Pejabat dan Tentara Israel Akui Sebagian Besar Korban Tewas yang Dianggap “Teroris” adalah Warga Sipil
Pejabat dan Tentara Israel Akui Sebagian Besar Korban Tewas yang Dianggap “Teroris” adalah Warga Sipil

Pejabat dan Tentara Israel Akui Sebagian Besar Korban Tewas yang Dianggap “Teroris” adalah Warga Sipil

Pejabat dan Tentara Israel Akui Sebagian Besar Korban Tewas yang Dianggap “Teroris” adalah Warga Sipil
Sebuah laporan yang diterbitkan harian terkemuka Israel, Haaretz, pada Minggu (31/3) menyatakan tentara dan perwira Israel mengakui sebagian besar korban tewas yang diidentifikasi oleh tentara sebagai "teroris" selama perang di Jalur Gaza sebenarnya adalah warga sipil.
Haaretz mengumpulkan kesaksian dari tentara dan perwira yang telah bertempur di Gaza selama perang berlangsung sejak 7 Oktober 2023.
"Tentara Israel mengatakan 9.000 teroris telah terbunuh sejak perang Gaza dimulai," kata laporan itu.
Namun, para perwira dan tentara Israel mengatakan kepada Harretz, "mereka sering kali adalah warga sipil yang satu-satunya kejahatannya adalah menyeberangi garis tak terlihat yang dibuat oleh tentara Israel."
"Kami secara eksplisit diberitahu bahkan jika seorang tersangka berlari ke sebuah gedung dengan orang-orang di dalamnya, kami harus menembaki gedung itu dan membunuh teroris itu, meski jika ada orang lain yang terluka," kata seorang tentara kepada Haaretz, seperti dilansir laman Middle East Monitor, Senin (1/4).

Menurut kesaksian para perwira dan tentara, tentara Israel menembaki siapa pun yang memasuki "zona bunuh" yang telah ditetapkannya, baik bersenjata maupun sipil.
Seorang perwira cadangan mengatakan "dalam praktiknya, seorang teroris adalah siapa pun yang telah dibunuh tentara di daerah-daerah tempat pasukannya beroperasi."
"Mereka bertanya berapa banyak, dan saya memberikan angka berdasarkan apa yang kami lihat dan pahami di lapangan, dan kami terus melanjutkan. Bukan berarti kami menambah-nambahkan, tetapi tidak ada yang bisa menentukan dengan pasti siapa yang teroris dan siapa yang tertembak setelah memasuki zona tempur pasukan Israel," tambahnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi kritik keras di dalam negeri karena gagal mencapai tujuan perang di Gaza, terutama dalam menghabisi kelompok Palestina Hamas dan mengembalikan sandera Israel.