Mengenal Sosok Ki Ageng Henis, Tokoh Hebat di Balik Kejayaan Kampung Batik Laweyan Solo
Ki Ageng Henis merupakan leluhur dari Raja-Raja Mataram
Ki Ageng Henis merupakan leluhur dari Raja-Raja Mataram
Di tepian Sungai Jenes, Kampung Laweyan, Kota Surakarta, terdapat sebuah makam tua. Di makam itu bersemayam seorang tokoh yang disegani pada masanya. Dia adalah Ki Ageng Henis, tokoh hebat di balik kejayaan Kampung Batik Laweyan, Solo.
Mengutip Liputan6.com, Ki Ageng Henis merupakan sosok pengajar agama Islam dan ahli batik. Selain mengajarkan Islam kepada penduduk setempat, Ki Ageng Henis juga berjasa dalam mengenalkan teknik membatik pada warga sekitar.
Secara garis keturunan, Ki Ageng Henis adalah putra dari Ki Ageng Sela, trah langsung dari silsilah Raja Brawijaya V, yang diyakini merupakan raja terakhir Kerajaan Majapahit.
Ki Ageng Henis merupakan putra dari Ki Ageng Sela. Kelak Ki Ageng Sela memiliki seorang putra bernama Danang Sutawijaya yang dikenal dengan nama Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Islam di Kotagede.
Tak hanya itu, Ki Ageng Henis juga merupakan guru spiritual dari Joko Tingkir, raja dari Kerajaan Pajang. Sikapnya yang selalu bijaksana membuat Ki Ageng Henis menjadi sesepuh dan kepercayaan Joko Tingkir.
Sebagai pemeluk Islam yang taat, Ki Ageng Henis dikenal luas sebagai ulama yang sering melakukan syiar Islam ke banyak orang, termasuk ke warga Desa Laweyan pada waktu itu. Karena pendekatan ke warga tetap memperhatikan budaya lokal, banyak pemeluk Hindu di Laweyan yang hijrah memeluk Islam.
Salah satu tokoh Hindu yang berhasil diislamkan Ki Ageng Henis adalah Ki Ageng Beluk. Ia tertarik masuk Islam karena suka dengan teladan hidup, sikap, dan kebijaksanaan Ki Ageng Henis dalam menyampaikan dakwah secara damai dan sejuk.
Semasa hidupnya di Desa Laweyan, Ki Ageng Henis juga menginspirasi banyak dibukanya pondok-pondok pesantren dengan jumlah santri yang terus berkembang. Pada 1546, ia membangun Masjid Laweyan yang hingga kini masih difungsikan sebagai tempat beribadah umat Islam.
Mengutip Surakarta.go.id, keteladanan Ki Ageng Henis juga terlihat pada jiwa seni yang ia miliki. Ia menjadi pelopor batik tulis di Desa Laweyan. Sembari berdakwah, ia juga mengajarkan membatik pada warga desa.
Salah satu motif batik yang diciptakan Ki Ageng Henis adalah motif Batik Sido Luhur. Hasil ciptaannya memiliki makna yang kuat dan dalam. Hingga kini batik tersebut digunakan untuk pasangan yang melangsungkan pernikahan, khususnya untuk malam pengantin juga tradisi mitoni (tujuh bulan kehamilan).
Selain itu, Ki Ageng Henis juga punya kontribusi bersar terhadap perekonomian warga Laweyan. Saat itu, Bandar Kabanaran yang berada di tepian Sungai Kabanaran (sekarang Sungai Jenes) menjadi salah satu dermaga yang cukup sibuk dengan berbagai komoditas seperti kain, benang, dan kapas, guna menunjang industri batik.
Mereka membakar lima wadah kemenyan dan melakukan aksi bisu.
Baca SelengkapnyaAsap terpantau dari lereng Gunung Semeru. Diduga akibat kelalaian warga dan cuaca kering.
Baca SelengkapnyaKorban diduga terjebak asap pekat saat pembakaran lahan, sehingga kesulitan bernapas dan meninggal dunia di lokasi.
Baca SelengkapnyaRasanya yang gurih dan memiliki kuah yang kental membuat makanan ini begitu istimewa.
Baca SelengkapnyaSalah satu jembatan ikonik di Kabupaten Lumajang sempat hancur diterjang banjir lahar Semeru. Tak butuh waktu lama, jembatan tersebut berubah menawan.
Baca SelengkapnyaTernyata ada alasan menyentuh di balik kesetiaan anjing pada manusia.
Baca SelengkapnyaMK telah menggelar sidang pleno putusan MKMK terkait dugaan pelanggaran etik hakim
Baca SelengkapnyaLengkap dengan penanda nisan seperti makam baru, namun gundukan tanah misterius itu berada bukan di kompleks pemakaman.
Baca SelengkapnyaDi balik keindahan Taman Gajah Bolong di Bojonegoro, ada beragam kisah masa lalu.
Baca Selengkapnya