Belum tuntasnya penertiban dan pemulihan kawasan hutan di Desa Pangkalan Gondai, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau, yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau, dinilai Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Tri Marta Bertuah, Fery bisa menjadi preseden buruk.

Kedua supir truk bernama Zulfihendri dan Walmihardi mengaku bahwa bawang merah tersebut dibawa dari Kota Dumai.

Area yang terbakar merupakan lahan kosong yang ditanami semak belukar.

Pelaku ditangkap di tempat berbeda.

Sejumlah petugas sempat berupaya memadamkan api yang berasal dari ban dalam yang dibakar.

Kedua pelaku ini sebelumnya mengambil barang milik korban bernama Basir dengan cara berpura-pura membeli tanah.

AKBP Ade menduga, janin bayi ini masih berusia 4 bulan dalam kandungan dan digugurkan oleh orangtuanya.

Polisi curiga lantaran pembayaran lahan dilakukan berkali-kali, dan disetujui legislatif.

Korban ditemukan dalam posisi tertidur miring dan tidak bergerak di dalam kamar.

PT Rimba Lazuardi merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Hutan Tanaman Industri (HTI).

Pemilik rumah juga dibekuk karena diduga memberikan tempat buat berjudi.

Ketika pemilik modal dan pejabat bermufakat jahat, rakyat dan alam yang menanggung derita.

20 Unit sepeda motor milik warga juga dihancurkan, 11 unit di antaranya dibakar satpam PT Rimba Lazuardi.

Melihat anaknya diperlakukan tak senonoh, ES langsung melaporkan kejadian tersebut ke polisi.

Tiga dari empat pelaku, berhasil menyeberang, sementara itu satu pelaku, tenggelam di tengah danau.

Anggota DPRD Riau dari PDIP ini akan menyunting seorang mahasiswi UIR bernama Sella Vitaloka yang berusia 21 tahun.

Mereka tidak ditahan, tapi diminta membuat perjanjian tidak melakukan hal itu lagi.

Pelaku bahkan harus ditembak polisi saat berupaya kabur ketika dibawa untuk pengembangan kasus.