Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Wantimpres ajak ulama dan pesantren bersama-sama bangkitkan nilai Pancasila

Wantimpres ajak ulama dan pesantren bersama-sama bangkitkan nilai Pancasila Sidarto di acara Haul Al-Maghfurlah KHR Zamruddin. ©2018 Istimewa

Merdeka.com - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto menilai peran para ulama dan pesantren diperlukan dalam membangun manusia religius yang memiliki spiritualitas, maju, rasional, meritokrasi, demokratis, toleran, bisa menerima perbedaan, dan berkepribadian Indonesia.

Sebab, selain memberikan kekuatan yang menjadi perekat bangsa, juga merefleksikan wajah Islam yang membangun peradaban berazaskan rahmatan lil alamin yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila.

Apalagi, dalam beberapa waktu terakhir, bermunculan konten negatif seperti ujaran kebencian dan hoaks yang disebarkan melalui media sosial. Hal ini dapat menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat yang berdampak pada kerukunan antar umat beragama di tanah air.

Hal ini disampaikan Sidarto saat memberikan sambutan pada acara Haul Al-Maghfurlah KHR Zamruddin yang digelar oleh Pokja Toleransi dengan Pesantren Al-Falahiyyah, Sleman, DIY.

"Fakta sejarah di Indonesia menunjukkan, selama ini Islam mampu menyatu dengan kearifan lokal tanpa harus mengakibatkan gesekan. Inilah wajah Islam Indonesia yang tumbuh sejak berabad-abad silam, yaitu wajah yang terbuka, toleran, dan sadar akan kemajemukan. Di atas fondasi inilah semestinya dakwah Islam berpijak," kata Sidarto yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Jumat (2/3).

Sidarto mengatakan, dalam realitas masyarakat yang bercorak multikultural, perihal cara berdakwah, Rasulullah SAW telah memberikan tauladan dalam sejarah Islam disebut sebagai Piagam Madinah. Masa itu, masyarakat Madinah terdiri dari berbagai macam suku dan agama. Dengan piagam itu Rasulullah berhasil menyatukan masyarakat Madinah yang majemuk.

Perlu ditegaskan, bahwa akar dari nasionalisme di Indonesia adalah tumbuh dari agama. Istilah 'hubbul wathan minal iman' merupakan benih perasaan nasionalisme bangsa Indonesia. Banyak negara-negara maju di dunia yang menerapkan sikap hidup 'berketuhanan' yang bukan hanya sekedar ritual, namun dalam perilaku sehari-hari.

"Di negara Barat maju, bukan saja dalam teknologi dan industri, tetapi juga dalam kemanusiaan, mereka memiliki program-program sosial negara kesejahteraan, bagaimana memuliakan semua yang hidup dan menjaga keseimbangan semesta," ujarnya.

Politisi Senior PDIP tersebut menambahkan, Pancasila sebagai nilai-nilai yang hidup dan tumbuh di tengah masyarakat Indonesia, ternyata dalam kehidupan sehari-hari masih belum optimal, termasuk dalam kehidupan bernegara saat ini.

"Kita melihat adanya defisit nilai Pancasila yang tercermin dalam hampir setiap aspek politik, hukum, ketatanegaraan, hingga kesejahteraan rakyat. Ini yang sangat perlu kita bangkitkan kembali," kata Sidarto.

Oleh karena itu, aktivitas berdakwah tentu boleh menawarkan jalan kebenaran, tapi seorang penyeru jalan kebenaran tidak dibenarkan merasa paling benar. Dalam sebuah masyarakat Islam, hak setiap individu sangat dihormati, termasuk hak orang-orang yang berbeda agama.

Sidarto pun mencontohkan, Nabi Muhammad SAW saat tinggal, hidup, berjuang dan berdinamika sekitar 10 tahun di Madinah. Di kota suci tersebut puncak kesuksesan dakwah Rasullulah. Maka, sangat manusiawi ketika Nabi pun sangat mencintai Madinah yang sekaligus mencerminkan Nabi mencintai tanah airnya, baik Mekkah maupun Madinah.

"Ini menunjukkan cinta tanah air dan nasionalisme adalah fitrah dan naluri yang Allah SWT sematkan secara kuat di dalam diri manusia. Penolakan dan antipati terhadap kebangsaan/nasionalisme, justru bertentangan dengan fitrah suci tersebut dan tidak memiliki landasan sama sekali di dalam Islam, baik secara doctrinal maupun historical," ujarnya.

Anggota Wantimpres lain, Malik Fajar yang turut hadir memberikan tausiah di acara tersebut, mengatakan bahwa Allah SWT sudah mentakdirkan bahwa manusia diciptakan secara beragam dari suku, bangsa, dan agama yang berbeda-beda.

"Hal ini sebuah perbedaan yang harus diterima dan diyakini oleh umat Islam. Untuk itu kita perlu menjaga kerukunan antar umat beragama," tukasnya.

(mdk/rzk)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rekonsiliasi Antar-Parpol Diyakini Bikin Suasana Sejuk Usai Pemilu 2024
Rekonsiliasi Antar-Parpol Diyakini Bikin Suasana Sejuk Usai Pemilu 2024

Perlu ada pertemuan antara perwakilan partai politik, termasuk tokoh-tokoh nasionalis dan agamis.

Baca Selengkapnya
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri
Media Sosial Mulai Hangat Jelang Pemilu 2024, Ini Pesan Kapolri

Jenderal Bintang Empat tersebut pun mewanti-wanti pentingnya menjaga kerukunan dan perdamaian selama proses pemilu.

Baca Selengkapnya
Akademisi Nilai Menjatuhkan Calon Lain Malah Jadi Budaya Dibanding Tonjolkan yang Didukung
Akademisi Nilai Menjatuhkan Calon Lain Malah Jadi Budaya Dibanding Tonjolkan yang Didukung

Hal ini bisa dilihat langsung di media sosial, banyak yang melakukan framing pihak lawan dengan citra negatif.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Bawaslu Ingatkan Menteri Jadi Tim Kampanye Hati-Hati Dalam Tugas Kenegaraan
Bawaslu Ingatkan Menteri Jadi Tim Kampanye Hati-Hati Dalam Tugas Kenegaraan

Bagya mengakui teguran itu sudah disampaikan ke Presiden. Namun, Bagya enggan menjelaskan teguran itu.

Baca Selengkapnya
Akademisi Ingatkan Masyarakat Jangan Saling Benci Jika Beda Pilihan
Akademisi Ingatkan Masyarakat Jangan Saling Benci Jika Beda Pilihan

Para capres-cawapres harus tampil sebagai sosok penuh kedamaian.

Baca Selengkapnya
Paspampres Tertinggi & Gagah Bertemu Perwira yang Dibanting Kapolri, Ngajak Ngopi Bareng
Paspampres Tertinggi & Gagah Bertemu Perwira yang Dibanting Kapolri, Ngajak Ngopi Bareng

Momen pertemuan Lettu Windra Sanur dengan Kombes Yudhi Sulistianto Wahid.

Baca Selengkapnya
Pengamat Soal Rencana Hak Angket Pemilu: Keliatannya Layu Sebelum Berkembang, akan Diblok Koalisi Pemerintah
Pengamat Soal Rencana Hak Angket Pemilu: Keliatannya Layu Sebelum Berkembang, akan Diblok Koalisi Pemerintah

"Keliatannya bisa jadi usulan hak angket ini akan layu sebelum berkembang, akan diblok, ya akan di bendung oleh kubu koalisi pemerintahan Jokowi,"

Baca Selengkapnya
Harapan Petani Tembakau ke Presiden Terpilih: Jaga Keberlangsungan Mata Pencaharian Kami
Harapan Petani Tembakau ke Presiden Terpilih: Jaga Keberlangsungan Mata Pencaharian Kami

Samukrah mengingatkan bahwa terdapat jutaan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pertembakauan.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Diingatkan Perkuat Nilai Toleransi, Jangan Ributkan Perbedaan
Masyarakat Diingatkan Perkuat Nilai Toleransi, Jangan Ributkan Perbedaan

Perkuat juga solidaritas, empati, dan tolong-menolong antar-sesama tanpa memandang perbedaan agama atau kepercayaan.

Baca Selengkapnya