modest fesyen dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPPBI bernama Koperasi Pemasaran Jahema Bonsai Sejahtera yang diharapkan mampu memperkuat terwujudnya ekspor.
Baca SelengkapnyaMenKopUKM meyakinkan, kemampuan olahan rumput laut dalam menyubstitusi tepung terigu impor memiliki pasokan bahan baku yang cukup.
Baca SelengkapnyaProgram ini bertujuan mempertemukan UKM yang telah diinkubasi dengan calon investor potensial, lembaga pendanaan, buyer, dan mitra.
Baca SelengkapnyaTeten mengatakan, industrialisasi yang harus berbasis keunggulan domestik sehingga punya potensi untuk maju dan berkembang.
Baca SelengkapnyaSecara global, industri rumput laut diperkirakan mampu mencatatkan pertumbuhan tahunan 10,5 persen dengan pendapatan menyentuh USD48 miliar
Baca SelengkapnyaPemerintah mengalokasikan dana untuk pelaksanaan program PEN untuk KUMKM sebesar Rp 123,46 triliun untuk tahun 2020.
Teten mengakui masih terdapat beberapa tantangan dalam penerapan SNI, khususnya bagi UMK. Di antaranya, kualitas produk yang belum konsisten, pembiayaan terkait dengan biaya pendaftaran, uji laboratorium, biaya tarif pengujian, dan persyaratan sertifikat oleh negara lain.
MenkopUKM mengatakan perlu lompatan ke depan untuk mengembangkan UKM. Tantangan pengembangan UKM sangat besar, sebab mayoritas jumlah UKM adalah usaha mikro, sedangkan e-commerce dalam negeri dipenuhi produk impor, sementara ekspornya rendah.
Bagi para pelaku usaha mikro di Indonesia, Banpres Produktif untuk Usaha Mikro sebesar Rp 2,4 juta ibarat dewa penyelamat bagi kelangsungan usahanya.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menekankan ada tiga hal yang penting dicermati dalam upaya mendorong UMKM go-digital meliputi kapasitas usaha, kualitas produk, dan literasi digital
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan BI Provinsi Papua Naek Tigor Sinaga mengatakan, pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan omzet pelaku UMKM hingga 84%.
ICCF kali ini direncanakan untuk berlangsung pada tanggal 26-28 Nopember di Bali, dengan menerapkan prosedur dan cara yang berbeda, terkait situasi pandemi Covid-19.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan bahwa sejalan dengan upaya mengawal transformasi digital, pemerintah juga berupaya mengoptimalkan agregator dan enabler dalam proses bisnis UMKM.