Ternyata, pemanis buatan pun picu diabetes
Merdeka.com - Konsumsi gula berlebih menjadi salah satu gaya hidup orang zaman sekarang yang mendatangkan berbagai penyakit serius. Salah satunya adalah diabetes.
Sebagian orang yang memiliki kadar gula darah berlebih beralih menggunakan pemanis buatan non-kalori yang luas diiklankan sebagai pemanis mencegah diabetes.
Ternyata, konsumsi pemanis buatan itu bukanlah solusi yang tepat.
Dilansir dari Tech Times, Selasa (24/4/2018), sebuah studi menunjukkan pemanis buatan pengganti gula, seperti aspartam dan asesulfam dapat menimbulkan masalah kesehatan terkait konsumsi gula berlebih, serta makanan dan minuman manis.
Salah seorang peneliti dari Medical College of Wisconsin dan Marquette University, Brian Hoffmann mengungkapkan setelah dirinya bersama rekan peneliti memberi makan pemanis buatan pada tikus selama tiga minggu, sampel darah hewan tersebut menunjukkan perubahan konsentrasi lemak, asam amino, dan biokimia yang signifikan.
Jika dikonsumsi terus-menerus, pemanis ini justru dapat menimbun lemak di tubuh, yang kemudian menyebabkan diabetes dan obesitas. Kadar gula dalam tubuh berfungsi sebagai sumber energi untuk membakar lemak menjadi otot.
Namun demikian, ketika masuk ke tubuh, pemanis buatan tidak dapat menjalani fungsi yang sama dengan gula. Artinya, ketika mengonsumsi pemanis ini, tubuh tidak mendapatkan energi untuk membakar lemak tersebut. Akibatnya, tubuh menjadi kelebihan lemak, yang menyebabkan obesitas.
Hubungan diabetes dan obesitas
Penelitian yang dilakukan oleh Hoffmann dan rekannya menunjukkan pemanis buatan non-kalori mengubah cara tubuh mendapatkan energi dan memproses lemak. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan pemanis rendah kalori yang justru meningkatkan kasus diabetes dan obesitas.
"Dalam studi kami, gula dan pemanis buatan sama-sama memiliki efek negatif terkait diabetes dan obesitas. Namun, keduanya memiliki mekanisme yang berbeda satu dengan yang lain," ujar Hoffmann, mengutip dari Tech Times.
Ilustrasi gula pasir © Shutterstock
Temuan tersebut mengungkapkan asesulfam pada pemanis buatan non-kalori terakumulasi dalam darah. Konsentrasi senyawa yang lebih tinggi dapat menimbulkan efek berbahaya pada sel-sel yang melapisi pembuluh darah.
Hoffmann menegaskan, konsumsi pemanis buatan terlalu banyak dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah, yang kemudian berkembang menjadi diabetes dan obesitas.
Reporter:Aretyo Jevon Perdana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/ita)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terdapat cara yang bisa diterapkan oleh pasien diabetes untuk mengonsumsi nasi putih secara aman.
Baca SelengkapnyaPenderita diabetes perlu memperhatikan jenis buah yang mereka konsumsi karena kandungan gula dan karbohidrat di dalamnya.
Baca SelengkapnyaSalah satu cara untuk mengendalikan diabetes adalah melalui pola makan yang sehat dan seimbang, yang mencakup konsumsi buah-buahan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebelum seseorang mengalami diabetes, terdapat kondisi pra-diabetes yang mungkin terjadi dan bisa dikenali.
Baca SelengkapnyaPenderita diabetes bisa tetap mengonsumsi kopi secara aman tanpa rasa was-was dengan mengikuti sejumlah cara ini.
Baca SelengkapnyaBeberapa jenis buah memiliki kandungan baik untuk kontrol gula darah.
Baca SelengkapnyaSayuran adalah makanan yang sehat dan bergizi, yang mengandung banyak vitamin, mineral, dan serat. Namun, tidak semua sayuran cocok untuk penderita diabetes.
Baca SelengkapnyaMengonsumsi gula tidak berlebihan sangat penting untuk mencegah diabetes sejak dini.
Baca SelengkapnyaMakanan adalah salah satu senjata kita untuk mengelola diabetes. Dan salah satu makanan yang sangat dianjurkan adalah sayur-sayuran.
Baca Selengkapnya