Merdeka.com - Amuk massa di kawasan kampus Universitas Negeri Medan (Unimed), Medan Estate, Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumut, menewaskan 2 orang yang dituduh mencuri helm, berbuntut panjang. Sudah 4 orang ditangkap karena melakukan penganiayaan itu.

"Sudah ada empat orang tersangka yang ditangkap," kata AKBP Putu Yudha Prawira, Kasat Reskrim Polrestabes Medan, kepada wartawan, Jumat (22/2).

Putu belum bersedia membeberkan identitas keempat tersangka yang diamankan. Dia menyatakan kasus itu masih dikembangkan.

"Penangkapan keempat orang itu dilakukan pada Kamis (21/2) kemarin. Kami masih melakukan pengembangan untuk mencari pelaku pengeroyokan lain yang merenggut nyawa dua orang pria itu," tutur Putu.

Video penganiayaan di dekat pintu keluar kampus Unimed, Selasa (19/2) sore, itu viral di media sosial. Dalam rekaman terlihat sejumlah orang, termasuk yang mengenakan seragam satpam, memukuli dua pria hingga tidak berdaya.

Kedua pria kemudian tewas meski telah dilarikan ke RS Haji Medan. Keduanya yakni Joni Fernando Silalahi (30), warga Jalan Tangkul I, Kelurahan Sidorejo, Medan Tembung, atau Jalan PWI Laut Dendang, dan Stefan Samuel Sihombing (21), warga Jalan Perjuangan.

Belakangan Joni dan Stefan disebutkan diamuk massa karena dituduh mencuri helm. Sementara pihak keluarga tidak percaya Joni dan Stefen melakukan pencurian. Mereka mendesak pelaku penganiayaan terhadap keduanya diproses sesuai hukum berlaku.

Sepupu Joni, Sutan Silalahi, menyatakan keluarganya tidak terima dengan kejadian itu. Apalagi awalnya Joni dan Stefan justru dituduh mencuri sepeda motor, bukan mencuri helm.

Dia menyatakan adik sepupunya itu memang tidak membawa STNK saat kejadian, karena dokumen itu sedang dibawa mertuanya ke Penang. “Jadi waktu keluar Unimed Joni tak bisa menunjukkan surat-suratnya, karena tidak dibawa, langsung dibilang curanmor," ujarnya.

Joni sempat menghubungi keluarganya untuk membawa BPKB sepeda motor yang dikendarainya ke Unimed. Namun setelah datang membawa fotokopi STNK, mereka dihalang-halangi bertemu Joni.

Sekitar 1 jam berselang pihak keluarga, termasuk istri Joni yang tengah hamil 5 bulan, mendapati Joni dan Stefan ternyata ditempatkan di pos satpam. Keduanya telah dianiaya.

"Kondisinya saat ditemukan tergeletak dan mengeluarkan darah. Bisa di bilang dalam kondisi koma, karena dia sudah tidak berdaya saat diangkat," sebutnya.

Sutan menegaskan, Joni dan Stefan tidak mencuri seperti yang dituduhkan kepada keduanya.

Belakangan, bukan pencurian sepeda motor, Joni dan Stefan dituduh melakukan pencurian helm. Tuduhan itu diiringi dengan laporan dua korban pencurian helm ke Polsek Percut Sei Tuan dengan nomor LP/491/K/II/SPKT Percut dan LP/492/K/II/SPKT Percut tertanggal 19 Februari 2019.

Sutan menyatakan pihak keluarga juga sudah melaporkan tindak penganiayaan beramai-ramai itu ke Polsek Percut Sei Tuan. “Kasusnya telah dilimpahkan ke Polrestabes Medan. Kita minta kasus ini diusut hingga tuntas," harap Sutan.

Dia juga menyatakan tidak terima dengan tindakan petugas Satpam Unimed yang main hakim sendiri. “Seharusnya Satpam itu untuk menegakkan hukum, membela. Dia hanya bisa mengamankan, tapi kenapa ini satpam malah menganiaya dan membuat tindakan kriminal," tegasnya.