Mencicipi Kue Manco Madiun, Kuliner Legendaris Dulu hanya Boleh Dimakan Bangsawan
Kini, kue manco bisa dinikmati siapa saja.
Kini, kue manco bisa dinikmati siapa saja.
Dikenal sebagai kuliner legendaris Kabupaten Madiun, Jawa Timur, kue manco dulunya merupakan makanan kaum elit. Konon kue ini dulu hanya boleh dikonsumsi oleh bangsawan Kerajaan Gelang-Gelang yang ada di Dusun Ngrawan, Desa/Kecamatan Dolopo, Kabupaten Madiun.
Keberadaan Kerajaan Gelang-Gelang termuat dalam prasasti Mula Malurung tahun 1255 Masehi. Pemimpin Kerajaan Gelang-Gelang adalah Jayakatwang.
Beberapa sumber menyebutkan kue manco dulunya dikenal sebagai Kue Manco Karuk. Karuk merupakan beras yang digoreng tanpa minyak. Dulu kue ini diselimuti toping karuk dari beras dan ketan berwarna putih dan merah. Menurut sejarah, putih dan merah merupakan warna simbol dari panji-panji Kerajaan Gelang-Gelang.
Kue Manco pada zaman kerajaan Gelang- Gelang itu berbentuk contong dan dibungkus daun jati. Seiring berjalannya waktu, bentuk kue berubah. Kini bentuknya ada yang bulat, segitiga, dan kotak. Sedangkan bagian
tengahnya kosong dan berserat.
Pada zaman Kerajaan Gelang-Gelang, kue ini jadi santapan raja. Namun, saat ini, kue manco dapat dinikmati siapapun. Kue ini juga banyak ditemui di pasar tradisional hingga toko-toko yang ada di wilayah Madiun.
Pada zaman kerajaan Gelang-Gelang, kue manco hanya memiliki
toping karuk beras dan ketan. Saat ini topingnya lebih beragam, ada wijen dan kacang. Sementara bahan yang digunakan untuk membuat kue manco masih sama yakni tepung ketan dan tepung beras yang dibuat kenyal kemudian digoreng. Selanjutnya, kue manco disiram menggunakan gula aren.
Konon, menurut masyarakat, kue manco tidak bisa diproduksi di luar Desa Tambakmas. Pusat pembuatan kue manco di Madiun hanya ada di Desa Tambakmas. Selain desa itu, tidak ada yang berhasil membuat kue manco. Sejarawan asal Kabupaten Madiun, Akhlis Syamsal
Qomar, menjelaskan kepercayaan masyarakat setempat meyakini kue manco hanya berhasil diproduksi di Desa
Tambakmas, seperti dikutip dari kikomunal-indonesia.dgip.go.id,
Kue manco mempunyai makna filosofi mendalam. Kue yang saat dikunyah memiliki kesan lengket itu melambangkan budaya Indonesia, yaitu orang-orangnya memiliki hubungan dekat satu sama lain. Cita rasa manis melambangkan
pengalaman manis saat berkumpul bersama keluarga atau teman-
teman.
(Foto: Instagram @kuemanco.id)
Emping Beras, kuliner unik dan legendaris kebanggaan warga Orang Darat di Bangka Belitung. Makanan ini hadir saat tradisi Maras Taun.
Baca SelengkapnyaMenurut Cawapres Muhaimin Iskandar, rujak cingur di warung ini adalah salah satu kuliner paling enak di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaArumi Bachsin punya hobi kulineran. Sejumlah kuliner legendaris di Jawa Timur ini bikin dia ketagihan.
Baca SelengkapnyaMie Belitung, kuliner legendaris khas Bangka Belitung dengan kuah udang yang kental sungguh menggugah selera.
Baca SelengkapnyaKeberadaan kuliner ini biasanya ditemui di pasar-pasar tradisional. Namun seiring waktu keberadaannya makin sulit ditemukan.
Baca SelengkapnyaBerkunjung ke Kota Solo kurang lengkap jika tak mencicipi kulinernya.
Baca SelengkapnyaKue Saren, makanan tradisional yang langka khas Jambi yang menggunakan pewarna alami dari abu kayu jeruk purut.
Baca SelengkapnyaBelitung tak hanya terkenal dengan spot wisatanya saja. Di bidang kuliner, Belitung punya makanan khas bernama aruk gelagau.
Baca SelengkapnyaAgar lauk yang ada cukup untuk seluruh anggota keluarga, emak-emak di Bojonegoro punya siasat khusus membuat nasi templek sambal cos.
Baca Selengkapnya