Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Pepongoten, Tradisi Ungkapan Perasaan dari Hati Khas Suku Gayo

Mengenal Pepongoten, Tradisi Ungkapan Perasaan dari Hati Khas Suku Gayo

Mengenal Pepongoten, Tradisi Ungkapan Perasaan dari Hati Khas Suku Gayo

Pepongoten adalah salah satu kesenian yang lahir dan berkembang di lapisan masyarakat Suku Gayo, Aceh.

Asal Usul Pepongoten

Pepongoten adalah tradisi lisan yang dilaksanakan oleh Suku Gayo berisikan ungkapan perasaan dari hati. Pepongoten diambil dari kata "Pongot" yang berarti Tangisan atau ratapan. Awalnya, tradisi Pepongoten ini dilaksanakan pada saat kerabat/keluarga yang meninggal dunia. Namun, seiring masuknya budaya Islam, Pepongoten semakin luntur karena dalam Islam tidak diperbolehkan meratapi orang yang sudah meninggal. Saat ini, Pepongoten hanya dilaksanakan pada saat acara pernikahan hingga pekan kesenian dan kebudayaan yang diadakan Pemkab Gayo maupun Pemkab Aceh Tenggara.

Pepongoten dalam Upacara Kematian

Mengutip bbaceh.kemdikbud.go.id, tradisi Pepongoten dalam kematian (meski sudah berkurang), biasanya dibawakan oleh kerabat-kerabat jenazah saat mereka melayat ke rumah duka dan dilakukan sebelum dimakamkan. Kemudian, para kerabat langsung meratap jenazah sambil mengenang masa lalu dan segala macam peristiwa yang sudah dilalui bersama-sama selama hidupnya. Maka dari itu, pembawaannya sendiri secara spontan dan natural. Tak hanya jenazahnya saja, para kerabat juga meratapi keluarga yang ditinggalkan sehingga meratap tentang kemalangan mereka.

Pepongoten dalam Pernikahan

Dalam momen pernikahan, Pepongoten juga masih terus dilakukan oleh setiap masyarakat Gayo. Mengutip warisanbudaya.kemdikbud.go.id, ada beberapa tahapan yang harus dilewati satu per satu, di antaranya: Pepongoten Man Pasir, yaitu calon mempelai wanita akan meminta maaf satu sama lain dengan temannya di kampung dengan kata-kata halus. Kemudian, calon mempelai wanita ini selama "pongot" sambil mencicipi sedikit demi sedikit nasi dari teman-temannya selama acara berlangsung. Kegiatan ini biasa digelar setelah salat Isya.

Kedua, Pongot Berguru, yaitu pihak mempelai wanita akan meminta maaf kepada saudara atau keluarga terdekat dengan duduk di atas nampang atau tikar. Selanjutnya, Pongot Mah Bayi adalah pihak mempelai pria akan datang. Kedua mempelai ini selama "Pongot" akan diberikan nasihat oleh orang tua terkait kehidupan berumah tangga sambil ditepungi. Setelah itu, ada Pongot Besinan atau pamitan, yaitu kedua mempelai akan pamit saat keduanya sudah sah menjadi suami istri. Mereka akan pamit kepada orang tua serta saudara terdekat dari mempelai wanita sambil dikenakan kain krawang kepada kedua mempelai.

Upaya Pelestarian

Saat ini, tradisi Pepongoten sudah tergerus zaman dan berada diambang kepunahan. Maka dari itu, pemerintah setempat terus melakukan upaya pelestarian tradisi dengan cara menggelar acara budaya. Pepongoten menjadi ajang perlombaan yang dilaksanakan di tingkat SMP dan juga SMA. Hal ini untuk mengenalkan budaya asli Gayo kepada usia muda.

Mengenal Tradisi Buka Luwur, Momen Penggantian Kain Penutup Makam Sunan Kudus
Mengenal Tradisi Buka Luwur, Momen Penggantian Kain Penutup Makam Sunan Kudus

Panitia menyiapkan 9 ton nasi, 14 ekor kerbau, dan 80 ekor kambing untuk tradisi Buka Luwur.

Baca Selengkapnya
Mengenal Cembengan, Tradisi Tebu Manten yang Jadi Mulainya Gilingan PG Madukismo
Mengenal Cembengan, Tradisi Tebu Manten yang Jadi Mulainya Gilingan PG Madukismo

Tradisi Cembengan merupakan tradisi yang diadopsi dari etnis Tionghoa, yaitu Cing Bing.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Melepas Merpati di Pernikahan Adat Sunda, Ingatkan Pengantin untuk Siap Hidup Berumah Tangga
Mengenal Tradisi Melepas Merpati di Pernikahan Adat Sunda, Ingatkan Pengantin untuk Siap Hidup Berumah Tangga

Masyarakat Sunda di Jawa Barat masih melestarikan kegiatan melepas burung merpati sebagai satu rangkaian pernikahan yang sakral.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Mengenal Ruwatan, Tradisi Jawa yang Lahir dari Kisah Pewayangan
Mengenal Ruwatan, Tradisi Jawa yang Lahir dari Kisah Pewayangan

Tradisi ini bertujuan agar sang anak dan keluarganya terhindar dari kesialan

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Ngalungi Sapi, Budaya Masyarakat Blora Warisan Nenek Moyang
Mengenal Tradisi Ngalungi Sapi, Budaya Masyarakat Blora Warisan Nenek Moyang

Tradisi ini terus dilestarikan masyarakat Sedulur Sikep agar tidak punah

Baca Selengkapnya
Mengenal Pacu Kude, Tradisi Unik Menyambut Hari Kemerdekaan Khas Masyarakat Aceh Tengah
Mengenal Pacu Kude, Tradisi Unik Menyambut Hari Kemerdekaan Khas Masyarakat Aceh Tengah

Pacu Kude, tradisi balap kuda dalam menyambut hari kemerdekaan yang dilakukan masyarakat Aceh Tengah.

Baca Selengkapnya
Kakek ini Keturunan Majapahit, Tinggal di Hutan Masih Pegang Teguh Pesan Leluhur
Kakek ini Keturunan Majapahit, Tinggal di Hutan Masih Pegang Teguh Pesan Leluhur

Pria tua ini bukanlah orang sembarangan. Dia masih memiliki darah keturunan Kerajaan Majapahit. Pesan leluhurnya juga masih dipegang teguh. Bahkan kakek ini juga masih menjunjung tradisi ageman Jawa Kuno.

Baca Selengkapnya
Serunya Tradisi Ngubyag saat Kemarau di Ciamis, Tangkap Ikan di Sungai Pakai Tangan Kosong untuk Eratkan Silaturahmi
Serunya Tradisi Ngubyag saat Kemarau di Ciamis, Tangkap Ikan di Sungai Pakai Tangan Kosong untuk Eratkan Silaturahmi

Saking serunya, tradisi Ngubyag sampai diikuti oleh warga luar kota.

Baca Selengkapnya
Warga di Bogor Gelar Pawai Dongdang, Bentuk Syukur Nikmat Kemerdekaan
Warga di Bogor Gelar Pawai Dongdang, Bentuk Syukur Nikmat Kemerdekaan

Pawai Dongdang dimeriahkan arak-arakan hasil bumi dan makanan yang dihias dalam beraneka bentuk dengan diiringi suara kendang, angklung dan pukulan lesung.

Baca Selengkapnya