Baru Gali Tanah Sedalam 20 Cm, Arkeolog Temukan Harta Karun Bangsa Viking Berusia 1.000 Tahun
Arkeolog Norwegia belum lama ini menemukan harta karun bangsa Viking di sebuah tanah pertanian.
Dua arkeolog Norwegia baru-baru ini menemukan harta karun peninggalan bangsa Viking di lereng gunung Norwegia. Harta karun ini hanya terkubur 20 sentimeter di bawah permukaan tanah.
Awalnya seorang petani ingin membangun jalan traktor untuk lahan pertaniannya, ia kemudian memanggil arkeolog untuk menyurvei tempat tersebut. Ketika penggalian, dua arkeolog itu menemukan empat cincin lengan perak besar dengan hiasan yang berbeda-beda.
-
Siapa yang menemukan artefak Viking? Arkeolog Norwegia dari proyek 'Secrets of the Ice' menemukan mata panah zaman Viking saat melakukan survei di Pegunungan Jotunheimen.
-
Dimana arkeolog menemukan harta karun tersebut? Fragmen yang hilang dari Ember Bromeswell itu ditemukan di Garden Field awal pekan ini.
-
Dimana artefak Viking ditemukan? 'Kami sedang melakukan survei di situs es di Pegunungan Jotunheimen, ketika kami melihat ujung sebuah anak panah mencuat dari balik bebatuan,' jelas tim Secrets of the Ice dalam unggahannya di media sosial, seperti dilansir Heritage Daily.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog? Para arkeolog dari Universitas Catania di Sisilia, Italia menemukan meja ritual berusia 3.500 tahun, lengkap dengan peralatan makan keramik masih ada di tempatnya.
Uniknya di sekitar area pertanian itu juga ditemukan sebuah rumah kecil, sisa-sia pot dari batu sabu, paku keling, bilah pisau dan batu asah untuk mengasah peralatan.
Temuan ini menyiratkan dulunya area itu merupakan area ladang pertanian Viking.
Ola Tengesdal Lygre, salah satu arkeolog lapangan, sempat terkejut karena mengira mereka tengah berurusan dengan kabel tembaga yang sering ditemukan di lahan pertanian sekitar Norwegia.
"Namun, ketika saya melihat ada beberapa benda yang sama ternyata itu bukan tembaga melainkan perak. Saya menyadari bahwa kami telah menemukan sesuatu yang penting," katanya.
Volker Demuth, rekan arkeolog lainnya menyadari betapa langkanya penemuan ini karena tidak umum bagi para Viking meletakan harta karunnya di tempat asalnya.
“Biasanya, benda-benda berharga seperti ini ditemukan di ladang yang dibajak, di mana benda-benda tersebut dipindahkan dari konteks aslinya karena harta karun perak ini belum dipindahkan.
Zaman Viking adalah zaman perak
Benda ini memberi kita wawasan baru tentang kehidupan masyarakat selama Zaman Viking” katanya.
Zaman Viking di Norwegia berlangsung dari tahun 800 hingga 1.050. Harta karun perak dan peralatan pertanian yang ditemukan diperkirakan berasal dari tahun 900-an yang ditandai dengan kerusuhan besar. Keduanya juga menemukan area pertanian yang menunjukkan wilayah tersebut pernah terbakar karena kerusuhan.
Harta karun emas dari Zaman Viking jumlahnya lebih sedikit, tetapi artefak perak lebih umum. Selama Zaman Viking, perak sebagian besar menggantikan peran emas sebelumnya.
Anehnya di Norwegia sendiri tidak terdapat tambang perak. Artinya perak-perak tersebut didatangkan dari luar negeri. Bangsa Viking mendapatkan perak dari berdagang, pemberian hadiah atau mengambilnya sebagai jarahan saat penyerbuan.
Periode paling penting dalam sejarah Norwegia
Perhiasan perak pada Zaman Viking sering dibuat dari koin-koin yang dilebur, banyak di antaranya berasal dari Arab.
Rogaland adalah wilayah di Norwegia dengan jumlah penemuan perak Zaman Viking paling banyak. Ini menandakan adanya kontak luas antara bangsa Viking dengan dunia yang lebih luas.
Cincin lengan yang baru ditemukan ini, mirip dengan cincin leher perak yang pernah ditemukan di wilayah tersebut pada 1769. Tetapi kedua arkeolog itu belum menemukan hubungan dari keempat cincin yang baru ditemukan itu.
Ole Madsen, seorang direktur dari Museum Arkeologi Universitas Stavanger mengatakan penemuan yang luar biasa ini akan dipajang di museum sesegera mungkin.
“Ini adalah penemuan luar biasa yang memberi kita wawasan unik tentang salah satu periode paling penting dalam sejarah Norwegia yakni, Zaman Viking,” katanya.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti