Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menko Darmin: Donald Trump marah karena The Fed terus naikkan suku bunga acuan

Menko Darmin: Donald Trump marah karena The Fed terus naikkan suku bunga acuan Darmin Nasution. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) beberapa hari ini bergerak melemah. Bahkan, nilai tukar sempat menyentuh level Rp 14.500-an per USd.

Pelemahan Rupiah terjadi sejak bank sentra AS, The Fed kembali mengumumkan untuk kembali menaikkan suku bunga acuan mereka.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasutioan menyebutkan bahwa AS menaikkan kembali suku bunga acuan untuk menaikkan tingkat inflasi di negeri Paman Sam tersebut.

"Empat hari yang lalu itu Jerome Powell, Gubernur The Fed itu mengumumkan bahwa The Fed akan mem push supaya inflasi di AS meningkat, kan persoalan mereka inflasi terlalu rendah," kata Menko Darmin di kantornya, Minggu (22/7).

Menko Darmin mengakui, bukan hanya negara lain yang geram dengan keputusan tersebut bahkan Presiden AS Donald Trump pun menentangnya.

"Bukan cuma kita, bahkan Trump saja mulai marah, ini The Fed kerjaannya menaik-naikan tingkat bunga saja. Sudah ada itu komentar itu dari Trump," ujarnya.

Kondisi sebaliknya justru terjadi di China. Di sana, mata uang mereka sengaja dibuat terdepresiasi atau melemah terhadap Dolar Amerika.

"China, dia biarin mata uangnya melemah ya dia biarin saja, kenapa? Supaya barangnya lebih murah di AS. Begitu mata uang dia terus melemah dia gak mau intervensi, nah negara-negara di sekitar dia ikut melemah."

(mdk/idr)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Harga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor

Harga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor

Investor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya

Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya

Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan

Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan

Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.

Baca Selengkapnya
Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya
Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Mengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024

Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik

ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.

Baca Selengkapnya