Di IMF-World Bank, Gubernur BI pamer kekuatan ekonomi RI ke bos bank sentral New York
Merdeka.com - Bank Indonesia dan Federal Reserve Bank of New York mengadakan joint forum di Hotel Conrad, Nusa Dua. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian acara pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali.
Acara ini diadakan salah satunya untuk saling bertukar pikiran mengenai apa yang terjadi dan apa yang akan terjadi di Amerika Serikat (AS). Harapannya, Bank Indonesia bisa merespons dengan bauran kebijakan yang tepat sasaran.
Di hadapan President and Chief Executive Officer (CEO) Federal Reserve Bank of New York John C Williams, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memaparkan kekuatan ekonomi Indonesia saat ini menghadapi gejolak ekonomi dunia.
"Indonesia di kawasan Asia menjadi salah satu negara yang kuat dalam menghadapi tekanan eksternal. Ini tidak terlepas dari bauran kebijakan yang terus kita lakukan," kata Perry di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10).
Perry juga menyebutkan, di tengah gejolak ekonomi dunia, pertumbuhan ekonomi Indoensia masih terus dijaga di atas 5 persen. Bahkan tahun ini ditargetkan pertumbuhan ekonomi berada di 5,2 persen.
Terjaganya pertumbuhan ekonomi ini dikarenakan beberapa faktor. Dari sisi inflasi, Perry memamerkan mampu terjaga di kisaran 3 persen, NPL atau kredit macet terjaga di 2,6 persen dan current account defisit terjaga di bawah 3 persen. "Jadi semua ini masih dalam rentang target kami," tegas Perry.
Tidak hanya itu, Perry juga mengungkapkan apa saja yang sudah dia lakukan untuk menjaga pasar keuangan RI masih menarik. Karena sebagai negara berkembang, peran investor menjadi salah satu kunci.
Salah satunya ialah bahwa bank sentral dalam negeri sudah menaikkan suku bunga hingga 150 basis poin. "Meski kita naikkan, tapi kita juga berikan stimulus supaya ekonomi domestik tetap terjaga, seperti dalam hal LTV," tambah dia.
Terakhir, Perry memastikan selalu hadir di pasar untuk mengintervensi gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Karena pergerakan nilai tukar rupiah ini sangat dipengaruhi kondisi global, seperti perkembangan ekonomi di AS.
Reporter: Ilyas Istianur Praditya
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia
Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaJokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaDunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi Bersyukur Pemilu Berjalan Lancar di saat Geopolitik Global Kurang Kondusif
Dia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca SelengkapnyaPaparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100
Dia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaIndonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global
Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaEkonomi Jepang dan Inggris Jatuh ke Jurang Resesi, Erick Thohir: Ekonomi Indonesia Bakal Tetap Tinggi
Saat ini saja, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5,05 persen, lebih tinggi dari banyak negara di dunia.
Baca SelengkapnyaEkonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya
Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca Selengkapnya