Ini strategi Pertamina EP genjot produksi minyak Jatibarang Field
Merdeka.com - Anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu, PT Pertamina EP, mengejar target produksi sumur minyak Jatibarang Field sebesar 5.893 barel minyak per hari (BOPD) dari rata-rata harian saat ini 5.184 BOPD.
"Berbagai upaya optimalisasi diharapkan bisa menambah produksi Jatibarang Field, dengan prognosa pencapaian rata-rata tertinggi minyak pada Desember 2018 yang menembus angka 5.893 BOPD dan gas sebesar 42,05 juta kaki kubik per hari," kata Public Relation Manager Pertamina EP, Hermansyah Y Nasroen di Jakarta, Senin (6/8).
Menurut Hermansyah, untuk meningkatkan produksi migas di Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field, pada semester II 2018 dilakukan pemboran dua sumur di struktur Cemara (CMS-XXI). Kegiatan tajak sumur telah dilakukan pada Juli 2018 dengan target tambahan produksi 150 BOPD. Tajak sumur juga dilakukan pada sumur sumur Akasia Bagus (ABG)-A2. Rencana tajak di Oktober 2018 dengan estimasi tambahan produksi 137 BOPD.
Upaya lainnya melalui program stimulasi dan fracturing. Selain itu, reaktivasi, reparasi sumur khususnya di struktur X ray dan melanjutkan keberhasilan dua sumur di anjungan XMA.
"Pada semester II 2018, tiga sumur akan dilakukan reaktivasi menggunakan artificial lift ESP dan dua sumur lainnya akan diproduksikan dengan metode in situ gas lift dari satu sumur gas di struktur XMA," ujar Hermansyah.
Jatibarang Field merupakan lapangan yang telah ada sejak 1972. Saat ini Pertamina EP Asset 3 Jatibarang Field mengelola 50 struktur di daratan (onshore) dan satu struktur di lepas pantai (offshore) dengan total sumur penghasil minyak dan gas sebanyak 170 sumur.
Pertamina EP juga menjalankan program stimulasi di Jatibarang Field dalam menahan laju penurunan. Program stimulasi dilakukan pada sumur-sumur yang mengalami permasalahan endapan dan kenaikan kadar air seperti pada struktur Akasia Besar dan Jatibarang. Untuk sumur ABG-03 mendapatkan tambahan produksi sekitar 700 BOPD.
Pada 2018, strategi dan upaya optimalisasi produksi Pertamina EP meliputi program sumur yang ada saat ini (eksisting) berupa stimulasi, reaktivasi, konversi lifting, reparasi dan work over. Selain itu, program pemboran satu sumur dan direncanakan dua sumur berikutnya di semester kedua 2018, yakni di struktur Cemara dan Akasia Bagus.
Program optimalisasi produksi berhasil direalisasikan pada semester I 2018 di di anjungan lepas pantai XMA. Dua sumur di anjungan tersebut, XMA-8 dan XMA-9, berhasil dilakukan reaktivasi. Hingga akhir Juni 2018, kumulatif produksi dari dua sumur tersebut mencapai 20.709 BBLS.
Beberapa upaya untuk mengoptimalkan potensi produksi eksisting dilakukan dengan konversi Artificial lift. Keberhasilan konversi lifting dari Gas lift ke ESP di antaranya sumur CMT-15 dan JTB-172. Selain itu, konversi lifting juga dilakukan dari gas lift ke HPU pada JTB-161 yang memberikan hasil signifikan.
Program reparasi dan work over, baik minyak maupun gas juga memberikan hasil yang positif, diantaranya sumur gas di Struktur Randegan dan Tugu Barat (RDG-48, RDG-50, TGB-19), menghasilkan tambahan rata-rata satu juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD).
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyek ini diharapkan bisa mengembangkan portofolio dalam pengelolaan energi hijau atau green energy.
Baca SelengkapnyaPertamina EP temukan 2 sumber migas baru di Provinsi Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Strategi investasi masa depan PGN ditujukan untuk memperkuat eksistensi perusahaan.
Baca SelengkapnyaInovasi yang dikembangkan diperluas tidak hanya terbatas berbasis energi baru terbarukan (EBT), namun menjadi dua inovasi, yakni inovasi teknologi.
Baca SelengkapnyaNicke menguraikan alokasi belanja Perusahaan untuk menjawab strategi pertumbuhan ganda tersebut.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), kebutuhan dalam negeri akan energi minyak dan gas secara volumetrik masih akan terus meningkat setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaHarapannya, langkah itu bisa menambah suplai untuk memenuhi permintaan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSeluruh lembaga penyalur baik BBM maupun LPG di Tuban dan Pantura Jawa Timur masih beroperasi normal.
Baca Selengkapnya