Selama Pandemi Banyak Warga Australia Sakit Mata, Ternyata Ini Penyebabnya
Merdeka.com - Kebanyakan warga Australia mengalami setidaknya satu masalah pada mata mereka akibat terlalu sering menatap layar gawai, menurut Indeks Penglihatan 2022.
Satu dari tiga penduduk negara itu mengaku menghabiskan terlalu banyak waktu dengan gawai selama pandemi.
Meskipun penguncian COVID-19 memperlambat penyebaran virus di seluruh Australia, kebijakan itu telah melipatduakan waktu yang dihabiskan untuk menatap layar gawai.
Indeks Penglihatan 2022 menunjukkan bahwa mayoritas responden mengaku menghabiskan waktu hingga delapan jam per hari di depan layar gawai mereka atau menonton televisi.
Alhasil, jumlah warga Australia yang mengalami masalah kesehatan mata meningkat.
Mata kering, gatal, tampak titik-titik dalam penglihatan dan kesulitan melihat jauh merupakan gangguan mata paling umum yang meningkat secara signifikan di Australia pada tahun ini dibandingkan pada 2020.
Responden yang mengalami miopi (rabun jauh) meningkat dari 30 persen menjadi 40 persen. Fakta itu mendorong perkiraan bahwa lebih dari 50 persen populasi global akan mengalami rabun jauh pada 2050.
Dokter mata dan kepala medis Optometry Australia Luke Arundel mengatakan bahwa indeks itu telah mengungkapkan beberapa tren yang meresahkan setelah terjadi perubahan gaya hidup masyarakat karena pandemi.
"Hampir sepertiga (31 persen) responden mengatakan kesehatan matanya telah terdampak negatif oleh pandemi COVID-19 yang meningkatkan waktu mereka di depan layar gawai," kata Arundel, seperti dilansir laman Antara mengutipOANA-AAP, Senin (19/7).
"Meningkatnya waktu di depan layar gawai memiliki implikasi pada mata, gejala mata lelah, nyeri, tegang, dan kering, dan sakit kepala menjadi sering dilaporkan," ujarnya.
Indeks itu juga menunjukkan bahwa 27 persen warga Australia harus menyipitkan mata untuk melihat rambu jalan dengan jelas pada malam hari, dan hal itu menimbulkan peningkatan risiko bagi masyarakat.
Walaupun masalah kesehatan mata meningkat, lebih dari satu dari 10 orang tidak pernah melakukan pemeriksaan mata dan 29 persen bersikeras bahwa penglihatan mereka tidak bermasalah.
Namun, lebih dari satu dari empat orang atau 25 persen menolak pergi ke dokter mata karena mereka yakin biayanya terlalu mahal, sementara 15 persen lainnya takut akan hasil pemeriksaan.
"Data tersebut memberi tahu kita bahwa sekelompok warga Australia, terutama yang masih muda, menolak pergi ke dokter mata untuk alasan yang salah," ucap Arundel.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gaya hidup yang kita miliki sehari-hari bisa sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita. Hal ini termasuk dalam kesehatan mata.
Baca SelengkapnyaMata berair merupakan kondisi umum yang sering kali terjadi. Yuk, simak apa saja penyebab mata berair dan bagaimana cara mengatasinya!
Baca SelengkapnyaKehilangan orang terkasih merupakan kondisi berat yang tak mudah untuk dilalui.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
Baca SelengkapnyaGaya hidup kurang gerak atau sedentari bisa berujung berbagai masalah kesehatan termasuk munculnya kanker pankreas di usia muda.
Baca SelengkapnyaBeberapa kondisi mata menunjukkan gejala kesehatan. Berikut ini adalah masalah kesehatan pada mata dan cara perawatannya.
Baca SelengkapnyaMata merah terjadi saat pembuluh di mata membengkak atau teriritasi.
Baca SelengkapnyaMata sakit saat berkedip bisa disebabkan oleh berbagai faktor.
Baca SelengkapnyaKata-kata sakit hati memberikan penghiburan dan pemahaman kepada individu yang sedang mengalami perasaan tersebut.
Baca Selengkapnya