Deretan Dewa dan Dewi Sesembahan Firaun Mesir Kuno
Zaman Mesir Kuno ada beragam dewa dan dewi yang mereka sembah. Berikut daftarnya.
Zaman Mesir Kuno ada beragam dewa dan dewi yang mereka sembah. Berikut daftarnya.
Deretan Dewa dan Dewi Sesembahan Firaun Mesir Kuno
Mesir memiliki salah satu panteon dewa-dewi terbesar dan paling kompleks dibanding peradaban mana pun di dunia kuno. Ratusan dewa-dewi disembah selama sejarah Mesir Kuno.
Dewa-dewi ini ada yang berbentuk bintang, sebagian lagi manusia, dan sebagian lainnya adalah hewan. Dewa-dewi ini memiliki tugasnya masing-masing, seperti mengatur cuaca, api, dan kematian.
Dilansir dari Britannica, berikut adalah sebelas Dewa terpenting yang perlu diketahui.
-
Bagaimana cara orang Mesir kuno berkomunikasi dengan dewa? Dengan memiliki lidah emas, diperkirakan orang mati akan dapat berkomunikasi dengan dewa Osiris di dunia bawah.
-
Siapa Firaun terkaya di Mesir Kuno? Amenhotep III dianggap sebagai salah satu firaun paling hebat di Mesir Kuno. Ia juga dianggap oleh arkeolog sebagai 'salah satu orang terkaya yang pernah hidup'.
-
Kenapa orang Mesir percaya firaun adalah dewa? Ada banyak alasan mengapa orang Mesir kuno menganggap penguasa mereka sebagai dewa. Penduduk Lembah Sungai Nil hidup di masa pra-sains dan tidak tahu apa penyebab munculnya petir, kilat, rusak atau bagusnya hasil panen. Mereka juga tidak tahu soal kelahiran, kematian, badai, atau kekeringan.
-
Siapa dewa dan dewi yang ditemukan? Patung kepala Dewi Aphrodite dan Dewa Dionysus ini dinilai sebagai penemuan penting karena menunjukkan kebudayaan politeistik Yunani kuno telah ada sejak lama dan tetap bertahan pada zaman Romawi.
-
Apa isi teks Mesir Kuno? Teks Mesir kuno ini juga berkisah tentang kehidupan seorang remaja. Remaja 16 tahun bernama Michael Hoffen menerjemahkan sebuah buku berusia 4.000 tahun dari Mesir, dengan tokoh utamanya yang juga seorang remaja.Buku yang diterjemahkan Hoffen menceritakan kisah seorang pemuda Mesir kuno bernama Pepi, dan ayahnya, Kheti yang berniat mencarikan pekerjaan untuk putranya di istana kerajaan.
-
Kenapa orang Mesir kuno percaya penyakit menular terkait dewa-dewi? Mereka mengaitkan penyakit menular dengan dewa-dewi atau musuh, lalu meminta agar pasien bersembahyang, melakukan ritual, atau melakukan apa yang disebut pengobatan 'magis'.
Osiris
Osiris merupakan dewa yang melambangkan dunia bawah. Dia juga melambangkan kematian, kebangkitan, dan siklus banjir Sungai Nil yang sangat digantungkan masyarakat Mesir Kuno demi kesuburan pertaniannya.
Mitos mengatakan bahwa Osiris adalah raja Mesir yang dibunuh dan dipecah-belahkan oleh saudaranya, Seth. Isis, istrinya, menyatukan kembali tubuhnya dan menghidupkannya kembali.
Mereka kemudian memiliki seorang putra bernama Horus. Osiris digambarkan sebagai raja yang dibalsem, dengan perban yang hanya memperlihatkan tangan dan wajahnya.
Isis
Isis merupakan salah satu dewi paling penting di panteon Mesir Kuno. Dia melambangkan nilai-nilai Mesir sebagai seorang istri dan ibu. Hal ini berkaitan erat dengan perannya menghidupkan Osiris dan membesarkan Horus.
Sebagai istri dari dewa dunia bawah, Isis juga adalah salah satu dewa utama yang berkaitan dengan upacara orang mati.
Bersama dengan saudarinya Nephthys, Isis bertindak sebagai pelayat Ilahi, dan kepedulian keibuannya sering digambarkan meluas ke orang mati di dunia bawah.
Isis adalah sedikit dari salah satu dewi terakhir Mesir Kuno yang masih ditaati hingga saat ini.
Foto Ilustrasi: The Collector
Horus
Digambarkan sebagai elang atau pria dengan kepala elang, Horus adalah dewa langit yang berkaitan dengan perang dan berburu. Dia merupakan perwujudan dari kerajaan Ilahi.
Dalam beberapa periode, raja yang sedang berkuasa dianggap sebagai mafestasi dari Horus. Menurut mitos, Horus adalah anak dari Isis dan Osiris.
Foto Ilustrasi: yigitkoroglu
Seth
Adalah dewa kekacauan, kekerasan, padang pasir, dan badai, Seth digambarkan sebagai hewan atau manusia dengan kepala hewan.
Dalam mitos Osiris, dia adalah pembunuh Osiris. Hewan yang digambarkan sebagai Seth tidak jelas bentuknya.
Yang pasti, dia memiliki moncong panjang dan telinga panjang yang berbentuk kotak di ujungnya. Tubuhnya mirip anjing dengan ekor lurus dengan tumpul di ujungnya.
Para ilmuwan percaya bahwa hewan yang digambarkan oleh Seth adalah hewan yang tidak benar-benar ada.
Sumber foto: EgyptianMuseum.org
Ptah
Adalah kepala tiga dewa yang dipja di Memphis. Dua anggota lainnya adalah istri Ptah, dewi berkepala singa bernama Sekhmet, dan dewa Nefertem, yang menurut mitos adalah anak dari Ptah dan Sekhmet.
Ptah diasosiasikan sebagai pengrajin dan pembangun. Imhotep, arsitek dari dinasti ke-4, dianggap sebagai anak dewa Ptah.
Sumber foto: d0gwalker
Ra
Adalah salah satu dewa yang berkaitan dengan matahari. Dewa Re biasa digambarkan dengan tubuh manusia dan kepala elang.
Dipercayai bahwa dia berlayar melintasi langit dalam sebuah perahu setiap harinya. Kemudian, dia melakukan perjalanan melalui dunia bawah setiap malam.
Sumber foto: Ancient-Origins
Hathor
Biasanya digambarkan sebagai seekor sapi, seorang perempuan dengan kepala sapi, atau seorang perempuan dengan telinga sapi.
Melambangkan ibu atau kesuburan, Hathor dipercayai akan melindungi perempuan dalam persalinan. Dalam beberapa tradisi, dia akan menyambut matahari terbenam setiap harinya.
Sumber foto: oldworldgods
Anubis
Dewa Anubis berkaitan dengan praktik pemakaman dan perawatan bagi orang mati. Biasanya digambarkan sebagai serigala hutan atau seorang pria dengan kepala serigala hutan.
Sebelum Osiris naik menjadi tuan dunia bawah, Anubis dianggap sebagai dewa utama bagi orang mati.
Sumber foto: Pixabay/ErikaWittlieb
Amun
Amun dipuja secara lokal di Selatan Thebes sebelum naik menjadi dewa penting secara nasional pada Kerajaan Baru (sekitar 1539-1292 SM). Amon adalah dewa udara, namanya mungkin berarti “Yang Tersembunyi”.
Biasanya, dia digambarkan sebagai seorang pria yang mengenakan mahkota dengan dua bulu tegak.
Ketika pemerintahan Romawi mulai mengambil alih Mesir, masyarakat Mesir Kuno mulai beralih ke agama Kristen dan kepercayaan terhadap Dewa-Dewi mulai meredup.
Proses ini umum terjadi ketika agama-agama mulai masuk ke dalam suatu peradaban dan menggantikan agama-agama tradisional yang ada.
Sumber foto: Pixabay/ PeterKraayvanger