Mengenal Kalabubu, Aksesoris Gelang Leher dari Nias Selatan
Setiap pakaian adat tradisional dilengkapi dengan aksesoris yang bermacam-macam. Begitu juga dengan wilayah Nias Selatan yang memiliki aksesoris unik.
Setiap pakaian adat tradisional dilengkapi dengan aksesoris yang bermacam-macam. Begitu juga dengan wilayah Nias Selatan yang memiliki aksesoris unik.
Salah satu aksesoris yang lazim dikenakan masyarakat Nias Selatan bernama Kalabubu. Aksesoris ini unik lantaran bentuknya seperti gelang namun dipakai pada bagian leher seseorang. (Foto: wikipedia
Apabila dilihat dengan mata telanjang, bentuk Kalabubu sendiri terdapat bagian besar di tengahnya lalu mengecil sampai di bagian ujungnya.
Tepat di bagian belakang, ada pertemuan antar ujung Kalabubu, kemudian diikat menggunakan pengikat seperti koin yang terbuat dari bahan kuningan.
Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Kalabubu terbuat dari bahan batok kelapa atau Sole, kemudian disusun dengan rapi dan presisi sehingga mengikat satu sama lain. Untuk membuat satu Kalabubu ukuran orang dewasa membutuhkan lebih kurang 120-150 koin.
Bahan lain yang digunakan untuk membuat Kalabubu yaitu Kapur Sirih (Betua), Kuningan (Life), Kayu Beras (Berua), dan Besi Tulangan (Kawe).
Proses pembuatan Kalabubu ini cukup rumit. Pasalnya harus diukur dengan tepat dan presisi. Mulai dari membuat pola seperti mata atau disebut dengan Tempurung Betina (Sialawenia). Kemudian, pola tadi dipotong koin persegi empat menggunakan kapak kecil atau Fato.
Setiap pembuatan Kalabubu memiliki ukuran keping yang berbeda-beda dengan ketebalatan yang asimetris. Tujuannya agar koin tersebut membentuk lingkaran ketika sudah disusun rapat.
Setelah semua tersusun rapat, Kalabubu masih harus dihaluskan menggunakan kikir. Barulah ujungnya diruncingkan menggunakan Berua agar pasangan koin bisa presisi.
Bagi masyarakat Nias Selatan, menggunakan Kalabubu menunjukkan status sosial. Untuk golongan prajurit lazimnya menggunakan Kalabubu polos. Sementara golongan bangsawan atau Si'ulu ada corak yang lebih kompleks dan diikat menggunakan bahan berlapis emas di bagian ujungnya.
Tak hanya unik, Kalabubu juga mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah yang tinggi. Pada zaman dahulu, aksesoris leher ini biasa digunakan untuk berperang oleh kaum laki-laki di Nias Selatan.
Fungsi utama dari Kalabubu ini untuk melindungi leher dari tebasan golok dari para Emali atau pemburu kepala. Biasanya, leher yang ditebas bentuk diagonal dari leher sebelah kiri menuju bagian ketiak sebelah kanan.
Kalabubu rupanya tak hanya melindungi leher prajurit Nias Selatan saja. Berdasarkan tradisi lisan, Kalabubu juga memiliki jimat yang kuat untuk membalas serangan yang mematikan. Hal ini untuk mendapatkan rasa hormat dan segan apabila bisa menang bertarung (seperti tarian perang Faluaya).
Apabila jimat Golok milik lawan lebih kuat, maka Kalabubu akan pecah, begitu juga sebaliknya. Untuk menghalau lawan, biasanya akan menangkis tebasan itu menggunakan bagian tubuh yang terlindungi Kalabubu.
Pelaku berdalih tidak sengaja melakukan tindakan tersebut, karena dia hampir terjatuh.
Baca SelengkapnyaKasie di Kelurahan Kelapa Gading Barat ini juga memaksa 100 PPSU lainnya. Mereka pun mengaku tak bisa menolak karena hal itu merupakan perintah atasan.
Baca SelengkapnyaAda-ada saja berbagai kelakuan kocaknya yang seolah bisa mengocok perut, termasuk momen yang satu ini.
Baca SelengkapnyaSejumlah cara bisa diakukan untuk mencegah terbangun dalam kondisi tenggorokan kering dan dahaga.
Baca SelengkapnyaIbunda korban meminta agar pelaku dihukum seberat - beratnya.
Baca SelengkapnyaBMKG mengatakan jika di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak, Banten masuk kategori daerah prakiraan hujan lebat.
Baca SelengkapnyaMeski terkenal jenius sejak kecil, cawapres ini ternyata minder tak berani dekati cewek
Baca SelengkapnyaMantan Ketua KPU Bengkalis, Fadhillah Al Mausuly (42) ditetapkan sebagai tersangka korupsi anggaran dana hibah pilkada. Dia langsung ditahan.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Telaga Buret membuat sejumlah desa di Tulungagung tak pernah alami kekeringan.
Baca Selengkapnya