Penerapan Aturan Makan yang Baik Bisa Bantu Atasi Masalah Anak Pilih-pilih Makanan
Dalam membantu atasi masalah anak yang pilih-pilih makanan, penerapan aturan makan bisa menjadi kunci.
Masalah anak yang suka pilah-pilih makanan atau "picky eater" sering kali menjadi kekhawatiran para orang tua. Anak yang hanya mau mengonsumsi jenis makanan tertentu dapat mengalami defisiensi nutrisi yang esensial untuk tumbuh kembang mereka.
Menurut dr. Fitria Mahrunnisa, M.Sc., Sp.A, seorang dokter spesialis anak dari Universitas Gadjah Mada, penerapan aturan makan yang baik dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi masalah ini.
-
Bagaimana cara mengatur pola makan anak? Berikut adalah beberapa cara untuk mengatur pola makan anak agar dapat memaksimalkan tumbuh kembangnya: Berikan anak berbagai jenis makanan yang sehat dan seimbang. Anak perlu diperkenalkan pada berbagai jenis makanan sejak dini agar mereka terbiasa dengan berbagai rasa dan tekstur.
-
Bagaimana caranya agar anak makan makanan sehat? Selain itu, menanamkan kebiasaan makan sehat pada anak juga dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan mereka.
-
Apa yang perlu diperhatikan dalam pola makan anak? 'Tentunya kita harus mengoptimalkan gizi seimbang, dimana asupan energi, protein, lemak, karbohidrat sesuai kebutuhan, baik itu vitamin, dan mineral. Kita pastikan tidak makan makanan manis berlebih, berminyak. Apalagi anak-anak sekarang suka makanan cepat saji, kemungkinan lemak dan kalorinya berlebih, sehingga tidak dianjurkan gitu,' jelasnya.
-
Bagaimana cara mengatasi anak susah makan dengan menyediakan makanan yang sesuai? Melansir dari halodoc, cara mengatasi anak susah makan yang kedua adalah sajikan porsi makan yang sesuai. Mungkin alasan susah makan bukan karena anak menolak untuk makan. Tetapi mungkin mereka menolak memakan semua hidangan yang ada di piringnya. Para orang tua harus ingat dan paham, anak-anak belum membutuhkan makanan dengan porsi sebanyak orang dewasa. Cobalah untuk memberikan si kecil makan sesuai porsinya.
-
Kenapa penting untuk memperhatikan pola makan anak? 'Salah satu kesalahpahaman umum yang saya dengar dari orang tua adalah bahwa anak mereka 'selalu bertambah berat sebelum menjadi tinggi,' dan kadang-kadang itu benar, tetapi lebih sering anak-anak menjadi berat dan tetap berat karena mereka makan makanan yang salah atau tidak cukup berolahraga,' kata Dr. Kono.
-
Bagaimana mengatasi picky eater pada anak? Bagi orang tua yang ingin melatih kemampuan makan anak, dapat dimulai dengan membantu anak mengeksplorasi makanannya. Misalnya, memberi makanan yang bertekstur atau rasa baru, atau memberi kesempatan anak untuk menyuap sendiri dengan menggunakan sendok lain.
“Beberapa penelitian melaporkan hubungan antara kualitas pola makan anak dan pola makan ibu selama kehamilan dan menyusui. Jika seorang ibu memiliki preferensi bawaan terhadap beberapa jenis makanan, misalnya makanan manis, hal ini dapat memengaruhi makanan yang mereka pilih,” jelas Fitria dilansir dari Antara.
Pentingnya Aturan Makan Sejak Dini
Penerapan aturan makan yang baik sejak dini tidak hanya membantu anak untuk terbiasa mengonsumsi berbagai jenis makanan, tetapi juga memastikan asupan gizi yang seimbang. Jika anak sudah terlanjur menjadi picky eater, orang tua disarankan untuk menggunakan metode responsive feeding. Metode ini melibatkan pengenalan kapan anak lapar dan kenyang, serta mencampurkan makanan yang disukai anak dengan makanan lain yang mengandung nutrisi penting.
Menurut dr. Fitria, anak yang hanya mau mengonsumsi makanan tertentu berisiko mengalami kekurangan gizi. "Risikonya adalah kekurangan zat gizi baik makro atau mikro tertentu yang berakibat pada kurang gizi bahkan stunting jika dibiarkan terlalu lama," kata Fitria.
Kekurangan zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, serta vitamin dan mineral lainnya, seperti zat besi dan zinc, bisa berdampak buruk pada perkembangan anak.
Dampak Kekurangan Gizi
Kekurangan gizi yang dialami anak picky eater dapat berdampak jangka panjang. Salah satu kondisi yang sering dialami oleh anak dengan pola makan terbatas adalah anemia, yang disebabkan oleh defisiensi zat besi. Selain itu, kekurangan gizi selama masa kanak-kanak dapat memengaruhi perkembangan otak, pertumbuhan fisik, serta daya tahan tubuh anak terhadap penyakit.
Kebiasaan pilah-pilih makanan juga bisa berlanjut hingga usia yang lebih tua, dan jika tidak segera ditangani, anak bisa tumbuh dengan pola makan yang monoton dan kurang sehat.
"Jika anak tetap dibiarkan hanya suka makan jenis tertentu, misalkan nasi telur saja, atau makan dengan lauk yang digoreng saja tentu dapat menetap sampai usia yang lebih besar,” ungkap Fitria.
Peran Orang Tua dalam Pembentukan Kebiasaan Makan
Peran orang tua, terutama ibu, sangat besar dalam membentuk kebiasaan makan anak. Fitria menekankan bahwa pola makan ibu selama masa kehamilan dan menyusui bisa memengaruhi preferensi makan anak. Menurut sebuah penelitian yang diungkap oleh Fitria, preferensi makan ibu mempengaruhi sekitar 30 persen variasi kualitas pola makan anak.
“Orang tua harus tetap membiasakan anak makan makanan beragam,” tegas Fitria. Pengenalan berbagai jenis makanan sejak masa awal pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) menjadi kunci untuk mengatasi kebiasaan picky eater pada anak. Orang tua disarankan untuk mengenalkan berbagai variasi makanan dengan tekstur dan rasa yang berbeda, serta tidak membiarkan anak hanya terpaku pada satu jenis makanan.
Selain itu, memberikan contoh dengan cara mengonsumsi makanan sehat dan beragam juga bisa membantu anak mengembangkan kebiasaan makan yang baik. Anak cenderung meniru apa yang dilakukan orang tuanya, sehingga penting bagi orang tua untuk menciptakan suasana makan yang positif di rumah.
Solusi untuk Mengatasi Masalah Picky Eater
Jika anak sudah terbiasa dengan pola makan yang terbatas, tidak ada kata terlambat untuk memperbaikinya. Salah satu cara yang disarankan oleh dr. Fitria adalah dengan mencampurkan makanan yang disukai anak dengan jenis makanan yang mengandung nutrisi penting. Misalnya, jika anak menyukai makanan manis, orang tua bisa mencampurkan buah-buahan yang kaya serat dan vitamin ke dalam makanan yang disukai anak.
Selain itu, proses pengenalan makanan baru harus dilakukan dengan sabar. Beberapa anak mungkin membutuhkan waktu hingga 10 atau bahkan 12 kali paparan terhadap makanan baru sebelum mereka benar-benar menerimanya. Selama proses ini, penting bagi orang tua untuk tidak memaksa, melainkan memberikan kesempatan bagi anak untuk mengeksplorasi makanan dengan cara yang menyenangkan.
Penerapan aturan makan yang baik dan pengenalan berbagai jenis makanan sejak dini sangat penting untuk mencegah anak menjadi picky eater. Dengan mengenalkan makanan yang beragam, orang tua dapat memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang lengkap dan seimbang. Kebiasaan makan yang sehat tidak hanya membantu tumbuh kembang anak secara optimal, tetapi juga mencegah risiko kekurangan gizi dan masalah kesehatan di masa depan.