Mengunjungi Petilasan Ki Ageng Mangir, Sosok Legendaris Musuh Bebuyutan Panembahan Senopati
Ki Ageng Wonoboyo merupakan sosok yang disegani pada masanya.
Ki Ageng Wonoboyo merupakan sosok yang disegani pada masanya.
Di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat sebuah kampung tua yang diduga sudah ada sejak zaman Majapahit. Namanya Kampung Mangir. Keberadaannya masih kurang dikenal masyarakat.
Di kampung itu, terdapat sebuah petilasan Ki Ageng Mangir Wonoboyo, ia adalah seorang tokoh kampung yang disegani pada masanya. Tak main-main, dia adalah musuh bebuyutan dari Panembahan Senopati, seorang raja Mataram.
Retno Utari, pengelola petilasan tersebut, mengatakan bahwa jauh sebelum berdirinya Kerajaan Mataram Islam, Mangir merupakan daerah perdikan yang dipimpin oleh Ki Ageng Mangir dan keturunannya. Selama ratusan tahun desa itu dipimpin Ki Ageng Mangir Wonoboyo I sampai IV.
Dalam perjalanannya, Mangir menjadi sebuah desa yang memberontak karena menolak tunduk pada Mataram. Panembahan Senopati mencari cara untuk menaklukkan Ki Ageng Mangir Wanabaya III dan merelakan putrinya, Retno Pembayun, untuk merayu Mangir.
Singkat cerita, Retno Pembayun berhasil memikat hati Ki Ageng Mangir Wanabaya III ke jenjang pernikahan. Setelah menjadi istri Ki Ageng Mangir, Retno Pembayun mengatakan sejujurnya kalau dia adalah putri dari Panembahan Senopati.
Mendengar kabar tersebut, Ki Ageng Mangir bersama Retno Pembayun sepakat untuk menghadap Panembahan Senopati di Kerajaan Mataram. Saat Ki Ageng Mangir masuk ke istana tanpa senjata dan sungkem sambil menundukkan kepala, Panembahan Senopati langsung memegang kepala Ki Ageng Mangir dan dipukulkan ke batu gilang singgasananya. Ki Ageng Mangir meninggal saat itu juga dan dimakamkan di Makam Raja-Raja Mataram Kotagede.
Retno Utari bercerita, dulu kompleks petilasan itu merupakan kebun pohon bambu yang angker dan dikeramatkan masyarakat sekitar. Hingga pada akhirnya seorang pria tua bernama Mbah Bali mengaku mendapat wangsit untuk mengelola tempat itu.
Di kemudian hari, Mbah Bali mengelola tempat itu selama 30 tahun dan membangun kompleks petilasannya menjadi bagus dengan biaya pribadi. Retno Utari tak lain merupakan putri Mbah Bali yang kini meneruskan perjuangan ayahnya.
Setelah dipugar dan diperbaiki, petilasan Ki Ageng Mangir menjadi obyek wisata yang indah. Apalagi lokasinya berdekatan dengan aliran Sungai Progo, serta banyak spot instagramable bagi mereka yang suka foto selfie.
Mengutip Brilio.net, kebanyakan pengunjung yang datang ke petilasan Ki Ageng Mangir merupakan orang-orang yang ingin berwisata spiritual. Petilasan inipun menjadi tempat wajib untuk sembahyang umat Hindu.
Soto ini sudah diwariskan secara turun-temurun sejak zaman mbah buyut dari generasi saat ini
Baca SelengkapnyaTepat pada hari ini putra dari musisi legendaris bernama Galang Rambu Anarki telah berpulang di usianya yang masih sangat muda yakni 15 tahun.
Baca SelengkapnyaBerbeda dari kerupuk pada umumnya, kerupuk khas Sumedang ini dibungkus dengan cara yang tak biasa.
Baca SelengkapnyaKedatangan sosok pria istimewa, para prajurit bahkan rela membuat barisan.
Baca SelengkapnyaDijamin pantai ini langsung bikin pengunjung jatuh cinta dengan suasananya.
Baca SelengkapnyaWalau di tengah genangan air dan guyuran hujan, mereka tetap hadir ke TPS untuk mencoblos
Baca SelengkapnyaBukan berseragam loreng, sosoknya justru tampil dalam pakaian sipil.
Baca SelengkapnyaIdrus mengaku tidak ada persiapan khusus pada pemanggilan dirinya kali ini.
Baca SelengkapnyaTanpa pikir panjang, Soimah langsung marah pada kura-kuranya dan memintanya untuk "ngekost".
Baca Selengkapnya