Miris, Atlet Binaraga Malang Konsumsi Ayam Tiren untuk Penuhi Nutrisi
Alasan keterbatasan dana membuat sejumlah atlet binaraga Kabupaten Malang terpaksa mengonsumsi ayam tiren.

Alasan keterbatasan dana membuat sejumlah atlet binaraga Kabupaten Malang terpaksa mengonsumsi ayam tiren (mati kemarin). Tindakan tersebut diambil demi memenuhi kebutuhan nutrisi untuk tubuh tetap terjaga.
Potongan video menunjukkan dua atlet bertubuh kekar yang sedang membersihkan ayam potong. Aksi tersebut sempat viral dan menjadi perbincangan masyarakat luas.
Langkah tersebut disebut sebagai tindakan darurat dalam persiapan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX 2025 yang berlangsung pada 28 Juni-5 Juli 2025.

Ketua Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang, Indra Khusnul mengatakan, anggaran dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang sempat terlambat cair. Padahal cabang olahraga (Cabor) Binaraga membutuhkan persiapan fisik jangka panjang. Para atlet binaraga binaannya sudah harus mulai menjalani program pembentukan tubuh jauh-jauh hari agar mencapai kondisi puncak saat pertandingan.
"Secara kesehatan dan agama tentu ini tidak dianjurkan, tapi kami tidak punya pilihan lain," kata Indra Khusnul, saat ditemui usai audiensi dengan Pemkab Malang, Senin (5/5).

Anggaran
Indra mengatakan, PBFI Kabupaten Malang hanya menerima dana sebesar Rp600 ribu per bulan dari Pemkab melalui KONI pada 2024. Nominal tersebut hanya mampu mencukupi sekitar 10 persen dari total kebutuhan para atlet.
Padahal untuk menunjang performa, para atlet memerlukan suplemen senilai Rp2 juta hingga Rp3 juta per bulan serta asupan protein tinggi, seperti satu kilogram dada ayam setiap hari.
Karena mayoritas atlet merupakan pelajar dan mahasiswa dengan keterbatasan finansial, sebagian besar kebutuhan akhirnya ditanggung oleh Indra secara pribadi.
"Bukan iuran, itu dana saya pribadi. Tapi pendanaan pribadi juga ada batasnya. Saya tidak bisa terus-menerus memberikan dukungan penuh," kata Indra.
Ayam Dibeli dari Peternak
Sementara ayam tiren yang dikonsumsi dibeli dari peternakan di wilayah Lawang dan Singosari. Sekali pembelian sekitar tiga karung ayam tiren seharga Rp100 ribu.
Namun, tidak seluruh ayam layak konsumsi, karena sebagian sudah membusuk dan harus dibuang. Tiga karung tersebut, hanya sekitar lima kilogram dada ayam yang bisa dikonsumsi, namun jumlah ini tetap dianggap lebih murah dibandingkan harga ayam segar di pasaran yang mencapai Rp32 ribu per kilogram.
"Telur memang lebih murah, tapi kandungan proteinnya tidak sebanding. Kalau punya dana lebih, tentu kami akan pilih daging sapi,” ujar Indra.

Indra berharap Pemkab Malang dapat lebih memperhatikan kebutuhan setiap Cabor, mengingat atlet binaraga telah dua kali membawa Kabupaten Malang menjadi juara umum di ajang Porprov Jawa Timur.
Plh Sekretaris Daerah Kabupaten Malang, Nurman Ramdansyah meminta maaf terkait keterlambatan pencairan anggaran. Nurman mengaku telah meminta agar proses pencairan dana dipercepat dan berharap seluruh dana dapat dicairkan hari itu juga.
"Hari ini sudah bisa cair semua. Sehingga nanti binaraga sudah bisa kami cukupi," ujar Nurman.
Atas kejadian tersebut, sejumlah pihak telah menyampaikan kepeduliannya untuk turut membantu kebutuhan nutrisi. Para atlet telah mendapatkan bantuan dari beberapa pihak yang peduli.
"Kami mendapat perhatian dari beberapa pihak yang peduli," kata Indra Khusnul.
Dana dari Pemkab Malang yang sempat terlambat juga telah ditransfer pada Senin (5/5). Dana sebesar Rp1 juta tersebut telah ditransfer ke rekening masing-masing atlet.