Keseruan Warga Bonokeling Rayakan Perlon Besar, Pertahankan Tradisi Adat Jawa Kuno
Suasana guyub rukun terasa saat masyarakat Bonokeling merayakan perlon besar.
Suasana guyub rukun terasa saat masyarakat Bonokeling merayakan perlon besar.
Setelah merayakan IdulAdha, masyarakat adat Bonokeling yang berada di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas, melakukan tradisi perlon besar. Foto: Youtube Tedhong Telu
Dalam upacara itu, laki-laki dan perempuan berkumpul dengan mengenakan pakaian Jawa. "Ini buat izin sama mbah di sana," kata seorang pria yang hendak melakukan ritual dengan membawa ranting yang ujungnya dibakar. Foto: Youtube Tedhong Telu
Mereka melakukan tradisi itu di bawah guyuran hujan gerimis. Iring-iringan warga dengan membawa sesajen berjalan menuju tempat yang dikeramatkan di desa itu. "Ini makam eyang Kyai Gunung," ujar pria itu.
Mereka secara bergantian duduk bersimbah di samping makam sambil memanjatkan doa-doa. Selesai memanjatkan doa, mereka menyantap hidangan yang telah disediakan. Suasana Jawa Kuno begitu terasa pada prosesi tersebut.
Mereka mempertahankan adat Jawa secara turun-temurun. Pakaian yang mereka gunakan adalah pakaian serba Jawa. Tak hanya itu, beberapa bangunan masih asli berarsitektur Jawa kuno.
Setelah acara ziarah ke makam leluhur selesai, mereka melanjutkan acara dengan masak-masak bersama. Dengan menggunakan empat wajan besar, mereka memasak gulai kambing dengan cara yang serba tradisional.
Gulai kambing yang telah matang dimasukkan ke dalam kendil. Kendil dipasang berjejer di atas gedebog pisang. Sementara di dalam salah satu bangunan, tampak nasi tumpeng dipasang berjejer. Tumpeng-tumpeng itu siap dibagikan ke warga sekitar.
Suasana guyub rukun terasa saat masyarakat Bonokeling merayakan perlon besar. Tampak ibu-ibu berkumpul dalam kelompoknya begitu pula dengan bapak-bapak. Sebuah pemandangan yang sulit ditemui di zaman modern ini. "Di sini paling guyub se-Pekunceng," kata seorang ibu-ibu pada kanal YouTube Tedhong Telu.
Tradisi ini digelar sebagai bentuk doa agar terhindar dari bencana dan selalu diberi hasil alam melimpah.
Baca SelengkapnyaPanitia menyiapkan 9 ton nasi, 14 ekor kerbau, dan 80 ekor kambing untuk tradisi Buka Luwur.
Baca SelengkapnyaTradisi masyarakat Suku Osing yang unik di Desa Kemiran, Glagah, Banyuwangi
Baca SelengkapnyaTradisi Solu Bolon menjadi salah satu budaya unik milik masyarakat Danau Toba yang sampai saat ini masih dilestarikan.
Baca SelengkapnyaTradisi ini terus dilestarikan masyarakat Sedulur Sikep agar tidak punah
Baca SelengkapnyaTradisi ini bertujuan agar sang anak dan keluarganya terhindar dari kesialan
Baca SelengkapnyaSalah satu tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat.
Baca SelengkapnyaWalau saling pukul pakai rotan, namun warga di sini tidak saling dendam
Baca SelengkapnyaMelihat tradisi unik kebo-keboan yang ada di Banyuwangi, Jawa Timur.
Baca Selengkapnya