Biksu 'super kaya' Thailand divonis penjara 114 tahun

merdeka.com Sekitar 5 Tahun yang lalu

Merdeka.com - Seorang biksu di Thailand yang dikenal dengan gaya hidup mewahnya divonis hukuman penjara selama 114 tahun. Biksu ini terbukti telah melakukan beberapa tindak pidana.

"Wiraphon Sukphon terbukti bersalah karena melakukan penipuan, pencucian uang, dan kejahatan lewat perangkat komputer. Dia didakwa tiga dua sampai tiga tahun hukuman penjara atas 40 pengaduan," kata kuasa hukum Wiraphon, Phanu Sookwanli, dikutip dari CNN, Jumat (10/8).

Pengacara Wiraphon diberi waktu 30 hari untuk mengajukan banding atau meminta perpanjangan waktu banding.

"Dia akan tetap dipenjara, tetapi kami memastikan bahwa klien saya akan mengajukan banding ke pengadilan berikutnya," paparnya.

Namun berdasarkan UU Thailand, hukuman penjara maksimal untuk satu gabungan dakwaan adalah 20 tahun. Jadi Wiraphon yang kini berusia akhir 30-an kemungkinan akan dibebaskan sebelum usia 60.

Selain tindak pidana yang disebutkan, Wiraphon juga menghadapi tuntutan kriminal lain yakni memperkosa gadis di bawah umur. Tetapi putusan untuk kasus ini baru akan jatuh pada Oktober 2018.

Nama Wiraphon mulai dikenal publik ketika dirinya muncul dalam sebuah video diunggah ke YouTube 2013 lalu. Dia terlihat memamerkan segepok uang dalam sebuah pesawat pribadi. Tindakannya tentu saja berbanding terbalik dengan sifat seorang biksu sebenarnya yang seharusnya hidup dalam kesederhanaan.

Gelar biksunya kemudian dicopot setelah dirinya kembali ke Thailand pada 2017. Sebelumnya dia sempat kabur ke Amerika Serikat dan ditangkap pada 2016. Surat penangkapannya sendiri dikeluarkan pada 2014. Pengadilan AS pun mengabulkan permintaan ekstradisi dari Departemen Investigasi Khusus Thailand (DSI).

Meski hidup sebagai biksu, kekayaan Wiraphon tidak main-main. Biksu dengan kehidupan 'jet set' itu memiliki setidaknya 83 mobil mewah dan beberapa properti mencakup bidang tanah, rumah, dan kondominium. Menurut para penyidik, kekayaan itu diperolehnya selama dekade terakhir dari sumbangan para jemaat, baik yang kaya maupun yang miskin.

(mdk/pan)