Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ratusan media AS kecam Trump yang nyatakan perang terhadap pers

Ratusan media AS kecam Trump yang nyatakan perang terhadap pers koran the boston globe. ©oseph Prezioso, AFP

Merdeka.com - Berbagai surat kabar di Amerika Serikat, baik besar maupun kecil, hari ini mengecam sikap Presiden Donald Trump yang menyerang media. Koran-koran itu menulis tajuk rencana yang menekankan pentingnya kebebasan pers.

Koran yang memimpin kritikan terhadap Trump ini di antaranya ada The Boston Globe, yang menyerukan tagar #EnemyofNone dan diikuti oleh sekitar 200 koran di seantero AS.

"Hari ini Amerika Serikat punya presiden yang menciptakan mantra, semua media yang secara terang-terangan tidak mendukung kebijakan pemerintah adalah 'musuh dari rakyat'," tulis editorial Globe,seperti dilansir France24, Kamis (16/8).

Sikap Trump terhadap pers membuat orang kuat lainnya seperti Vladimir Putin di Rusia dan Recep Tayyip Erdogan di Turki juga menganggap jurnalis adalah musuh, kata the Globe.

Koran the New York Times yang kerap menjadi sasaran kritik dari Trump, menulis editorial pendek sepanjang tujuh paragraf dengan judul ditulis huruf besar "Kebebasan Pers Membutuhkan Anda".

"Tapi berkeras mengatakan kebenaran yang tidak kita sukai adalah 'berita palsu' adalah bahaya bagi denyut nadi demokrasi. Dan menyebut jurnalis sebagai musuh rakyat itu bahaya, titik," tulis The New York Times.

Di seantero Amerika, koran-koran lain ikut bergabung menyatakan sikap mereka untuk menjunjung tinggi kebenaran.

"Di tataran praktis, kami jurnalis hanya duduk mendengarkan rapat pemerintah yang membosankan dan belajar soal rumusan pembiayaan sekolah. Kesemua itu tidak seharusnya kami dijalani. Tugas kami memang tidak semulia kalimat Amandemen Pertama, tapi ini layak dilakukan."

Kelompok pengacara pendukung kebebasan pers mengatakan Trump adalah ancaman sesungguhnya bagi peran pers.

"Menurut saya pers tidak akan tinggal diam dan menerima begitu saja. Mereka akan bersikap ketika orang terkuat di dunia ingin melecehkan Amandemen Pertama," kata Ken Paulson, mantan pemimpin redaksi USA Today yang mengepalai Pusat Informasi Amandemen Perama dan Dekan Komunikasi di Universitas Middle Tennessee.

(mdk/pan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Trump Media Gugat Pendiri Truth Social, Media Sosial Punya Donald Trump

Trump Media Gugat Pendiri Truth Social, Media Sosial Punya Donald Trump

Gugatan tersebut menuduh Litinsky dan Moss telah gagal dalam mengelola perusahaan mereka.

Baca Selengkapnya
Media Barat Bukan Dewa, New York Times, Washington Post dan Lainnya Lebih Pro-Israel dalam Pemberitaan Isu Palestina, Ini Buktinya

Media Barat Bukan Dewa, New York Times, Washington Post dan Lainnya Lebih Pro-Israel dalam Pemberitaan Isu Palestina, Ini Buktinya

The Intercept melakukan analisis terhadap lebih dari 1.000 artikel yang diterbitkan media-media Barat terkait agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina.

Baca Selengkapnya
Media Asing Terkemuka Sebut Jokowi Akhiri Masa Jabatan dengan Mengecewakan

Media Asing Terkemuka Sebut Jokowi Akhiri Masa Jabatan dengan Mengecewakan

Dalam editorialnya, The Economist menyorot soal pencalonan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
New York Times Larang Jurnalisnya Gunakan Kata 'Genosida' dan 'Palestina' Saat Tulis Berita Soal Perang Israel di Gaza

New York Times Larang Jurnalisnya Gunakan Kata 'Genosida' dan 'Palestina' Saat Tulis Berita Soal Perang Israel di Gaza

Editor media ternama Amerika ini mengeluarkan memo terkait larangan tersebut.

Baca Selengkapnya
Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024

Putin Ungkap Alasan Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024

Putin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga

Baca Selengkapnya
Sederet Kontroversi Gus Samsudin Bikin Geleng-Geleng, Pemilik Ponpes buat Konten Jemaah Tukar Pasangan

Sederet Kontroversi Gus Samsudin Bikin Geleng-Geleng, Pemilik Ponpes buat Konten Jemaah Tukar Pasangan

Video tersebut dinarasikan ada seorang pemuka agama yang memimpin jemaah tertentu

Baca Selengkapnya
Menteri Israel Minta Bulan Ramadan Dihapus, Ini Alasannya

Menteri Israel Minta Bulan Ramadan Dihapus, Ini Alasannya

Pernyataan kontroversial ini disampaikan hanya beberapa hari sebelum umat Muslim memasuki bulan suci Ramadan.

Baca Selengkapnya
Keutamaan 10 Hari Terakhir Dalam Bulan Ramadhan, Ini Amalan Pentingnya

Keutamaan 10 Hari Terakhir Dalam Bulan Ramadhan, Ini Amalan Pentingnya

Dalam malam lailatul qadar juga merupakan malam yang penuh akan ampunan.

Baca Selengkapnya