Sukses Kerja di Luar Negeri,Pria Ini Malah Pilih Pulang ke RI Jualan Kopi Pakai Becak
Merdeka.com - Kisah unik sekaligus inspiratif hadir dari seorang penjual kopi dari Desa Lumban Suhi Suhi, Samosir. Sepak terjangnya dalam berkarier cukup mengagumkan.
Bahkan pria satu ini sudah sukses di luar negeri dan bekerja di sejumlah perusahaan besar. Namun dia lebih memilih pulang kampung ke Indonesia.
Kepulangannya ke kampung halaman pun sempat ditolak orangtua dan dianggap bodoh. Sebabnya sudah sekolah tinggi dan sukses, tapi memilih jualan kopi dengan becak.
Simak kisah lengkapnya berikut ini.
Jualan Kopi Pakai Becak
Kanal YouTube CapCapung ©2021 Merdeka.com
Pria bernama Sariaman Malik kini tengah mengembangkan bisnis barunya. Ia memilih jadi penjual kopi keliling atau kopling dengan becak motor yang telah dimodifikasi.
"Saya pemilik Kopling atau kopi keliling, yang saya buat di becak atau di betor (becak motor)," kata Sariaman seperti dikutip dari kanal YouTube CapCapung.
Bartender Sukses
Sebelumnya Sariaman menggeluti kariernya sebagai bartender. Bahkan ia kerap kali mendapatkan juara satu dalam berbagai kompetisi bartender di Indonesia.
"Sebelum saya jualan di kopling, tahun 1999 saya banyak pengalaman kerja sebagai bartender. Sewaktu itu saya sering mengikuti kompetisi di Indonesia. Beberapa kali jadi juara 1 dan mendirikan himpunan bartender di Sumatra Utara," ujarnya.
Kerja di Luar Negeri & Pulang ke Indonesia Dianggap Bodoh
Sebagai bartender profesional di tanah air, membawanya bisa ke kancah luar negeri. Ia bekerja di sejumlah perusahaan besar, termasuk hotel bintang lima.
Sayangnya keputusannya pulang dan berkarier di Indonesia tak diindahkan pihak keluarga. Mereka menilai, Sariaman telah sukses, tak perlu lagi memulai dari nol di kampung halaman.
Kanal YouTube CapCapung ©2021 Merdeka.com
"Pertama saya pulang ke kampung halaman, keluarga sangat-sangat tidak setuju. Karena orangtua menganggap saya sudah sekolah tinggi, punya pengalaman di luar negeri, sudah bekerja secara profesional. Tapi kok malah tinggal di kampung dan menganggap saya sangat bodoh. Saya ingin membuktikan, bisa berkarya untuk masyarakat," ungkap Sariaman.
Kenikmatan Berbaur dengan Masyarakat
Kini pria yang mengaku sebelumnya tak suka dengan kopi itu beralih profesi dari meracik minuman beralkohol sebagai bartender ke kopi. Dia pun mengaku belajar soal kopi ke sejumlah guru.
Cita-citanya, bisa membudidayakan kopi dari Batak. Keunikan yang hadir selanjutnya dari becak yang dikendarainya berkeliling.
"Menurut saya, kopi ini budaya orang Batak yang ada di Samosir. Salah satu cara melayani tamu datang. Karena saya merasa, kalau yang di Samosir ini armada atau angkutannya ini adalah becak. Jadi saya ingin masyarakat itu bisa menikmati kopi di becak," ucap Sariaman.
Kenalkan Kopi Mahal dengan Harga Terjangkau
Kanal YouTube CapCapung ©2021 Merdeka.com
Selain itu, Sariaman merasa senang bisa merangkul masyarakat menengah ke bawah.
"Ini akan membuat saya lebih dekat dengan masyarakat untuk kelas menengah ke bawah. Karena mereka juga layak menikmati kopi yang ada di coffeshop yang mahal," tutur Sariaman.
Apalagi dengan transportasi becak, tentu mempermudah Sariaman dekat dengan masyarakat. Harapannya, supaya mereka bisa menikmati kopi mahal dengan harga terjangkau.
"Becak ini jadi salah satu cara mengedukasi masyarakat, bagaimana cara kopi-kok di coffeshop, hotel, maupun caffe. Sambil di perjalanan, bisa sambil menikmati pemandangan alam," jelasnya.
Bantu Para Petani Kopi
Kanal YouTube CapCapung ©2021 Merdeka.com
Penggiat kopi seperti Sariaman, ternyata memberi dampak baik bagi para petani. Ia dan temannya akan membeli dengan harga yang tinggi.
"Berdampak ke petani kopi. Biasanya petani hanya menjual ke tengkulak, kalau di sini namanya toke. Saya langsung membeli ke petani dengan harga tanpa potongan. Jadi mereka bisa menikmati harga," papar Sariaman.
"Nilai jual dari proses ini sangat tinggi. Jadi saya bisa menciptakan harga spesial ke petani. Kemudian saya roasting sendiri dan racik di dalam becak," terangnya.
Tantangan Besar dan Keuntungan Jualan Kopi
Sariaman berkeinginan mengubah pola pikir masyarakat. Kopi asli dari Samosir sejatinya juga bisa dinikmati.
Bukan hanya sebagai bahan mesiu dan pewarna. Hal itu yang kerap menjadi alasan kopi dibeli dengan harga murah.
"Tantangan menggeluti kopi becak ini, saya harus mengedukasi masyarakat. Kopi arabica dan segala yang ada di Samosir ini memiliki cita rasa yang sangat baik. Dulunya menganggap kopi arabica itu bukan untuk diminum, misal buat mesiu, cat," tukas Sariaman.
Di balik perjuangan Sariaman memulai bisnis koplingnya itu, ia merasa lebih tenang. Ada kebebasan dalam mengatur tanpa tekanan dari atasan.
"Kita menuju ke kebebasan waktu, kebebasan finansial dan kita bisa lebih banyak berekspresi atau berkarya tanpa ada tekanan dari atasan atau bos. Jadi kita bebas untuk menghasilkan produk dari usaha kita sendiri. Saya juga pernah mengalami jatuh bangun," pungkasnya.
(mdk/kur)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga Indonesia Beli Gula & Kopi Jalan Kaki ke Malaysia, Prajurit TNI Langsung Memeriksanya 'Lain kali belanja di Indonesia Ya'
Masyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaKisah Sukses Deni Saputra Rintis Usaha Kopi, Modal Rp500.000 dan Kini Raup Omzet Rp50 Juta per Bulan
"Untuk mengelola kafe, saya dibantu oleh 5 karyawan. Sedangkan pengelolaan kebun kopi dibantu 3 orang," kata Deni.
Baca SelengkapnyaIni Alasan Mengapa Kopi Merupakan Teman yang Sempurna untuk Berpikir dan Mencari Ide Cemerlang
Kopi bisa menjadi katalisator dari berbagai ide kreatif karena kandungan yang ada di dalamnya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kisah Tragis Bocah di Pacitan Tewas Usai Tenggak Kopi Bercampur Sianida, Sosok Pelakunya Orang Dekat
AFA leluasa masuk rumah keluarga korban karena masih tetangga dekat kemudian diam-diam memasukkan sianida ke gelas kopi.
Baca SelengkapnyaMengunjungi Kedai Kopi Tertua di Semarang, Sudah Berdiri Sejak Tahun 1915
Bangunan itu mulai digunakan untuk penggorengan maupun penggulingan kopi pada tahun 1928
Baca SelengkapnyaJalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
Saat pertama kali berkenalan, keduanya sama-sama memiliki latar belakang ekonomi yang sulit.
Baca SelengkapnyaKisah Perajin Seni Liping di Sukoharjo, Mulai dari Jualan di Jalanan Hingga Produknya Terkenal ke Mancanegara
Bejo Wage Suu pada awalnya merupakan seorang teknisi bengkel yang belajar seni liping secara otodidak
Baca SelengkapnyaJarang Diketahui, Ternyata Pabrik Kopi Tertua di Semarang ini Salah Satu Pemasok Terbesar di Dunia
Potret pabrik kopi yang pernah jadi eksportir terbesar di dunia ternyata ada di Semarang.
Baca SelengkapnyaMenyusuri Sejarah Kereta Api di Padang Panjang, Awalnya Untuk Distribusi Kopi dari Desa ke Kota
Perkembangan jalur kereta api di Pulau Sumatera sudah mulai dibangun sejak zaman kolonial Belanda untuk mempermudah akses pengiriman logistik dari Desa ke Kota.
Baca Selengkapnya