Kisah Sate Jebred yang Mulai Langka, Jadi Jajanan Jadul Favorit Orang Priangan Timur
Sate ini murah dan sempat mudah ditemui di pasar-pasar tradisional.
Sate ini murah dan sempat mudah ditemui di pasar-pasar tradisional.
Hasil peternakan jadi salah satu komoditas utama bagi orang-orang di wilayah priangan timur.
Daerah tersebut populer sejak zaman Belanda, dan meliputi Bandung, Garut, Sumedang, Tasikmalaya, Sukabumi, Ciamis sampai Banjar.
Salah satu hasil ternak yang jadi jajanan unik dan favorit bagi orang-orang di Priangan Timur sejak dahulu adalah sate jebred.
Menu ini disukai karena rasanya yang lezat dan nagih. Sayangnya jajanan ini sudah mulai sulit ditemui. Berikut selengkapnya.
Sate jebred sendiri merupakan kudapan yang berbeda dari sate-sate lainnya.
Dalam satu tusuknya tidak ditemukan adanya daging, dan hanya full kulit sapi (kikil).
Sate ini diolah dengan berbagai cara, mulai dari direbus, digoreng atau dibakar dengan bumbu serundeng, kacang maupun sekedar kecap.
Karena bentuknya yang terbilang kecil, maka penikmat akan membeli banyak sate jebred yang bercita rasa gurih sedap.
Mengutip laman budaya Indonesia, Kamis (7/9) di zaman dulu, sate jebred mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional dan biasanya dijual di selasar penjual kue-kue basah.
Selain dijadikan camilan, sate jebred juga cocok dijadikan santapan makan bersama satu porsi nasi di rumah.
Untuk tekstur sate jebred sendiri cenderung kenyal, dan dan nikmat untuk disantap. Sate jebred biasanya sudah dibungkusi dan dijual Rp1.000 per tusuknya.
Mengutip Instagram @jajanangarut, jika di Garut, jajanan ini memiliki cita rasa yang sedikit manis, dan dominan asin gurih.
Bumbu yang digunakan berupa kelapa prut, bawang merah, bawang putih, ketumbar, kemiri, kunyit, lengkuas, kecap manis, garam dan gula pasir.
Proses membuatnya juga tidak dibakar, dan hanya direbus serta digoreng, sehingga tidak meninggalkan rasa pahit gosong.
Sayangnya, sate jebred saat ini sudah sulit ditemui dan mulai langka.
Dahulu sate jebred bisa ditemui di banyak pasar tradisional, termasuk warung-warung rumahan.
Untuk mengobati kerinduan, sate jebred bisa dibuat sendiri di rumah.
Mengutip YouTube Pawon Umi, berikut cara membuatnya:
Pertama siapkan bahan berupa kikil kulit sapi sebanyak 500 gram.
Kemudian ada juga bumbu seperti lima suing bawang merah, empat suing bawang putih, satu ruas kunyit, satu ruas jahe, 2 lembar daun salam, satu sendok teh ketumbar bubuk dan 150 gram kelapa parut.
Kemudian kikil dipotong-potong dadu, dan direbus di air mendidih selama beberapa menit. Setelahnya seluruh bumbu dapur dihaluskan, lalu dipanaskan di atas alat masak, dan masukkan kikil bersama kelapa parut yang sudah disangrai mirip serundeng.
Tak berapa lama, sate ini siap disajikan dengan rasa yang menggugah selera.
Nama Kujang berasal dari Kudihyang, atau asal katanya Kudi dan Hyang dalam bahasa Sunda kuno artinya sakti dan memiliki kekuatan tertentu.
Baca SelengkapnyaTarian adu kekuatan dan ketangkasan kaum laki-laki dengan menggunakan senjata berupa rotan sebagai alat pukul dan tameng yang terbuat dari kulit sapi.
Baca SelengkapnyaJambi memiliki beragam kesenian tradisional yang sampai ini masih terus dilestarikan, salah satunya Tari Pisang.
Baca SelengkapnyaSeperti namanya, tari ini menggunakan properti mirip dengan tanduk kerbau.
Baca SelengkapnyaTradisi ini bertujuan agar sang anak dan keluarganya terhindar dari kesialan
Baca SelengkapnyaMasyarakat tak gentar hadapi para tentara Belanda walaupun senjata mereka lebih canggih.
Baca SelengkapnyaKriya khas Palembang ini menjadi hiasan cantik di peralatan makan dan barang lainnya.
Baca SelengkapnyaKemunculan dongkrek awalnya sebagai upaya menolak bala atas pagebluk atau wabah penyakit.
Baca SelengkapnyaSilat Pelintau, kesenian tradisional bela diri khas masyarakat Suku Tamiang Aceh.
Baca Selengkapnya