Golkar mau koalisi dengan Demokrat, tapi Cagubnya Dedi Mulyadi bukan Demiz
Merdeka.com - Koordinator Pemenangan Pemilu Indonesia I Golkar, Nusron Wahid menyebut Partai Golkar membuka peluang kepada partai politik lain yang ingin berkoalisi. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi.
"Mau dengan siapapun partai koalisinya, yang penting harus ada nama Dedi Mulyadi," tegasnya saat ditemui usai rapat koordinasi dan konsolidasi Partai Golkar, di Kantor DPD Golkar Jabar, Jalan Maskumambang, Kota Bandung, Rabu (27/12).
Meski begitu, pria yang juga tercatat sebagai anggota DPR RI itu pun menyatakan posisi Dedi Mulyadi fleksibel. Artinya, Dedi Mulyadi bisa ditempatkan sebagai Cagub atau cawagub.
Sejauh ini, proses komunikasi dengan partai lain masih berjalan. Bahkan, di tingkat pusat, pembahasan dengan Demokrat dan PDIP sudah intens.
"Derajat komunikasinya sama. Kalau dalam satu hari teleponan lima kali ke PDIP, ke Demokrat juga sama. Kalau ada pertemuan dua kali sehari, sama partai yang lain juga sama," terangnya.
Lebih lanjut, jika bersandar pada perkembangan yang ada di tingkat pusat, Nusron menyebut ada beberapa alternatif. Pertama, jika bergabung dengan Demokrat yang telah mengusung Deddy Mizwar (Demiz), maka Cagubnya disarankan Dedi Mulyadi.
"Dedi Mulyadi kesiapan mentalnya lebih unggul Demul. Perkara survei masalah waktu," terangnya.
Namun, ia memastikan hal itu hanya alternatif saja. Pasalnya, semua keputusan ada di tangan Dedi Mulyadi yang mendapat keleluasaan penuh dalam haal mencari partai koalisi dan pasangannya.
"Dedi Mulyadi diberi keleluasaan mau koalisi dengan partai apa atau pasangannya siapa. Pokoknya, Golkar harus menang," imbuhnya.
Jabar dinilai sebagai etalase politik nasional dengan jumlah pemilih terbesar. Dengan demikian, siapa yang menang di Jabar akan memegang bandul pengaruh politik nasional.
"Tidak ada alasan untuk tidak memenangkan di Jabar," ucap Nusron.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen Gerindra Ungkap Golkar Berpotensi Besar Dukung Prabowo: InsyaAllah Bulan Agustus Ini
Muzani menyebut, Gerindra menghormati proses keputusan di internal Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaGolkar Tidak Keberatan Jika Ada Partai Baru Bergabung dengan Koalisi Prabowo
Kendati demikian, Golkar mengaku tak mengetahui siapa partai politik yang akan bergabung dengan KIM.
Baca SelengkapnyaTPN Ganjar Ajak Rakyat Terlibat Usut Kecurangan Pemilu: Kembalikan Indonesia ke Jalur Demokrasi
Tim Pembela Demokrasi dan Keadilan (TPDK) Ganjar-Mahfud mengajak partisipasi rakyat Indonesia mengungkap kecurangan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Golkar Minta Jatah 5 Kursi Menteri, Begini Respons Santai Demokrat
Golkar klaim memiliki kontribusi besar dalam memenangkan Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaDemokrat: Hak Angket Pemilu 2024 Tidak Menghargai Suara Rakyat
Demokrat menilai wacana koalisi 01 dan 03 menggulirkan hak angket sama artinya dengan tak menghargai suara rakyat.
Baca SelengkapnyaDinilai Berpeluang Jadi Ketum Golkar, Ini Respons Khas Gibran
Cawapres Gibran Rakabuming Raka memberi jawaban khas saat ditanya soal peluangnya menjadi Ketua Umum Partai Golkar menggantikan Airlangga Hartarto.
Baca SelengkapnyaPolitisi Golkar Minta Senior di Partai Tak Main Isu Percepatan Munas Gembosi Airlangga
Apalagi isu tersebut berkembang bahwa ada sekelompok orang yang mendorong percepatan Munas Golkar.
Baca SelengkapnyaDemokrat Hampir 10 Tahun jadi Oposisi, Kritik AHY: Pembangunan di Indonesia Belum Merata
AHY menegaskan ingin fokus memenangkan Partai Demokrat dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaAkhir Karir Politik Devara Putri, Caleg DPR RI Otak Pembunuhan Berencana di Bogor
Adapun Devara terlibat dalam kasus pembunuhan Indriana Dewi Eka Saputri. Indriana Dewi tewas di tangan pacarnya sendiri, Didot Alfiansyah alias DA.
Baca Selengkapnya