Jejak Kejayaan Jalur Rempah di Kabupaten Pati, Punya Galangan Kapal Terbaik
Jejak-jejak akulturasi masih kental dalam setiap warisan budaya yang dijumpai di Pati
Jejak-jejak akulturasi masih kental dalam setiap warisan budaya yang dijumpai di Pati
Pada masa lampau, Kabupaten Pati merupakan titik yang sangat strategis dalam peta jalur perdagangan rempah di Nusantara. Salah satu jejak kejayaan rempah di Pati dapat ditemui, salah satunya di Pelabuhan Juwana.
Dalam catatan sejarah kuno, Pelabuhan Juwana termasuk dalam titik pantai utara Jawa yang berperan krusial sebagai titik dan pusat perekonomian di Pati.
Selain sebagai pintu masuk perdagangan menuju pedalaman Jawa, di Pelabuhan Juwana pula terdapat galangan kapal terbaik sekaligus menjadi titik distribusi perdagangan beras.
Di Pelabuhan Juwana inilah, dulu hasil alam dari timur berupa rempah masuk dan diperjual belikan pada masyarakat sekitar. Bertemunya pedagang dengan pembeli di pelabuhan ini menciptakan ruang interaksi sosial, budaya, pengetahuan, dan agama yang jejaknya masih bisa ditemui pada masyarakat Pati hari ini.
Di galangan kapal itu pula tersedia berbagai jenis kapal mulai dari kapal dagang hingga kapal sewa. Hingga saat ini, Pelabuhan Juwana masih menjadi poros ekonomi Kabupaten Pati dan masih dipenuhi kapal-kapal nelayan untuk berlabuh.
Dilansir dari Kemdikbud.go.id, faktor lain yang membuat Pati menjadi titik perdagangan rempah pada masa lalu adalah wilayah pegunungannya yang menjadi tempat rempah-rempah dibudidayakan.
Tak hanya dari faktor alam dan geografis, masa kejayaan rempah di Pati bisa dilihat dari jejak-jejak budayanya. Terdapat berbagai kesenian dan tradisi seperti ketoprak, Wayang Topeng Soneyan, dan Wayang Mandailing.
Khusus Wayang Mandailing, kesenian tersebut merupakan pentas kolaborasi yang para pemainnya diisi oleh orang Jawa, Orang Tiongkok, Orang Magribi, dan Orang Belanda.
Selain itu, jejak budaya juga hadir dalam bentuk bangunan serta karya seni benda yang dihasilkan. Di Kecamatan Juwana terdapat Batik Bakaran yang menyuguhkan berbagai corak atau motif peninggalan Kerajaan Majapahit.
Selain itu ada juga Klenteng Hok Khing Bio dan Tjoe Tik Bio di Pati. Ada pula Pintu Gerbang Majapahit di Margorejo, Pati.
Warga ingin semua bahu membahu membantu korban gempa
Baca SelengkapnyaKudapan dari Pariaman ini terbuat dari kacang tanah yang dicampur dengan gula aren dan kerap dijadikan oleh-oleh.
Baca SelengkapnyaMembaca kata-kata Jawa singkat memiliki keunikan tersendiri dan dapat memberikan nilai tambah dalam pemahaman budaya serta kebijaksanaan lokal.
Baca SelengkapnyaKapal Pinisi itu akan difungsikan sebagai kapal pariwisata dari kawasan IKN menuju Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaKejadian itu pada saat pergeseran logistik pemilu dari Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Saliguma menuju Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Siberut Tengah
Baca SelengkapnyaKapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh mengangkut pemudik dari Pelabuhan Tanjung Emas ke Jakarta
Baca SelengkapnyaBukan dibuang ke laut, ini potret ruangan khusus untuk menyimpan jenazah di dalam kapal pesiar.
Baca SelengkapnyaSinggah di warung tenda pecel, sang jenderal menikmati hidangan dengan lahap.
Baca SelengkapnyaDibalik suksesnya pelaksanaan Pemilu tahun 2024, terdapat perjuangan dan medan yang dilalui agar surat suara bisa sampai ke TPS dengan selamat.
Baca Selengkapnya