Ketika Dunia Maya di China Dukung Pelaku Penembakan di Selandia Baru
Merdeka.com - Tak pernah ada yang menyangka sebelumnya, Brenton Tarrant, pemuda 28 tahun yang membantai 50 orang di dua masjid di Christchuch, Selandia Baru Jumat lalu, ternyata mengagumi negara China seperti yang dia tulis dalam surat panjang atau manifestonya.
Dalam tulisannya, Tarrant menyebut 'negara yang paling dekat dengan pandangan politik dan sosial yang dianutnya' adalah China. Tarrant mengatakan dia mengagumi negara yang 'tidak beraneka ragam'.
Meski Tarrant tidak menjabarkan mengapa dia menyukai China, namun tindakan terorisme yang dia lakukan rupanya mendapat dukungan dari sejumlah pengguna dunia maya di China.
Dalam salah satu tautan di jejaring sosial WeChat ada judul artikel "Kata-kata yang tertulis di senjata pelaku penembakan di Selandia Baru menggambarkan kecemasan mendalam orang kulit putih di Eropa."
Dikutip dari laman Quartz, Senin (18/3), Tarrant diketahui menulis sejumlah kata-kata di senjata yang dia gunakan untuk membantai 50 orang itu. Kata-kata itu menunjukkan supremasi bangsa kulit putih yang diagungkan Tarrant.
aksi simpatik warga untuk korban penembakan di masjid selandia baru ©2019 REUTERS/Jorge Silva
Artikel di WeChat itu sedikitnya dibaca oleh lebih dari 100 ribu orang di China. Isinya menyalahkan pemerintah Kota Christchurch yang mengizinkan pembangunan masjid hingga menyebabkan warga muslim banyak berdatangan ke kota itu. Bahkan ada kalimat di artikel itu yang menyebut penembakan itu adalah rekayasa yang dibikin oleh politisi aliran kiri.
Sejumlah komentar dari artikel itu juga menyebut para penganut 'agama hijau'--sebutan melecehkan di dunia maya China terhadap Islam--yang menyebabkan serangan itu terjadi terhadap mereka.
"Agama hijau melancarkan serangan teroris di mana-mana, dan sekarang serangan itu akhirnya kembali kepada mereka sendiri. Agama hijau itu terbelakang, bodoh, barbar, dan bengis," kata seorang pengguna dunia maya.
Di jejaring sosial Weibo di China, banyak komentar juga justru menilai penembakan itu adalah hasil perbuatan yang dibenarkan secara politik. Pandangan semacam ini dalam beberapa tahun belakangan mendapat banyak dukungan di dunia maya di China.
Salah satu pengguna Weibo menulis, "Aksi ini bentuk perlawanan kaum kulit putih yang jarang terjadi. Kita harus perbanyak aksi semacam ini dan mendorong orang kulit putih untuk memberi penghargaan kepada pelaku penembakan, termasuk hadiah Nobel Perdamaian."
Pengguna lain berkomentar dengan mengatakan, "peristiwa ini jadi peringatan bagi penganut 'agama hijau' bahwa tidak semua orang akan membiarkan tindak kekerasan yang mereka lakukan selama ini."
Sentimen anti-Islam kini makin meluas di dunia Internet di Negeri Tirai Bambu di tengah beredarnya kabar kebijakan pemerintah China yang menekan kaum minoritas seperti yang dialami muslim Uighur di Provinsi Xinjiang.
Salah satu kasus yang sempat mengemuka yaitu soal 'halalifikasi', warga China marah karena produk halal bisa mengancam persatuan China. Salah satu aplikasi jasa pengiriman makanan terbesar di China, Meituan, tahun lalu meluncurkan layanan pengiriman dengan kemasan makanan halal dan itu memicu kemarahan warga China. Mereka mengatakan langkah itu bentuk diskriminasi terhadap warga non-muslim.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
India Lepaskan Merpati yang Dituding Jadi Mata-Mata China, Di Sayapnya Ada Tulisan
Baca SelengkapnyaBerkaca dari China, Nasib Indonesia Jadi Negara Maju atau Tidak Ditentukan 2 Pilpres Selanjutnya
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaChina Pelan-pelan Buat AS Khawatir dengan Persaingan Luar Angkasa, Ini Penyebabnya
Ini yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tren Jumlah Penduduk Indonesia Terus Meningkat, Sementara China Menurun
Jjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaDiwariskan Pada Anak Cucu, Warga Negara China Kelahiran Kebumen Ini Buka Usaha Makanan Indonesia di Negeri Rantau
Walaupun sudah lama meninggalkan tanah air, Ibu Bunga terdengar lancar berbahasa Indonesia.
Baca SelengkapnyaWarga Negara Inggris ini Bersepeda Sendirian dari China ke Australia, Begini Keseruannya saat Tiba di Semarang
Ia mempelajari budaya dan mencicipi kuliner baru pada setiap negara yang disinggahi
Baca SelengkapnyaFOTO: China Dilanda Gelombang Udara Dingin Mematikan, Lihat Ketebalan Saljunya Sangat Ekstrem
Suhu udara di China semakin turun di bawah titik beku hingga ke minus 40 derajat Celsius.
Baca SelengkapnyaJelang Cuti, Para Taruna Akpol Tampan Ini Diberi Pesan dari Komandan, Dilarang Hidup Mewah hingga Jaga Nama Baik
Isi pesannya aykni agar tak melakukan pelanggaran hingga hidup bermewah-mewahan.
Baca SelengkapnyaTempat ini Jadi Saksi Bisu Pangeran Diponegoro Ditangkap Belanda, Ada Kursi dengan Bekas Tancapan Kuku
Simak cerita di balik tempat bersejarah dan saksi bisu ditangkapnya Pangeran Diponegoro.
Baca Selengkapnya