Jokowi unggul di survei, Gerindra singgung undangan ke Istana
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono curiga terhadap lembaga survei yang memenangkan elektabilitas Capres petahana Jokowi-Ma'ruf Amin makin tinggi. Dia melihat, lembaga survei tersebut pesanan. Apalagi sejak diundang ke Istana pada bulan Mei lalu dan bertemu Jokowi.
"Lima lembaga survei yang menyatakan elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin selalu leading patut dicurigai. Pertama, kelima lembaga survei opini tersebut sebelumnya di bulan Mei 2018 di undang ke Istana. Artinya ada pesan-pesan khusus alias pesanan survei serta tidak independent," katanya dalam keterangan tertulis kepada merdeka.com, Selasa (9/10).
Sindiran Arief ini terkait dengan berkumpulnya sejumlah bos lembaga survei di Istana pada 31 Mei lalu. Namun Jokowi tak hanya kumpulkan lembaga survei, tapi juga pengamat politik dan pegiat pemilu.
Hadir dalam acara itu, hadir dalam pertemuan itu di antaranya, Yunarto Wijaya, M Qodari dan Direktur Perludem, Titi Anggraeni.
Arief mencontohkan, lembaga jajak pendapat Gallup asal Amerika Serikat yang menolak diundang oleh penguasa saat mensurvei pemilihan presiden.
"Tidak pernah yang namanya mbahnya lembaga survei opini yang mensurvei pilpres di Amerika Serikat, Gallups mau diundang sama Presiden Amerika Serikat incumbent. Beda sama lembaga survei di Indonesia ya," tutur Arief.
Tingginya elektabilitas survei Jokowi-Ma'ruf tersebut tidak akan mampu menahan tingginya kurs USD terhadap rupiah. Menurutnya, yang jadi ukuran di negara demokrasi adalah kinerja ekonomi pemerintah yang selaras dengan tingkat elektabilitas petahana yang akan maju lagi sebagai Presiden.
Namun, hasil survei tersebut tidak simetris dengan kepercayaan dari pelaku pasar Internasional dan lokal terhadap kinerja ekonomi Jokowi. Buktinya, kata Arief, para pemegang obligasi atau surat utang Indonesia mulai melepas besar besaran obligasi dan surat utang Indonesia.
"Terjadi capital flight besar besaran, serta ketidak percayaan para ekportir serta perusahaan penghasil US dolar untuk menahan dolar di dalam negeri. Nah semua ini yang akhirnya membuat dolar tembus hingga Rp 15 ribu lebih dan menuju 16 ribu," paparnya.
Kemudian, polling-polling media online juga tidak ada yang menghasilkan bahwa elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin lebih tinggi dari Prabowo-Sandi. Hasil survei survei Jokowi-Ma'ruf juga sangat berbeda jauh dengan SBY-Boediono pada saat krisis ekonomi global 2008 hingga pasar saham Indonesia di suspend. Pada tahun krisis yang mendekati Pilpres 2009 itu nilai kurs dolar juga beranjak turun.
"Jadi kesimpulannya hasil survei yang dilakukan oleh lembaga yang katanya kredibel dipastikan adalah hoaks dan jadi-jadian ya," tutup dia.
Diketahui, sejumlah lembaga survei telah merilis hasil survei terbarunya terhadap Capres Jokowi dan Capres Prabowo Subianto.
Misalnya, SMRC menyebutkan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin 60,4 persen dan Prabowo-Sandiaga 29,8 persen. Sementara 9,8 persen tidak menjawab. Survei dilakukan pada 7-24 September 2018.
Selanjutnya, LSI Denny JA menyebutkan, Jokowi-Ma'ruf dipilih oleh 52,2 persen responden. Sementara elektabilitas Prabowo-Sandiaga 29,5 Persen. Adapun responden yang tidak menjawab mencapai 18,3 persen. Survei dilakukan, 12-19 Agustus 2018.
Kemudian, Indikator Politik menyebutkan, Jokowi-Ma'ruf Amin mendapatkan 57,7 persen dan Prabowo-Sandiaga Uno 32,3 persen. Survei dilakukan pada 1-6 September 2018 lalu.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Muncul Desakan Pemakzulan Jokowi, Istana Klaim Kepuasan ke Presiden Masih Tinggi di Atas 75 Persen
Istana menegaskan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi tak terganggu dengan munculnya wacana pemakzulan Jokowi.
Baca SelengkapnyaKapolri Singgung Pemimpin Melanjutkan, Timnas AMIN Ungkap Makna Perubahan Anies-Cak Imin
Timnas AMIN merespons pernyataan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo soal pemimpin pengganti Presiden Jokowi harus melanjutkan
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Bakal Dapat Peran Penting di Pemerintahan Prabowo, Golkar: Pemikiran Beliau Dibutuhkan Bangsa
Wajar jika Presiden Jokowi akan mendapat peran penting di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaJokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Jokowi meminta KPU dan para penyelenggara Pemilu memastikan tata kelola pelaksanaan Pemilu 2024 berjalan dengan baik.
Baca SelengkapnyaNasDem: Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi Puluhan Kali, Tidak Terkait Sikap Politik
Surya Paloh dan Jokowi diketahui menggelar pertemuan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Minggu (18/2).
Baca SelengkapnyaJokowi Sindir Kantor Pemda Dicat Sesuai Warna Parpol Penguasa
Menurut Jokowi, setiap daerah harus menonjolkan keunggulan yang dimiliki agar setiap daerah memiliki perbedaan.
Baca SelengkapnyaJokowi: Pemilu Harus Menggembirakan, Bukan Meresahkan dan Menakutkan
Jokowi menegaskan persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia harus terus dijaga di tengah tahun politik 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi Bertemu Prabowo dan Zulhas, Puan: Saya Tunggu Diajak Presiden
Presiden Joko Widodo bertemu dengan sejumlah ketua umum partai. Mulai dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Ketum PAN Zulkifli Hasan hari ini.
Baca Selengkapnya