Kasus siswa curi helm, orangtua tuding sekolah edit rekaman CCTV

Merdeka.com - Orangtua BR (17) siswa yang dituding mencuri helm, Aiptu YM menduga pihak SMA Negeri 7 Palembang, melakukan mengubah atau mengedit rekaman CCTV berisi peristiwa pencurian helm di parkiran sekolah. Sebab, selama ini pihak sekolah menutupi rekaman itu saat diminta.

"Saya menduga CCTV itu sudah diedit untuk dijadikan barang bukti, ini yang saya khawatirkan jauh-jauh hari. Dulu saya minta terus, tapi pihak sekolah tak pernah memberikan, ini jadi pertanyaan besar. Kalau mau fair, coba dibuka dari awal," kata Aiptu YM saat dihubungi merdeka.com, Senin (17/10).

Dia mengatakan, dari keterangan anaknya dan beberapa saksi lain, di dalam CCTV itu menunjukkan BR sebagai pelaku. Justru, BR sendiri memergoki pelaku lain saat beraksi.

"Anak saya justru mergoki dan nasihati pelakunya kembalikan helm itu. Karena CCTV menunjukkan seperti itu, malah guru-gurunya mengubah tuduhan ke anak saya jadi ikut bersekongkol," ujarnya.

Menurut dia, terjadi penggiringan opini publik yang dilakukan pihak guru untuk memojokkan anaknya. Sebelum kasus ini mencuat, ada beberapa guru menyebutkan anaknya tak terlibat dalam pencurian tersebut.

"Saya juga bingung kenapa seperti ini. Mungkin saja pihak sekolah sudah kewalahan menjawab pertanyaan penyidik terkait laporan saya sebelumnya," kata dia.

Selain itu, Aiptu YM juga menyesalkan Kepala SMA Negeri 7 Palembang, Nyimas Yasmin, yang melapor balik. Sebab, Aiptu YM melaporkan empat orang guru secara personal bukan atas nama lembaga.

"Apalagi, waktu kejadian Buk Nyimas Yasmin itu tak pernah terlibat sama sekali ngurusi kasus ini. Tiba-tiba dia yang justru melapor," kata dia.

Meski demikian, Aiptu YM tetap akan mengikuti proses hukum yang berlaku sebagai warga negara dan anggota polri. "Saya junjung tinggi proses hukum. Tapi demi anak yang tidak berbuat, saya akan perjuangkan kebenarannya," tukasnya.

Diketahui, Nyimas Yasmin, Kepala SMA Negeri 7 Palembang melaporkan Aiptu YM yang merupakan orangtua, BR (17), siswa yang dituding mencuri helm, ke Propam Polda Sumsel atas tuduhan melakukan diskriminasi dan intimidasi. Kedatangan Yasmin dikawal puluhan guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Palembang.

Sebelumnya, Aiptu YM mempolisikan empat guru SMA 7 Palembang, berinisial SN alias Madam, HS, DE, dan HY karena telah melakukan intimidasi dan diskriminasi terhadap korban BR sehingga mentalnya terganggu meski sudah melanjutkan pendidikan di sekolah lain.

Diberitakan sebelumnya, BR dipaksa mengaku telah mencuri helm yang berujung pemberhentian oleh empat gurunya. Tudingan tersebut bermula saat seorang siswa kehilangan helm yang terparkir di SMA 7 yang berada di kawasan Jalan Takwa, Merah Mata, Kecamatan Kalidoni, Palembang, Kamis (26/5) lalu.

Kemudian, korban bersama empat rekannya dipanggil masuk ke ruang guru karena dituding sebagai pelakunya. Merasa tak pernah melakukan yang dituduhkan, korban pun membantah. Bantahan itu juga diperkuat pernyataan empat teman sekelas korban.

Apalagi, korban bersama teman-temannya melihat pencuri helm tersebut adalah siswa kelas lain berinisial WR dan ER saat menuju musala pada jam istirahat. Meski demikian, BR tetap saja dituding guru-gurunya sebagai pencuri helm sehingga tak naik kelas. Malu dengan tudingan itu, BR pindah ke SMA di Bangka.