Merdeka.com - Alexis Hotel dan Griya Pijat Alexis mengaku jika pihaknya melarang pengunjung untuk memotret di lokasi spa dan pijat yang berada di lantai tujuh yang biasa disebut sebagai 'surga dunia'. Hal itu dilakukan memang sudah adanya kebijakan dari pihak Alexis, bahkan kamera handphone pun ditutupi dengan lakban atau sticker.

"Tujuannya kami melindungi privasi ya. Tujuannya hanya itu, kami melindungi orang yang datang, tapi tak menutupi kegiatan. Beda dong, kalau kami menutup-nutupi, kamar yang tadi kami tutup rapat aja ngapain dibuka," kata salah satu staff operasional Teguh di Alexis Hotel, Jakarta Utara, Selasa (31/10).

Kebijakan tersebut dilakukan oleh pihak Alexis tidak berlaku di semua ruangan, tapi hanya berlaku di lantai 7 dan juga tempat diskotek. "Hanya di tempat foreplay saja, spa sama diskotek aja. Kalau hotel ngapain ditutup tutupi," ujarnya.

Lebih lanjut, Teguh menerangkan, jika pengunjung ingin melakukan pijat dan sauna maka harus merogoh kocek sebesar Rp 180 ribu. Sedangkan, jika ingin menyewa satu kamar, pelanggan dikenakan biaya Rp 1,3 juta untuk penggunaan 12 jam.

"Jika ingin masuk bisa bayar Rp 150 ribu masuk. (minta jasa) Rp 180 ribu. tambah Rp 400 ribu. Di sini air mineral Rp 40 ribu. Enggak boleh bawa makanan," terangnya.

Selain itu, dia membantah, jika Alexis ini telah menyediakan wanita atau perempuan asing dan dalam negeri untuk para pria hidung belang yang ingin melampiaskan hasrat atau nafsu birahinya.

"Mereka datang dari luar. Kami hanya sediakan tempat aja," tandasnya.