Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

8 Penyakit ini Bikin Anggaran BPJS Kesehatan Jebol

8 Penyakit ini Bikin Anggaran BPJS Kesehatan Jebol BPJS Kesehatan. ©2019 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Merdeka.com - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan terus mengalami defisit kesehatan dari tahun ke tahun. Bahkan tahun ini BPJS diprediksi akan mengalami defisit sebesar Rp9 triliun.

Defisit BPJS kesehatan juga dipengaruhi oleh banyaknya pasien mengalami penyakit katastropik yang harus ditangani. Setidaknya, ada 30 persen penyakit katastropik harus dibiayai menggunakan BPJS.

"Penyakit katastropik yang dibayar BPJS itu hampir 30 persen, jadi menyedot uang itu. Penyakit katastropik termasuk hypertensi, jantung, kanker, leukimia, gagal ginjal stroke dan sebagainya," kata Direktur Kepatuhan Hukum dan Hubungan antar Lembaga badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Bayu Wahyudi.

Berikut ini penyakit yang membuat BPJS Kesehatan selalu defisit:

Jantung

Jantung menjadi penyakit yang paling mematikan di dunia dan Indonesia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr. Cut Putri Arianie mengatakan berdasarkan Sample Registrasion System (SRS) penyakit jantung menjadi penyebab kematian terbanyak kedua setelah Stroke.

Seperti dikutip dari situs Kementerian Kesehatan RI, penyakit jantung menyebabkan negara rugi. Berdasarkan Data BPJS Kesehatan menunjukkan adanya peningkatan biaya kesehatan untuk penyakit jantung dari tahun ke tahun.

Pada 2014 penyakit jantung menghabiskan dana BPJS Kesehatan Rp4,4 triliun, kemudian meningkat menjadi 7,4 triliun pada 2016, dan masih terus meningkat pada 2018 sebesar Rp9,3 triliun.

"Hal ini menunjukkan besarnya beban negara terhadap penanggulangan penyakit jantung yang harusnya dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko," kata dr. Cut pada Temu Media Hari Jantung Sedunia, Kamis (26/9) di gedung Kemenkes, Jakarta.

Penyakit jantung koroner terdiri dari penyakit jantung koroner stabil tanpa gejala, angina pektoris stabil, dan sindrom koroner akut. Penyakit jantung koroner stabil tanpa gejala biasanya diketahui dari skrining, sedangkan angina pektoris stabil didapatkan gejala nyeri dada bila melakukan aktivitas yang melebihi aktivitas sehari-hari.

Gagal Ginjal

Selain Jantung, penyakit ginjal juga dijamin BPJS Kesehatan menghabiskan triliunan rupiah. Dalam hal ini yang ditanggung terkait pengobatan cuci darah (hemodialisa) pada pasien gagal ginjal.

Data BPJS Kesehatan pada tahun 2017 mencatat 3.657.691 prosedur cuci darah dengan total biaya Rp3,1 triliun. Pembiayaan tersebut termasuk tinggi dalam kategori pengobatan penyakit tidak menular.

"Pembiayaan tersebut besar karena pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa juga tinggi jumlahnya. Apalagi (hemodialisa) dijamin BPJS Kesehatan. Ini memberikan kemudahan pasien gagal ginjal untuk mengakses cuci darah," papar Ketua Umum PB Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PB PERNEFRI) Aida Lydia saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (13/3).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Kementerian Kesehatan persentase penyakit ginjal kronik di Indonesia sebesar 3,8 persen dengan kenaikan sebesar 1,8 persen dari 2013.

Kanker

Pengobatan kanker juga termasuk pengobatan yang ditanggung BPJS Kesehatan yang menghabiskan triliunan rupiah. Berdasarkan data BPJS Kesehatan dari 2014-2018, penyakit kanker sudah menghabiskan biaya Rp13,3 triliun.

Sebagai informasi sebanyak 1,5 juta orang Indonesia meninggal karena penyakit kanker. Di Indonesia, jenis kanker yang menyebabkan kematian terbanyak pada pria adalah kanker paru-paru, sedangkan jenis kanker penyebab kematian terbanyak pada wanita adalah kanker payudara.

Sebenarnya banyak cara untuk mengantisipasi penyakit kanker, salah satunya dengan pola hidup sehat, menjaga berat badan, jangan merokok karena rokok bisa menimbulkan berbagai penyakit termasuk paru-paru, mulut, tenggorokan, laring, pankreas, kandung kemih, rahim dan ginjal.

Stroke

Di Indonesia, stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan utama. Data Riskesdas bahkan menunjukkan, peningkatan prevalensi stroke dari 8,3 per 1.000 penduduk pada 2007 menjadi 12,1 per 1.000 penduduk pada 2013. Hal ini menandai masyarakat masih mengabaikan pentingnya pengendalian risiko stroke.

Stroke terjadi akibat sumbatan pembuluh darah (iskemik) atau pendarahan di otak (hemoragik). Untuk mencegah stroke, kata dia, disarankan untuk mengubah perilaku hidup sehat dengan menurunkan berat badan, banyak makan serat, konsumsi buah dan sayuran, berhenti merokok, olahraga teratur, hindari stres dan pembatasan konsumsi lemak berlebih.

Sirosis Hati

Selanjutnya ada sirosis hati, sirosis hati adalah penyakit yang diakibatkan karena kerusakan hati. Pada sirosis, kerusakan hati meninggalkan bekas luka yang mengakibatkan hati tak lagi bekerja normal, seperti membuat protein baru, melawan infeksi, menyingkirkan zat tidak berguna dari darah, mencerna makanan, dan menyimpan energi.

Sirosis dapat dipicu oleh beberapa faktor antara lain, infeksi virus hepatitis B dan hepatitis C, konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan, berat badan berlebih. Bila terjadi selama bertahun-tahun, sirosis bisa menyebabkan gagal hati, sehingga hati tidak lagi berfungsi dengan baik. Namun jika penyebabnya diobati, perkembangan sirosis dapat dihentikan atau diperlambat.

Sirosis hati dapat dicegah, antara tidak berbagi penggunaan jarum suntik, membatasi konsumsi minuman beralkohol, kemudian mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, terpenting melakukan vaksinasi hepatitis B sesuai saran dari dokter.

Thalassemia

Kemudian ada penyakit thalassemia. Thalassemia adalah penyakit kelainan darah yang diakibatkan faktor genetik atau faktor turunan. Thalasemia ditandai oleh produksi sel darah merah atau hemoglobin dengan bentuk abnormal, berukuran terlalu kecil, atau dalam jumlah yang tidak tidak memadai (terlalu sedikit).

Penderita thalasemia akan menimbulkan keluhan cepat lelah, mudah mengantuk, hingga sesak napas. Akibatnya, aktivitas penderita thalasemia akan terganggu.

Penderita thalasemia akan melalui transfusi darah berulang untuk menambah sel darah yang kurang. Pada kasus thalasemia yang parah, dokter mungkin akan menganjurkan penderita untuk melakukan transplantasi sumsum tulang. Tetapi tidak semua penderita thalasemia membutuhkan transfusi darah. Penderita thalasemia minor hanya memerlukan pemeriksaan rutin dan transfusi darah pada kondisi tertentu, misalnya setelah melahirkan atau operasi.

Leukimia

Selanjutnya ada leukimia, leukimia adalah kanker yang menyerang sel darah dan sumsum tulang belakang, atau dikenal juga dengan kanker darah. Leukimia memengaruhi produksi dan fungsi leukosit atau sel darah putih dalam melawan infeksi, karena DNA darah mengalami kerusakan.

Kondisi tidak normal tadi menyebabkan sumsum tulang belakang memroduksi sel darah putih secara berlebihan. Hal ini mengakibatkan penumpukan dalam sumsum tulang dan mengurangi jumlah sel darah yang sehat.

Hemofilia

Hemofilia adalah gangguan darah yang membuat darah jadi sulit membeku sehingga luka akan berlangsung lebih lama. Hal ini terjadi karena protein yang menjadi faktor pembeku darah membentuk jaring penahan di sekitar trombosit (sel darah) sehingga bisa membekukan darah dan pada akhirnya berhenti perdarahan. Namun pada penderita hemofilia, proses ini tidak berlangsung.

Datangnya penyakit memang tidak bisa diprediksi. Namun, jika kamu berkomitmen untuk selalu menjaga kesehatan, maka kamu bisa terhindar dari serangan penyakit di atas.

(mdk/dan)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jenis Penyakit yang Sering Muncul Pasca Lebaran, Radang Tenggorokan Paling Banyak Terjadi

Jenis Penyakit yang Sering Muncul Pasca Lebaran, Radang Tenggorokan Paling Banyak Terjadi

Meskipun memikat untuk dinikmati, menu-menu lebaran sebaiknya dinikmati dengan porsi yang terkendali demi mencegah timbulnya sejumlah masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya
Penyakit yang Sebabkan Penglihatan Kabur, Begini Cara Mencegahnya

Penyakit yang Sebabkan Penglihatan Kabur, Begini Cara Mencegahnya

Penglihatan kabur bisa disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah karena penyakit.

Baca Selengkapnya
Dirut BPJS Kesehatan Sambangi RS Mata Cicendo Bandung, Pastikan Janji Layanan JKN Bandung

Dirut BPJS Kesehatan Sambangi RS Mata Cicendo Bandung, Pastikan Janji Layanan JKN Bandung

Fokus utama dalam penyelenggaraan Program JKN adalah bagaimana peserta dapat merasakan pelayanan yang optimal.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
8 Penyakit Akibat Obesitas yang Umum Terjadi, Waspadai Perkembangannya

8 Penyakit Akibat Obesitas yang Umum Terjadi, Waspadai Perkembangannya

Obesitas dapat memicu banyak penyakit penyerta yang berbahaya dan patut diketahui.

Baca Selengkapnya
Penyakit Sepele yang Mematikan, Salah Satunya biasa Dialami Banyak Orang

Penyakit Sepele yang Mematikan, Salah Satunya biasa Dialami Banyak Orang

Penyakit yang tampaknya tidak berbahaya sekalipun dapat menimbulkan konsekuensi yang parah jika tidak ditangani atau diabaikan.

Baca Selengkapnya
7 Jenis Penyakit Lidah yang Patut Diwaspadai, Ketahui Cara Mengatasinya

7 Jenis Penyakit Lidah yang Patut Diwaspadai, Ketahui Cara Mengatasinya

Lidah berperan penting sebagai indera perasa. Untuk itu, penting dijaga kesehatannya.

Baca Selengkapnya
Pemudik Sakit di Kampung Halaman Bisa Berobat Pakai BPJS Tanpa Pindah Faskes, Begini Cara Urusnya

Pemudik Sakit di Kampung Halaman Bisa Berobat Pakai BPJS Tanpa Pindah Faskes, Begini Cara Urusnya

Hal ini memungkinkan para pemudik untuk tetap mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan tanpa harus beralih ke fasilitas kesehatan baru.

Baca Selengkapnya
7 Penyebab Berat Badan Susah Naik, Kurang Asupan Kalori Hingga Stres

7 Penyebab Berat Badan Susah Naik, Kurang Asupan Kalori Hingga Stres

Susah menaikkan berat badan adalah problem yang cukup serius bagi sebagian orang. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya
4 Kebiasaan Buruk yang Harus Dihindari Setelah Makan, Bisa Ganggu Pencernaanmu Lho!

4 Kebiasaan Buruk yang Harus Dihindari Setelah Makan, Bisa Ganggu Pencernaanmu Lho!

Berbagai kebiasaan buruk setelah makan yang perlu kamu hindari agar kesehatan pencernaan bisa terjaga.

Baca Selengkapnya