Menko Darmin: Donald Trump marah karena The Fed terus naikkan suku bunga acuan
Merdeka.com - Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) beberapa hari ini bergerak melemah. Bahkan, nilai tukar sempat menyentuh level Rp 14.500-an per USd.
Pelemahan Rupiah terjadi sejak bank sentra AS, The Fed kembali mengumumkan untuk kembali menaikkan suku bunga acuan mereka.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasutioan menyebutkan bahwa AS menaikkan kembali suku bunga acuan untuk menaikkan tingkat inflasi di negeri Paman Sam tersebut.
"Empat hari yang lalu itu Jerome Powell, Gubernur The Fed itu mengumumkan bahwa The Fed akan mem push supaya inflasi di AS meningkat, kan persoalan mereka inflasi terlalu rendah," kata Menko Darmin di kantornya, Minggu (22/7).
Menko Darmin mengakui, bukan hanya negara lain yang geram dengan keputusan tersebut bahkan Presiden AS Donald Trump pun menentangnya.
"Bukan cuma kita, bahkan Trump saja mulai marah, ini The Fed kerjaannya menaik-naikan tingkat bunga saja. Sudah ada itu komentar itu dari Trump," ujarnya.
Kondisi sebaliknya justru terjadi di China. Di sana, mata uang mereka sengaja dibuat terdepresiasi atau melemah terhadap Dolar Amerika.
"China, dia biarin mata uangnya melemah ya dia biarin saja, kenapa? Supaya barangnya lebih murah di AS. Begitu mata uang dia terus melemah dia gak mau intervensi, nah negara-negara di sekitar dia ikut melemah."
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Harga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor
Investor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca Selengkapnya