Terungkap Golongan Darah yang Bisa Bikin Penampilan Awet Muda
Golongan darah ditentukan oleh penanda unik yang terdapat pada sel darah merah dan juga oleh antibodi yang ada dalam sistem peredaran darah.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa golongan darah dapat memengaruhi proses penuaan. Berdasarkan informasi dari laman Earth via Liputan6, Jumat (15/2), studi ini menemukan bahwa individu dengan golongan darah B mungkin mengalami penuaan lebih lambat dibandingkan dengan golongan darah lainnya.
Golongan darah ditentukan oleh penanda khusus yang terdapat pada sel darah merah serta antibodi dalam aliran darah. Dalam sistem golongan darah ABO, orang dengan golongan darah B memiliki antigen B pada sel darah merah dan memproduksi antibodi terhadap antigen A.
Perbedaan ini menghasilkan variasi biologis dalam sistem kekebalan dan metabolisme tubuh dibandingkan dengan individu bergolongan darah lain. Menariknya, hanya sekitar 10 persen dari populasi dunia yang memiliki golongan darah B.
Para peneliti menyelidiki apakah antigen yang terdapat pada golongan darah B dapat berkontribusi pada efisiensi tubuh dalam mengatasi perubahan metabolisme.
Beberapa studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa metabolisme yang lebih efisien berhubungan erat dengan proses penuaan yang lebih lambat dan kualitas hidup yang lebih baik seiring bertambahnya usia.
Menurut para ilmuwan, individu dengan golongan darah B memiliki mekanisme perbaikan dan regenerasi sel yang lebih baik. Mereka tampaknya lebih mampu mengatasi stres metabolik, yang dapat melindungi mereka dari berbagai penyakit yang berkaitan dengan usia.
Hal ini diduga disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan respons imun yang lebih adaptif terhadap perubahan lingkungan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh tim dari Universitas Harvard menunjukkan bahwa individu bergolongan darah B cenderung memiliki tingkat inflamasi yang lebih rendah dibandingkan dengan golongan darah lainnya.
Inflamasi kronis merupakan salah satu penyebab utama yang mempercepat penuaan dan berkontribusi pada berbagai penyakit degeneratif seperti diabetes tipe 2, Alzheimer, dan penyakit jantung.
Meskipun individu dengan golongan darah B memiliki potensi untuk mengalami penuaan lebih lambat, mereka tetap tidak kebal terhadap risiko kesehatan tertentu.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mereka memiliki kemungkinan sedikit lebih tinggi untuk mengalami masalah kardiovaskular, seperti hipertensi dan penyakit jantung koroner.
Selain itu, ada bukti bahwa individu dengan golongan darah B lebih rentan terhadap infeksi tertentu, seperti infeksi bakteri Helicobacter pylori yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Walaupun demikian, risiko tersebut dapat diminimalkan melalui pola makan sehat, rutin berolahraga, dan manajemen stres yang baik.
Para ahli gizi merekomendasikan agar orang dengan golongan darah B mengonsumsi makanan yang tinggi protein, seperti daging tanpa lemak dan ikan, sambil menghindari makanan yang berpotensi menyebabkan peradangan, seperti gandum serta beberapa produk olahan susu.
Selain faktor fisik, kesehatan mental juga sangat dipengaruhi oleh aspek psikologis bagi individu dengan golongan darah B. Beberapa studi menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah ini cenderung lebih emosional dibandingkan kelompok lainnya, sehingga dukungan sosial yang kuat sangat penting untuk menjaga kesehatan mental mereka.
Stres berkepanjangan dapat mempercepat proses penuaan biologis dan meningkatkan kemungkinan terjadinya gangguan mental seperti kecemasan dan depresi.
Saat ini, metode yang umum digunakan untuk menilai penuaan sering kali berfokus pada perubahan epigenetik dalam DNA, yang memerlukan sampel jaringan dari organ tertentu. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa analisis darah dapat memberikan gambaran yang lebih praktis mengenai kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan dan teknik pembelajaran mesin, para peneliti kini dapat menganalisis ribuan protein dalam darah untuk mengidentifikasi organ mana yang mengalami penuaan lebih cepat.
Data ini dapat mendukung pengembangan strategi personal untuk memperlambat proses penuaan dan menjaga kesehatan organ. Penelitian ini membuka kemungkinan baru dalam bidang kedokteran penuaan serta personalisasi kesehatan berdasarkan golongan darah.
Dengan memahami pengaruh golongan darah terhadap metabolisme, peradangan, dan respons terhadap stres, para ilmuwan berharap dapat menciptakan terapi yang lebih efektif untuk memperpanjang usia sehat seseorang.
Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasi hasil temuan ini dan mengeksplorasi mekanisme biologis yang mendasarinya dengan lebih mendalam.