Didampingi Gibran, Prabowo Bertemu Para Pengusaha Korea di Istana
Prabowo lalu membuka pertemuan dengan sedikit perkenalan. Selanjutnya, pertemuan berlangsung tertutup dari awak media.

Presiden Prabowo Subianto menerima kunjungan kehormatan Federation of Korean Industries (FKI) di Istana Merdeka Jakarta, Senin (28/4). Pertemuan ini juga dihadiri Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dan sejumlah menteri Kabinet Merah Putih.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, pertemuan berlangsung di Ruang Jepara Istana Merdeka pukul 11.15 WIB. Prabowo tampak menyalami satu per satu anggota Federasi Industri Korea yang hadir dengan memakai kemeja batik.
Prabowo lalu membuka pertemuan dengan sedikit perkenalan. Selanjutnya, pertemuan berlangsung tertutup dari awak media.
Dalam pertemuan ini, Prabowo didampinggi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Peluang Kerjasama Investasi

Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana menyampaikan pertemuan ini untuk memperkuat hubungan ekonomi kedua negara. Selain itu, pertemuan tersebut bertujuan meningkatkan peluang kerja sama investasi antara Indonesia dan Korea Selatan.
"Pertemuan ini bertujuan untuk mempererat hubungan ekonomi dan memperluas serta meningkatkan peluang kerja sama investasi antara Indonesia dan Korea Selatan di berbagai sektor strategis," jelas Yusuf kepada wartawan, Senin (28/4).
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani mengatakan total investasi Korea Selatan hingga 2023 mencapai 15,4 miliar dolar AS atau Rp260 triliun. Kemudian pada 2024, mencatatkan rekor tertinggi hingga 2,98 miliar dolar AS.
"Ini adalah bentuk kepercayaan, keyakinan bahwa Indonesia bukan hanya tujuan investasi, tetapi juga mitra strategis untuk pertumbuhan jangka panjang," ujar Shinta dalam Korea-Indonesia Business Roundtable di Jakarta, Senin.
Kolaborasi Danantara

Dalam kegiatan ini, Federation of Korean Industries (FKI) dan Apindo melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU), sebagai bentuk komitmen untuk memperkuat hubungan bisnis dan mempromosikan investasi serta perdagangan di sektor-sektor kunci yang menjadi kepentingan bersama.
Shinta mengatakan, kedua negara juga mendirikan Korea-Indonesia Business Council. Dewan ini akan menjadi kekuatan multi-stakeholder, menghimpun perusahaan besar, asosiasi sektor dan champion investasi dari kedua negara.
"Apindo memfasilitasi business matching yang terstruktur, merencanakan co-investment, dan mendorong joint venture di industri hilir, infrastruktur, energi terbarukan, manufaktur dan lainnya," kata Shinta.
Lebih lanjut, kata Shinta, dalam pertemuan ini, Apindo menyoroti kolaborasi yang lebih kuat melalui Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) untuk kemitraan strategis, khususnya pada hilirisasi industri dan EBT.
Apindo juga akan bekerja sama dengan Pemerintah dan para pemangku kepentingan untuk menyederhanakan regulasi, meningkatkan transparansi dan memastikan kesetaraan bagi semua investor, termasuk Korea Selatan.
"Dalam lanskap perdagangan global, khususnya dampak rezim tarif baru Amerika Serikat, Indonesia dan Korea harus berkolaborasi untuk memperkuat rantai pasok dan memperluas perdagangan bilateral," imbuh Shinta.