Kamuflase Teroris Dalam Beraksi dari Jaket Ojol Hingga Gunakan Anak-Anak
Merdeka.com - Pengamat Gerakan Islam dari UIN Jakarta, M. Zaki Mubarak, melihat bahwa tidak bisa mengidentifikasi pakaian seseorang itu sebagai teroris. Belakangan ini pelibatan perempuan dan anak-anak untuk dijadikan peran dalam aksi terorisme merupakan bentuk baru dalam memanipulasi polisi.
"Jarang sekali orang melakukan aksi Amaliah tetapi pakai celana cingkrang dan jenggotnya panjang, tetapi mereka berkamuflase. Saya kira model seperti ini akan bervariasi bisa menggunakan perempuan dan anak-anak, kamuflase dalam bentuk ojol, orang yang kecurian motor dan sebagainya," ujar Zaki dalam diskusi Perspektif Indonesia, di kawasan Kebon Sirih, Jakarta, Sabtu (16/11).
Menurut Zaki, inilah yang semakin membuat sulit dideteksi kepolisian. Karena aparat keamanan tidak memantau dan menganggap mereka sebagai orang yang potensial melakukan aksi Jihad.
Zaki juga menambahkan terorisme yang dikenal sebagai lone wolf atau bekerja sendiri sulit dideteksi karena tidak punya struktur dan tidak juga terkait dengan struktur JAD.
"Teroris sekarang menggunakan strategi yang sederhana tapi efektif. Misalnya yang di Wonokromo ngakunya kehilangan motor. Kemudian mau ketemu polisi untuk laporan, ternyata itu hanya dalih. Di medan kamuflase nya kan sederhana, pake jaket ojek online. Karena ojol kan lalu lalang, ada yang kirim makanan, kirim barang, antar orang jadi tidak terdeteksi," sambungnya.
Seperti di Suriah
Lalu masalah pelibatan perempuan dan anak-anak dalam aksi pengeboman menurut Zaki karena kurangnya peran laki-laki dalam kelompok-kelompok tersebut.
"Di Indonesia kekurangan sumber daya. karena aktivis laki-laki itu banyak yang masuk penjara, atau banyak yang tewas, kemudian mereka menggunakan sumber daya yang siap. Maka perempuan dan anak-anak diajak untuk melaksanakan itu," kata Zaki.
Menurut Zaki Indonesia mencontoh apa yang dilakukan ISIS di Suriah dan Irak ketika terdesak, karena kekurangan sumber daya maka mereka melakukan justifikasi melalui ayat Alquran bahwa perempuan dan anak-anak itu boleh dikerahkan dengan jaminan mati syahid.
"Ketika di Suriah dan Irak, kelompok jihadis menggunakan perempuan dan anak-anak untuk melaksanakan aksi Amaliah bom bunuh diri, maka disini juga di contoh dari segi ideologi mereka merujuk kesana," tutup Zaki.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
OJK Kembali Cabut Izin 4 BPR, Ini Alasannya
Dian mengatakan OJK masih akan menutup sisa BPR yang bermasalah di tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Ungkap Peran Tangkapan Baru Teroris Jaringan Solo Raya dan Banten
Densus 88 juga berhasil menangkap satu tersangka teroris lainnya inisial NK yang diduga terafiliasi kelompok Jaringan Anshor Daulah (JAD) di Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaDitinggal Orangtua Kerja, Bocah Tujuh Tahun Tewas Terjatuh dari Lantai 4 Rusun
Pihak keluarga memutuskan untuk tidak melakukan otopsi terhadap jasad korban.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Adik Kandung Korban Pembunuhan Ibu di Bekasi Diserahkan Ke Ayahnya
Pada saat kejadian tragis itu berlangsung, adik AAMS berada di lokasi juga.
Baca SelengkapnyaBersenjata Lengkap, Begini Aksi Jenderal TNI Maruli Simanjuntak di Satgultor 81 Kopassus Taklukan Target Teror
Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak terima Brevet Anti Teror Kehormatan. Begini aksinya bersenjata lengkap.
Baca SelengkapnyaTragis! Ibu Muda Nekat Ajak Anak Tenggak Racun Tikus Usai Diancam Cerai, Berujung Balitanya Tewas
Pada awal kejadian (31/1), tersangka sempat mengaburkan penyebab kematian korban dengan mengaku tidak tahu terkait penyebab meninggalnya sang anak.
Baca SelengkapnyaDibacok Ibu Kandung sampai Tewas, Anak 8 Tahun Ucapkan Kalimat Terakhir: Perut Aku Sakit
Istrinya tengah menjalani rawat jalan sejak mengidap ODGJ enam bulan lalu.
Baca Selengkapnya4 Orang Tewas di Pelataran Apartemen Penjaringan Jakut Satu Keluarga, Dugaan Kuat Bunuh Diri
Hasil pemeriksaan sementara, empat orang korban meninggal dunia diduga akibat bunuh diri lompat dari Lantai 22.
Baca SelengkapnyaDuka Perwira Polwan Sama-Sama Polisi dengan Anaknya 'Kaos Kaki Hilang Tinggal 2 Pasang'
Berikut drama 'eyel-eyelan' kaos kaki ala perwira polwan dengan sang anak yang berpangkat bintara.
Baca Selengkapnya