Trunoyudo belum bisa mengatakan berapa banyak penyidik yang diperiksa atas dugaan maladministrasi. Namun proses sidang etik itu, telah berlangsung pada Selasa (7/2) dan akan disampaikan dalam waktu dekat.

Pengemudi mobil Fortuner berpelat dinas Polri menabrak ojek online di Rawamangun, Jakarta Timur, adalah warga sipil. Kecelakaan terjadi karena pengemudi berinisial YA itu menerobos lampu merah saat melaju dari arah timur menuju ke barat di Jalan Pramuka.

Pergantian pelat nomor Toyota Fortuner diketahui sewaktu petugas Unit Laka Lantas Wilayah Jakarta Timur menghampiri korban tabrakan di Rumah Sakit Persahabatan.

Sidang kode etik terhadap para penyidik tersebut sedang berjalan.

Status kendaraan Fortuner bernopol dinas Polri 3110-00 itu terungkap. Ketika penyidik mencocokan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) mobil yang ternyata bukan kendaraan dinas Polri.

Viral video di media sosial merekam mobil Fortuner hitam berpelat nomor dinas Polri 3110-00 yang dilaporkan turut menabrak pengendara motor, di jalan sekitar wilayah Jakarta Timur.

Kompolnas menduga adanya dugaan keberpihakan kepada penabrak atau AKBP (Purn) Eko Setio BW yang malah terkesan membiarkan Hasya.

Dwi merasa ada kejanggalan di balik kasus kecelakaan yang menewaskan anaknya. Dia merasa kasus ini harus ada yang bertanggung jawab.

Kecelakaan beruntun melibatkan tiga sepeda motor terjadi di jalur tengkorak, Jalan Raya Penataran, Desa Jiwut, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Selasa (7/2). Seorang pengendara motor tewas dalam peristiwa itu.

Kendati itu kitson mengatakan, perihal apakah laporan keluarga Hasya akan ditindaklanjuti atau tidak ia hanya mengembalikan ke pihak penyidik polisi berdasarkan fakta di lapangan.

Pihak keluarga menilai pencabutan status tersangka bentuk keseriusan Polda Metro Jaya mengkaji ulang penetapan Hasya sebagai tersangka.

Polisi akan merehabilitasi nama mahasiswa UI korban kecelakaan pensiunan Polisi.

Namun demikian, kuasa hukum pastikan AKBP Eko menghadiri acara tahlilan Hasya sebagai bentuk kepeduliannya. AKBP Eko juga sempat diminta keluarga Hasya berziarah ke makam mahasiswa asal UI itu sebagai bentuk belasungkawa. Permintaan itu juga dilakukan.

Sejumlah fakta terungkap dari rekonstruksi kecelakaan maut Mahasiswa UI, Muhammad Hasya Atallah Syaputra digelar polisi pada Kamis (2/2). Rekonstruksi ulang digelar polisi setelah kecelakaan melibatkan purnawirawan polisi AKBP Eko Setia Budi Wahono berujung penetapan Hasya sebagai tersangka.

Menurut Kitson, kendaraan kliennya bukan diperuntukkan untuk membawa pasien ke rumah sakit. Tidak ada juga fasilitas kesehatan yang tersedia dalam mobil tersebut.

Trunoyudo menjelaskan jika nantinya hasil dari rekonstruksi ulang ini akan menjadi bahan analisa ulang terkait penetapan tersangka Hasya dan mengulas kembali mekanisme hukum yang berlaku.

Pengemudi yang tidak menolong korban kecelakaan terancam pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak Rp75.000.000.

Dari rekaman CCTV itu terlihat, motor dikendarai Hasya melintas dari arah Depok, Jawa Barat menuju Jakarta. Hasya terlihat berusaha menghindari motor di depannya, namun malah membuatnya terjatuh ke ruas jalan yang berlawanan dan dilindas mobil dikemudikan Eko yang melintas dari arah Jakarta.